Pembelotan Dukungan Warnai Kampanye Cawalkot Depok; Calon Bupati Sukabumi Janji Berantas Korupsi
Pemberantasan korupsi dan pengentasan kemiskinan menjadi dua tema utama yang dilontarkan oleh para panelis kepada kandidat Bupati dan Wakil Bupati Sukabumi dalam kampanye dialogis yang diadakan Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) setempat, di Hotel Sarah Salabintana, Minggu (12/6).
Dalam kampanye dialogis hari kedua, Minggu (12/6), yang menampilkan pasangan Sukmawijaya-Marawan Hamami, kandidat bupati dari koalisi empat partai yaitu PKS, PKPB, PKB, dan PAN, para panelis yang terdiri dari sejumlah pakar sejumlah perguruan tinggi seperti Yesmil Anwar S.H., M.Si., Drs. Dede Mariana M.Si., Dr. Ir. Ernan Rustiadi M.Agr., dan Ir. P.A Rangkuti, mempertanyakan komitmen Sukmawijaya dalam melakukan pemberantasan korupsi apabila nanti terpilih sebagai bupati dalam pilkada mendatang.
Saya ingin jawaban yang tegas, bagaimana sikap Anda terhadap pemberian dari pihak lain seperti para pengusaha, baik berupa barang maupun uang. Apakah Anda akan menolak atau menerimanya, ujar Yesmil Anwar, yang juga praktisi hukum dari Universitas Padjadjaran.
Menurut Yesmil, dirinya merasa perlu melontarkan pertanyaan tersebut kepada Sukmawijaya karena figur Marwan yang menjadi calon wakil bupati adalah seorang pengusaha. Di kalangan dunia usaha, memberi atau melakukan lobi dengan cara memberi sesuatu kepada rekanan adalah hal yang biasa.
Mendapat pertanyaan tersebut, Sukmawijaya dengan tegas menyatakan kalau dirinya ditakdirkan memimpin Kab. Sukabumi, ia akan secara tegas menolak segala macam pemberian, apalagi yang berasal dari rekanan pemborong. Terhadap pemberian dari pihak lain, baik berupa barang atau uang, sikap saya jelas akan menolak pemberian tersebut meskipun pemberian tersebut tidak ada embel-embel di belakangnya, papar Sukma.
Sukma juga mengungkapkan, ada dua persoalan mengenai awal terjadinya tindak korupsi. Pertama, korupsi dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan untuk mengatasinya bisa dilakukan dengan melakukan peningkatan pendapatan. Sedangkan yang kedua, korupsi terjadi karena keserakahan, dan untuk mengatasinya bisa dilakukan dengan pendekatan moral dan penegakan hukum.
Menurut Sukmawijaya, saat ini ia dan pasangannya telah memiliki sebuah konsep pembangunan yaitu mewujudkan perubahan Kab. Sukabumi menuju masyarakat yang berakhlak mulia, produktif, dan sejahtera. Dengan konsep tersebut, dalam lima tahun ke depan ia yakin angka kemiskinan di Kab. Sukabumi akan turun menjadi 50 persen dari jumlah saat ini.
Diprotes ormas
Sementara itu, dari pemantauan PR di lokasi kampanye, sejumlah mahasiswa dan ormas masih mempertanyakan pelaksanaan kampanye dialogis yang diprakarsai KPUD Sukabumi. Mereka menilai, pelaksanaan kampanye tersebut jauh dari nlai-nilai demokratis karena tidak melibatkan unsur dan elemen dari masyarakat Sukabumi.
Bahkan saat berlangsung acara, salah seorang pengunjung yang mengenakan seragam salah satu ormas pemuda melakukan interupsi kepada moderator. Ia mempertanyakan kenapa dalam kampanye yang dialogis, pihak di luar panelis sama sekali tidak diberi kesempatan untuk berdialog dengan para kandidat.
Selain itu, mereka juga menilai kampanye dialogis yang dilakukan di Hotel Sarah Salabintana tersebut tidak tepat sasaran karena pengunjung yang hadir dalam ruangan tidak dilibatkan secara langsung dan hanya menjadi pendengar. Akibatnya, para pengunjung banyak yang memilih meninggalkan ruangan.
Katanya acara ini kampanye dialogis, tapi kenyataannya yang berdialog hanya panelis dan kandidat saja. Sedangkan pengunjung lain seperti kami hanya menjadi penonton dan penggembira, ujar pengunjung yang tidak menyebutkan identitasnya tersebut.
Secara terpisah Ketua KPUD Kab. Sukabumi, Elmansyah Edi membenarkan kalau dalam pelaksanaan kampanye dialogis pihaknya hanya memberikan kesempatan kepada panelis untuk berdialog dengan para kandidat. Sedangkan pihak-pihak lainnya diberikan keleluasaan dan bisa berdialog dengan para kandidat, yaitu pada saat pelaksanaan kampanye terbuka yang berlangsung sejak tanggal 15 sampai dengan 22 Juni mendatang.
Berdasarkan hasil rapat pleno KPU, diputuskan kalau dalam pelaksanaan kampanye dialogis hanya para panelis yang melakukan tanya jawab. Sedangkan yang lainnya bisa mencari waktu luang dengan para kandidat selama berlangsungnya masa kampanye, ujar Elmansyah.
Pembelotan dukungan
Dari Depok dilaporkan, pasangan Calon Wali Kota Depok dengan nomor urut 2, Harun Heryana-Farkhan (Harfak) mengawali jadwal kampanye pertamanya di Lapangan Merdeka yang terletak tepat di depan Kantor Kec. Sukamjaya, Minggu (12/6). Sementara itu, pesaingnya pasangan Badrul Kamal-Syihabudin Ahmad (BK-SA) berkampanye di Lapangan Jembatan Serong, Kec. Pancoran Mas.
Pasangan Harfak dalam orasinya menjanjikan akan membuka lapangan kerja dan membuka pelatihan-pelatihan keahlian. Menurut mereka hal tersebut penting dilakukan, karena selama ini lapangan kerja di Depok sulit tersedia. Jika pun ada hanya lapangan kerja kasar, sedangkan lapangan kerja bagi tenaga ahli banyak di isi oleh warga dari luar. Masyarakat Depok saat ini sulit mencari pekerjaan. Karena itu, kita hasus bisa membuka lapangan kerja agar angka pengangguran berkurang, jelas Harun.
Dalam kesempatan tersebut Harun juga mengkritisi rusaknya sejumlah infrastruktur di Kota Depok. Menurutnya, infrastuktur yang dibangun berkualitas rendah kerena dananya banyak digerogoti tikus-tikus projek. Kalau mau jujur jalan yang bagus hanya Jln. Margonda Raya saja. Sedangkan jalan di wilayah lain 80 persen dalam kondisi rusak, ungkapnya.
Sementara itu, di tempat terpisah pasangan BK-SA dalam kampanye kemarin menampilkan sejumlah pelawak ibu kota untuk meraih simpati masyarakat. Pelawak yang hadir di antaranya adalah Bolot dan Eman Empat Sekawan. Kedua pelawak itu menyatakan dukungannya terhadap pasangan BK-SA karena dinilai telah berhasil membangun Depok ke arah yang lebih maju.
Dalam kesempatan itu, pasangan BK-SA lagi-lagi mendapat dukungan dari para kader partai lain yang sebelumnya tidak mengusung mereka. Bardasarkan hasil pantauan lapangan, partai yang mengibarkan bendera di arena kampanye BK-SA adalah Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Bintang Reformasi (PBR), Partai Damai Sejahtera (PDS), Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Bahkan ada juga bendera Partai Keadilan Sejahtera (PKS) juga turut berkibar di arena tersebut. Hal itu menandakan adanya pembelotan dari parpol yang mendukung pasangan calon wali kota (cawalkot) lain ke pasangan BK-SA.
Pembelotan sejumlah parpol itu terlihat pula dari hadirnya sejumlah anggota DPRD Kota Depok dari parpol tersebut. Mereka adalah Mazhab dari PPP dan A. Dahlan dari PAN yang ikut mengampanyekan pasangan Badrul-Syihab dari atas panggung.
Kampanye itu dihadiri pula oleh Ketua Tim Pemenangan BK-SA yang juga ketua DPD Partai Golkar, Naming D. Bothin serta Ketua Tim Sukses BK-SA, Babai Suhaemi.
Dalam pidato kampanyenya, Badrul Kamal menjanjikan kepada masyarakat Depok untuk mendapatkan kesehatan murah jika ia memimpin nanti. Diakui Badrul Kamal, pada kepemimpinannya yang lalu masih banyak kekurangan dan ia berjanji akan memperbaiki kekurangan itu.
Nur Mahmudi-Yuyun
Di hari yang sama, pasangan cawalkot Nurmahmudi Ismail-Yuyun W.S.juga melaksanakan kampanye di Pondok Petir, Kec. Sawangan. Dalam kesempatan itu, hadir penyair yang dijuluki Burung Merak, W.S. Rendra. Di hadapan peserta kampanye, Rendra mengaku bahwa dirinya bukan anggota PKS ataupun partai politik manapun. Keinginannya Kota Depok ke depan mengalami perubahan, karena saat ini banyak lingkungan bobrok, tidak karuan sehingga harus diperbaiki.
Kebersihan moral (pemimpin) itu perlu, karena saat ini sedang gencar-gencarnya pemberantasan korupsi. Saya yakin Nur Mahmudi Ismail dapat memimpin, karena saya tahu track record-nya dan akan saya all out mendukung Nur Mahmudi-Yuyun, tandas Rendra. Dalam kesempatan itu juga dia menegaskan, akan mengerahkan seluruh anggota Bengkel Teater, berikut dokter yang ada di lingkungan teater mendukung Nur Mahmudi-Yuyun WS.
Hal senada dikemukakan Ketua Forum Keluarga Besar Nahdlatul Ulama (FKB-NU) Kota Depok, Imam Kurtubi. Dia mengatakan 40 persen anggota Nahdlatul Ulama (NU) dari 9.000 lebih warga pemilih di Kota Depok akan mendukung pasangan Nur Mahmudi-Yuyun. Warga NU mendukung kedua pasangan itu karena melihat kondisi riil di lapangan kedua calon tersebut layak untuk didukung, kata Imam Kurtubi.(A-106/A-104/D-22)
Sumber: Pikiran Rakyat, 13 Juni 2005