Penertiban Rekening Pejabat; Departemen Keuangan Akan Tanyai Bagir

Departemen Keuangan meminta klarifikasi Ketua Mahkamah Agung Bagir Manan atas rekening khusus untuk kesejahteraan pegawai MA atas nama Bagir Manan. Klarifikasi dilakukan untuk menertibkan rekening-rekening khusus atas nama menteri dan pimpinan lembaga negara yang dipersoalkan Badan Pemeriksa Keuangan.

Demikian Direktur Informasi dan Akuntansi Direktorat Jenderal Perbendaharaan Negara Departemen Keuangan Hekinus Manao kepada Kompas, akhir pekan lalu. Terus terang, kalau mau buka-bukaan, ada misalnya rekening dana kesejahteraan pegawai MA qq Bagir Manan. Itu kan tidak bisa kita ambil saja dan disimpan di Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) tahun 2005. Kita harus tanya dulu itu uang apa? ujar Hekinus.

Menurut Hekinus, Departemen Keuangan kesulitan memasukkan dana dalam rekening-rekening itu ke laporan keuangan pemerintah. Sebab, mau disebut rekening pribadi juga tidak. Misalnya, dana kesejahteraan pegawai MA qq Bagir Manan. Akan tetapi, disebut rekening MA juga susah karena yang bisa menandatangani cek atau gironya cuma Bagir. Saya tidak tahu jumlahnya karena yang bertugas mengklarifikasi tim lain, ujar Hekinus.

Lebih jauh Hekinus menjelaskan, rekening atas nama Bagir Manan itu hanya salah satu saja dari sekitar 600 rekening khusus yang masih atas nama menteri dan pejabat negara. Selain ada yang atas nama Bagir Manan, paling banyak adalah rekening khusus atas nama Menteri Keuangan. Rekening itu antara lain untuk penampung dana asuransi, dan pinjaman luar negeri.

Rekening yang diinventarisasi lebih dari 600 rekening tahun ini. Sampai sekarang ini sudah puluhan ribu juga yang kita tutup. Tahun lalu, jumlahnya masih 900-an rekening. Dulunya, lebih dari 60.000 rekening, katanya.

Sekretaris MA Rum Nessa saat dikonfirmasi via telepon membenarkan adanya surat dari Menteri Keuangan mengenai hal itu. Ada surat dari Menkeu. Kalau mau tahu persis isinya, besok bisa tanya ke Kepala Biro Keuangan MA Dharmawan. Besok saya ke luar kota, katanya. (har/vin)

Sumber: Kompas, 25 Juli 2006

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan