Pembangunan Gedung DPR Bisa Dibatalkan

"Kalau gedung lama masih bisa renovasi, ya, direnovasi."

Ketua Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Tjahjo Kumolo meminta agar pembangunan gedung baru Dewan Perwakilan Rakyat dievaluasi. Sebab, belakangan ini beredar kabar bahwa fasilitas yang ada di gedung tersebut sangat berlebihan. Misalnya ada kamar mandi dan kasur mewah di ruang anggota Dewan, fasilitas spa, sauna, fitness, dan kolam renang.

"Kami minta pimpinan Dewan memanggil anggota Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) dan Kesetjenan DPR untuk mengkaji ulang dan menjelaskan berkembangnya isu fasilitas mewah ini," katanya di gedung DPR kemarin. Kalaupun ada fasilitas spa, ia menduga akan kosong karena anggota Dewan pasti ke tempat yang lain. "Bila perlu, kalau gedung DPR lama masih bisa renovasi, ya, direnovasi saja," ujar Tjahjo.

Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan itu berpendapat rencana pembangunan gedung baru DPR tersebut masih bisa dibatalkan. Hal itu bisa terjadi, kata Tjahjo, "Kalau itu merupakan kesepakatan bersama. Misalnya setelah dilakukan evaluasi dan ternyata ditolak mayoritas anggota DPR."

Sejumlah kalangan mengkritik rencana pembangunan gedung baru DPR, yang bujetnya menyerap dana hingga Rp 1,6 triliun. Apalagi, dalam beberapa hari terakhir, berkembang kabar bahwa gedung tersebut akan dilengkapi dengan sejumlah fasilitas layaknya hotel berbintang lima, seperti tempat fitness, spa, dan kolam renang. Meski kritik terus berdatangan, BURT DPR berkukuh menjalankan proyek bangunan 26 lantai itu. Bahkan, Selasa lalu, tender pembangunan gedung tersebut dibuka.

Menurut Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso, kebutuhan anggota Dewan atas gedung baru sangat besar. Sebab, gedung lama dinilai tak lagi mampu menampung anggota Dewan beserta staf ahli dan lainnya. Meski berharap pembangunan gedung baru DPR jalan terus, Priyo minta agar ada peninjauan ulang perencanaan desain gedung. "Gedung tersebut harus dibangun dengan bercirikan parlemen, yakni sederhana, merakyat, dan tidak perlu bermewah-mewah," katanya.

Berkaitan dengan kabar adanya fasilitas mewah di gedung baru DPR, politikus Golkar itu akan mengeceknya, termasuk ke BURT dan desainer gedung. Menurut dia, pimpinan Dewan tidak pernah diberi tahu soal itu. "Itu hal yang tidak mungkin kami terima. Itu konsep yang liar dan ngawur," kata Ketua DPP Partai Golkar ini, "Kami juga akan tegur tim yang mendesain gedung tersebut. Akan kami usut siapa yang mengutarakan konsep tersebut pertama kali."

Wakil Ketua DPR dari Fraksi Partai Amanat Nasional, Taufik Kurniawan, juga marah mendengar kabar adanya fasilitas mewah di gedung baru DPR. Seperti Priyo, ia menyebutkan bahwa dia selaku pimpinan Dewan tidak diberi tahu soal itu. Taufik meminta agar pihak yang menyebarkan isu tersebut diusut tuntas. "Itu menyesatkan karena sama sekali tidak ada dalam rencana gedung baru tersebut. Pimpinan Dewan pun dibuat kaget oleh hal isu seperti ini," katanya.

Menteri Keuangan Agus Martowardojo menyatakan kementeriannya belum melakukan kajian sehubungan dengan rencana pembangunan gedung baru DPR. Menurut dia, pembangunan gedung tersebut berkaitan dengan Sekretariat Negara. "Nanti saya tanyakan ke Sekretariat Negara," katanya seusai rapat kabinet di kantor Presiden kemarin. MUTIA RESTY | MUNAWWAROH | EKO ARI | DWI WIYANA
 
Sumber: Koran Tempo, 3 September 2010

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan