Panitia Renovasi Masjid Agung Tunjuk Kontraktor; Biaya Konservasi Rp 3 Miliar

Pemkot Surakarta akan langsung menunjuk kontraktor yang mengerjakan renovasi Masjid Agung, tanpa melalui mekanisme lelang tender.

Pasalnya, ada perlakuan khusus terhadap renovasi bangunan yang sifatnya konservasi atau penyelamatan benda cagar budaya.

Yang kami lakukan terhadap Masjid Agung adalah upaya konservasi dan bukan sembarang rehab atau pengembangan. Untuk proyek semacam itu, ada pengecualian sehingga tidak perlu dilakukan lelang, melainkan langsung penunjukan, ujar Koordinator Panitia Peduli Masjid Agung, Drs H Said Romadlon kepada wartawan, kemarin.

Dia menjelaskan, dalam upaya konservasi benda cagar, kontraktor yang bakal diserahi proyek tidak harus sesuai ketentuan yakni melalui lelang tender lantaran ada kebijakan tersendiri untuk itu. Hal itu bisa langsung dengan penunjukan dan itu tetap dinyatakan sah.

Sekarang ini, lanjut dia, proses administrasi rehab masjid itu sudah selesai. Panitia Peduli Masjid Agung, Pemkot serta Keraton sudah memiliki kesamaan visi dengan Balai Perlindungan dan Pelestarian Purbakala (BP3) tentang bagian-bagian mana yang perlu direhab.

Studi kelayakan yang dilakukan Fakultas Teknik UNS, juga sudah rampung dan tinggal menunggu pekerjaan fisik dimulai. Menurut Plh Kepala Dinas Kesejahteraan Rakyat dan Pemberdayaan Perempuan (DKRPP), rehab masjid akan memakan waktu selama enam bulan.

Ditambahkan, biaya konservasi tersebut berasal dari APBD senilai Rp 3 miliar dan diperkirakan mulai cair triwulan kedua atau Juni-Juli mendatang. Dana sejumlah itu, diperkirakan hanya bisa menyentuh bagian tengah bangunan peninggalan PB X itu.

Bagian lain, lanjutnya, akan diupayakan terus penggalian dana untuk membiayai dari berbagai sumber, di antaranya dari masyarakat yang peduli ataupun wong Solo yang sukses di kota-kota besar. Tak menutup kemungkinan, dari Pemerintah Pusat maupun Provinsi.

Jalan Terus

Disinggung mengenai APBD Kota Surakarta mengalami defisit senilai Rp 25,78 miliar, Said menegaskan, proyek konservasi tersebut diharapkan tetap jalan terus.

Apa pun kondisinya, proyek itu tetap jalan terus. Upaya konservasi itu memang memerlukan konsistensi dari semua pihak. Meski situasinya sulit, kami sepakat untuk meneruskan tugas itu. Kecuali kalau nanti Wali Kota berkata lain, imbuh dia.

Di tempat terpisah, manajer proyek Ir Suwadi menjelaskan, sesuai perencanaan biaya dan prioritas pembangunannya, pekerjaan akan difokuskan untuk merampungkan bangunan inti masjid. Namun, dana yang tersedia kurang lebih Rp 3 miliar itu, diharapkan bisa membiayai pekerjaan renovasi bangunan inti secara total.

Menurut Sekretaris Panitia Peduli Masjid Drs Trio Handoko MM, tahap persiapan renovasi sekarang ini sudah sampai pada tahap II yaitu pengajuan permohonan pencairan dana. Ini dilakukan setelah final report hasil penelitian yang dilakukan tim dari UNS selesai, dibahas dan diputuskan penentuan prioritas pembangunannya.

Sekarang sedang menunggu pencairan dananya. Kami berharap akhir Juni atau awal Juli ini, dana bisa cair dan pekerjaan segera dimulai. Karena yang tersedia Rp 3 miliar dikurangi perencanaan, pengawasan dan lain-lain, tentu akan dipilih yang sesuai skala prioritas. Arahnya, bangunan inti dulu, jelas KP Edy Wirabhumi, Koordinator Tim Teknis Panitia Renovasi Masjid Agung, membenarkan ungkapan Ir Suwadi dan Drs Trio.(G18,won-14)

Sumber: Suara Merdeka, 26 Mei 2004

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan