Pemenang Tender Tanker Ditentukan Hari Ini [09/06/04]

PT Pertamina (Persero) akan menentukan pemenang tender dua kapal tanker raksasa milik perseroan hari ini. Proses penentuan pemenang tender itu sudah memasuki babak terakhir.

Direktur Utama Pertamina Ariffi Nawawi mengatakan, penentuan pemenang masih menunggu tanggapan calon pembeli terhadap materi sales and purchase agreement (SPA) kapal tanker tersebut. Setelah itu para penawar juga akan diberi kesempatan untuk melakukan uji tuntas.

“Dengan melihat sendiri secara fisik diharapkan calon pembeli bisa memberikan penawaran yang lebih tinggi lagi,” kata Ariffi di Jakarta kemarin.

Menurut dia, Pertamina bisa langsung menentukan pemenangnya hari ini, jika para calon bersedia menerima materi dalam kontrak jual beli. Pertamina akan memilih calon pembeli yang paling kuat kondisi keuangannya, karena berharap penjualan ini dapat membantu aliran kas perusahaan. Karena itu, Pertamina menginginkan pembeli langsung membayar tunai agar uang itu bisa digunakan untuk melunasi utang.

Untuk pembelian kapal tanker itu, Pertamina telah menyiapkan sejumlah persyaratan, antara lain pembeli harus membayar uang muka sebesar 20 persen begitu kontrak ditandatangani.

Menurut Direktur Keuangan Pertamina Alfred Rohimone, dengan persyaratan itu otomatis tender diikuti hanya diikuti perusahaan-perusahaan kapal kelas dunia seperti dari Yunani, India, dan Eropa. Saat ini calon pembeli telah mengerucut menjadi tiga perusahaan dari total 42 perusahaan yang telah memasukkan dokumen penawaran, yakni dua dari Eropa dan satu lagi dari Asia.

Pertamina optimistis akan memperoleh keuntungan yang cukup besar dari penjualan ini. Alfred memperkirakan, Pertamina akan memperoleh keuntungan sekitar 30-40 persen dari harga pembelian kapal. Sedangkan Ariffi memperkirakan, perusahaan akan memperoleh keuntungan antara US$ 40-50 juta.

Direksi Pertamina juga bertekad untuk meneruskan penjualan kapal tanker itu, walau DPR sempat mempertanyakan prosedur pengambilan keputusan tersebut. Pertamina tetap meneruskan rencana itu, karena keputusan penjualan kapal tanker berbobot mati yang berbobot mati 260 ribu date weight ton telah disetujui Dewan Komisaris dan Rapat Umum Pemegang Saham dan sudah sesuai dengan Undang-Undang Badan Usaha Milik Negara.

Kedua kapal tanker raksasa itu dibangun Hyundai Heavy Industrie asal Korea Selatan dengan biaya sekitar US$ 65 juta per unit. Pertamina akhirnya memutuskan untuk menjual kapal-kapak tanker tersebut, karena diperkirakan akan mengganggu keuangan perusahaan. dara meutia uning/retno sulistyowati-tnr

Sumber: Koran Tempo, 9 Juni 2004

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan