Pemberantasan Korupsi Dari Keluh-kesah Menjadi Perlawanan
Transformasi Korupsi
Semasa rezim kleptokrasi Orde Baru berkuasa, ketika korupsi bukan lagi pekerjaan sampingan melainkan telah menjadi kegiatan utama pemerintahan, secara nyata patronasi politik dan bisnis telah melahirkan penguasaan sumberdaya alam yang melimpah, fasilitas ekonomi negara, dan kontrak-kontrak pengadaan pemerintah jatuh ke tangan segelintir orang yang berada di sekitar kekuasaan. Rakyat harus membayar mahal untuk mutu pelayanan umum yang buruk.
Korupsi yang tumbuh subur dalam periode itu dimungkinkan adanya sentralisasi kekuasaan politik dan ekonomi yang begitu besar di tangan Presiden Soeharto tanpa adanya akuntabilitas. Para ahli politik umumnya menilai, kekuasaan yang dimiliki Soeharto begitu absolut dan tak terkontrol ketika sistem checks and balances politik macet karena partai politik, pemilihan umum, parlemen, dan lembaga peradilan dikendalikan penguasa. Hampir tidak ada oposisi yang fungsional di masa itu. Sementara kendali sosial tidak cukup punya pengaruh karena kalangan civil society