Perpajakan Perlu Banyak Perbaikan

Menteri Keuangan Agus Martowardojo menegaskan, proses reformasi birokrasi di Direktorat Jenderal Pajak serta Ditjen Bea dan Cukai masih membutuhkan banyak perbaikan. Sejumlah kasus pelanggaran hukum yang merugikan negara menjadi faktor utama perlunya perbaikan tersebut.

”Program reformasi yang berjalan di Ditjen Pajak serta Ditjen Bea dan Cukai sudah cukup baik. Namun, ruang untuk perbaikan masih banyak,” ujar Agus di Jakarta, Kamis (27/5).

”Saya sudah pernah rapat intensif tentang kasus-kasus (perpajakan), tetapi belum berdiskusi panjang,” tutur Agus saat ditanya perkembangan penanganan kasus-kasus yang menarik perhatian publik, seperti kasus pajak Asian Agri dan kekalahan Ditjen Pajak dalam kasus Kaltim Prima Coal (KPC).

Agus menuturkan, dalam menyelesaikan kasus-kasus perpajakan tersebut, pihaknya membutuhkan dukungan publik dan wajib pajak sendiri. Penyelesaian kasus perpajakan merupakan salah satu syarat mutlak meyakinkan pelaku usaha di Indonesia bahwa perekonomian nasional penuh kepastian. Kondisi ini mendorong pelaku usaha termotivasi menumbuhkan bisnisnya.

”Pengusaha akan semakin maju tanpa lupa membayar pajaknya. Sebab, penerimaan pajak itu penting bagi APBN. Kalau mereka menemukan kasus-kasus, sebaiknya mereka sampaikan. Kami bukan mencari-cari kesalahan, tetapi orang harus taat asas. Sadar membayar pajak. Yang tidak mau membayar pajak dan sudah kami ingatkan, tetapi tetap tidak mau menyelesaikan, akan ditindak,” tuturnya.

Sementara itu, Panitia Kerja Pajak yang diperluas dengan anggota Komisi XI DPR meminta Menkeu menonaktifkan Dirjen Pajak M Tjiptardjo serta dua pejabat eselon dua di Ditjen Pajak, yakni Ramram dan Pontas. Mereka diduga tidak serius menanggapi masalah Sistem Informasi Pajak (PINTAR) yang menghabiskan dana triliunan rupiah.

”Kami juga meminta BPK mengaudit dan melakukan investigasi terhadap kasus yang menimpa PT Permata Hijau Sawit (PHS), PT Wilmar, dan lainnya, yang pernah mengadukan ke Komisi XI DPR,” ujar anggota Komisi XI dari Fraksi Partai Amanat Nasional, Nasrullah, di Jakarta, Jumat. (OIN/MAM)
Sumber: Kompas, 29 Mei 2010

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan