Pegiat Antikorupsi Ragu akan Komitmen Yudhoyono

Jaksa Agung baru dinilai tak sesuai dengan harapan masyarakat.

Kalangan pegiat antikorupsi menyayangkan langkah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang kemarin memilih Basrief Arief sebagai Jaksa Agung menggantikan Hendarman Supandji. Mereka percaya, figur Jaksa Agung dari kalangan internal kejaksaan tidak akan membawa angin segar bagi perbaikan lembaga tersebut.

“Pemilihan Jaksa Agung dari internal kejaksaan merupakan satu bentuk penghancuran mimpi masyarakat,” kata Sekretaris Jenderal Transparency International Indonesia Teten Masduki saat dihubungi tadi malam.

Mimpi itu, menurut dia, tak lain adalah keinginan masyarakat melihat perubahan dalam kinerja kejaksaan sebagai salah satu institusi penegak hukum.“Sangat terlihat adanya kompromi dari dalam kejaksaan kepada Yudhoyono,” kata Teten,“Hal itu menunjukkan bahwa kejaksaan memang belum mau berubah.”

“Saya tidak tahu apa alasan Yudhoyono memilih Basrief,” kata Direktur Pusat Kajian Antikorupsi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Zainal Arifin Mochtar, saat dihubungi terpisah. Padahal, menurut dia, ada banyak tokoh lain yang bisa ditunjuk sebagai Jaksa Agung. “Ada masalah dari cara berpikirnya SBY, kenapa milih dia,” kata Zainal, “Tuntutan dari publik kan jelas (dari lingkup eksternal), tapi ternyata yang dipilih dari internal kejaksaan.”

Pemilihan Basrief membuat Koordinator Indonesia Corruption Watch Febri Diansyah ragu terhadap keseriusan dan komitmen Yudhoyono memberantas korupsi. Pemilihan itu dinilai kurang cermat karena Basrief diragukan bakal bisa membereskan tumpukan masalah yang ada di kejaksaan. Ia pun menantang Basrief menyuguhkan pencapaian positif segera setelah resmi menjabat Jaksa Agung.“Kita beri waktu sebulan. Kita lihat seperti apa kerjanya,”kata Febri.

Pendapat berbeda diungkapkan Wakil Ketua Komisi Hukum Dewan Perwakilan Rakyat Azis Syamsuddin. Politikus Golkar ini mengaku optimistis Basrief bisa membawa kejaksaan menjadi lebih baik. “Basrief figur yang bisa diharapkan karena dia kan orang dalam yang sudah kenal kejaksaan,” katanya, “Kami yakin dia bisa melaksanakan amanah ini.”

Saat dimintai konfirmasi, Basrief tak risau atas keraguan yang muncul dari berbagai kalangan terhadap kemampuan dirinya sebagai Jaksa Agung. Namun ia berjanji akan mengajak koleganya di kejaksaan bersamasama melakukan perubahan dan pembaruan.“Saat inilah kita harus melakukan perubahan,” katanya.

Sementara itu, berkaitan dengan terpilihnya Busyro Muqoddas sebagai Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi menggantikan Antasari Azhar oleh Dewan Perwakilan Rakyat, Teten dan Febri mengaku masih memiliki harapan kepada mantan Ketua Komisi Yudisial itu. Keduanya menyebut pemilihan Busyro sebagai langkah aman bagi Dewan.

“DPR memilih Busyro karena mereka enggak bisa menduga-duga apa yang akan dilakukan Bambang Widjojanto, kandidat lainnya, jika terpilih,”kata Febri.

Teten mengingatkan agar anggota Dewan tidak terlalu bergembira dengan pilihan mereka itu. Sebab, bisa saja pilihan aman tersebut nanti justru akan membuat mereka kecewa.Busyro bukan orang yang mudah didikte, dan saya yakin dia memiliki visi untuk KPK ke depan,katanya. ISMA SAVITRI | GUSTIDHA BUDIARTI | SUKMA LOPPIES | DWI WIYANA
 
Sumber: Koran Tempo, 26 November 2010

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan