Pemilu Diwarnai 'Serangan Fajar' dan Mobilisasi Massa [06/07/04]
Mobilisasi massa untuk mencoblos pasangan calon presiden/calon wakil presiden tertentu serta serangan fajar terjadi di sejumlah daerah.
Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) mengaku sudah menerima laporan adanya mobilisasi massa di sebuah tempat pemungutan suara (TPS) di Jakarta untuk memilih pasangan calon tertentu. Seorang tokoh di kawasan Kwitang, Jakarta Pusat, teridentifikasi telah memobilisasi sekitar 200 orang dari Bogor untuk memilih di lima TPS di kawasan Kwitang, kata anggota Panwaslu Topo Santoso kemarin.
Selain tokoh tersebut, ada tiga orang asal Bogor yang ditangkap, tambahnya. Mereka ditangkap oleh Polres Jakarta Pusat, kemudian dibawa ke Polda Metro Jaya untuk proses penyidikan.
Ketiga wanita yang namanya tercantum dalam kartu pemilih itu adalah Nurul, 19, Dewi Sutiani, 22, dan Neli Yuningsih, 18. Padahal, usia mereka sebenarnya di bawah rata-rata 17 tahun, dan tanpa memiliki kartu tanda penduduk (KTP), termasuk nama mereka juga dipalsukan. Nurul memiliki nama lengkap Nurul Khotimah, 15, Dewi Sutiani nama sebenarnya Tri Dewi Yulia, 17, dan Neli Yuningsih nama aslinya Yeni Suryani, 16.
Tertangkapnya ketiga wanita itu bermula dari kecurigaan Panwaslu Jakarta Pusat ketika melihat daftar pemilih di enam TPS di kawasan Kwitang, yakni TPS No 6, 8, 9, 10, dan 11. Dalam daftar itu terdapat sekitar 200 nama dari satu alamat. Setelah telusuri, alamat tersebut milik seorang tokoh masyarakat setempat.
Panwaslu Jakarta Pusat kemudian memantau TPS-TPS yang akan digunakan oleh 200 nama tersebut untuk menggunakan hak pilih mereka. Sekitar pukul 07.15 WIB tiga pemilih yang namanya masuk daftar pengawasan itu tiba di TPS No 8. Saat itulah mereka ditangkap.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Mathius Salempang mengatakan tiga wanita diperiksa sebagai tersangka, sedangkan tokoh yang mengerahkan mereka masih sebagai saksi.
Sementara itu, Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) mensinyalir telah terjadi serangan fajar atau pembagian uang di daerah Wonogiri dan Sukoharjo, Jateng.
Namun mengenai isu politik uang tersebut, JPPR mengaku belum memperoleh laporan tertulis dari petugasnya. Belum ada laporan tertulis, karena masih akan dilakukan penyelidikan oleh petugas JPPR di lapangan, kata Koordinator Nasional JPPR, Gunawan Hidayat, kemarin.
Yang pasti, ada laporan mengenai gerakan-gerakan tak lazim oleh birokrasi dan militer di daerah Wonogiri dan Sukoharjo, tambahnya.
Selain di daerah tersebut, ujarnya, serangan fajar juga terjadi di wilayah konflik, seperti Aceh. Namun demikian, belum dapat dipastikan oknum dari mana yang melakukan hal tersebut.
Namun demikian, mantan Presiden AS Jimmy Carter yang memimpin delegasi pemantau pemilu asing mengatakan secara umum pihaknya cukup puas atas pelaksanaan pemilu ini.
Di sela-sela kunjungannya ke beberapa TPS di Jakarta kemarin, Carter juga menambahkan bahwa pelaksanaan pemilu saat ini banyak mengalami kemajuan. (Sur/Ars/Hnr/Yes/Ant/X-7)
Sumber: Media Indonesia, 6 Juli 2004