Paspor Gayus Pakai Data Orang Lain

"Pembuatan paspor kilat cukup bayar Rp 2 juta."

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Patrialis Akbar menyatakan paspor atas nama Sony Laksono, yang diduga adalah Gayus H. Tambunan, semula akan dibuat atas nama seorang anak, Margaretha. Namun pembuatan paspor tersebut tak dilanjutkan, sedangkan nomornya sudah ada lantaran formulirnya sudah terisi.

"Tiba-tiba paspor itu dilanjutkan dan keluar atas nama Sony Laksono," kata Patrialis sebelum rapat terbatas dengan Presiden di Istana Negara kemarin. "Paspor itu paspor asli yang dimodifikasi menjadi nama Sony Laksono dengan foto Gayus. Fotonya mirip dengan yang ketemu di Bali," ia menambahkan.

Gayus alias Sony diketahui terbang ke Makau pada 24 September tahun lalu dan kembali ke Tanah Air dua hari kemudian. Lalu, ia ke Kuala Lumpur pada 30 September. Sebelum pelesiran ini terungkap, mantan pegawai Direktorat Pajak itu kepergok menonton pertandingan tenis di Bali pada awal November 2010. Padahal, saat itu, terdakwa mafia hukum ini mestinya berada di tahanan.

Menurut Patrialis, paspor atas nama Sony Laksono itu, yang semula untuk Margaretha, dibuat di kantor Imigrasi Jakarta Timur. Becermin dari kasus ini, ia curiga ada jaringan pembuat paspor palsu di Imigrasi. "Modus operandi ini sedang kami selidiki," katanya. Ia berjanji akan memberikan sanksi berat jika anak buahnya terlibat dalam penerbitan paspor buat Sony alias Gayus ini.

Mudahnya membuat paspor lewat calo di Imigrasi sudah menjadi rahasia umum. Bahkan kini selebaran jasa layanan paspor kilat sehari jadi banyak ditemukan. "Kilat 1 hari atau uang kembali," begitu janji yang ditawarkan.

Saat Tempo menghubungi salah satu calo paspor via telepon, seorang laki-laki di seberang mengaku hanya melayani pembuatan paspor secara kilat."Kalau yang biasa, saya enggak maen," katanya.

Sang calo memasang tarif Rp 2 juta untuk paspor sehari jadi, dan Rp 1 juta untuk paspor yang jadi keesokan harinya. Harga ini jauh dari tarif resmi, yakni Rp 255 ribu untuk paspor 48 halaman, dan Rp 105 ribu untuk paspor 24 halaman. "Nanti datang cuma buat foto, sidik jari, dan wawancara formalitas," ujarnya, "Hanya butuh waktu kurang dari 30 menit untuk foto, sidik jari, dan wawancara."

Singkatnya waktu pembuatan paspor itu karena si calo bekerja sama dengan orang dalam Imigrasi. Hal ini dibenarkan oleh sumber Tempo di keimigrasian. "Ya, pastilah dia pakai orang dalam. Kalau tidak, enggak mungkin bisa satu hari jadi," ujarnya.

Menanggapi dugaan Sony alias Gayus pergi ke Makau dan Kuala Lumpur, Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri Boy Rafly Amar menyatakan polisi belum bisa memastikan. "Lebih jelasnya mungkin pihak Imigrasi yang tahu," katanya.

Untuk mengusut kasus ini, polisi akan memasukkan Devina, penulis surat pembaca di sebuah harian Ibu Kota, yang menyaksikan orang mirip Gayus ke luar negeri, sebagai saksi. "Penyidik sudah mencari manifes penerbangan, imigrasi, closed circuit television (CCTV) bandara," kata Boy.

Hary Cahyono, Corporate Secretary PT Angkasa Pura II, pengelola Bandara Soekarno-Hatta, memastikan bahwa Gayus atau Sony pasti akan terekam kamera CCTV jika memang pelesir ke luar negeri. "Akan kita buka kalau memang ada permintaan untuk penyelidikan," katanya. MUNAWWAROH | BUNGA MANGGIASIH | ANTON SEPTIAN | FEBRIYAN | AYU CIPTA | DWI WIYANA
 
Sumber: Koran Tempo, 5 Januari 2011

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan