Oentarto Sebut Hari Sabarno Pembohong

Mantan Dirjen Otonomi Daerah Oentarto Sindung Mawardi kemarin memberikan pengakuan mengejutkan terkait dugaan korupsi pengadaan mobil pemadam kebakaran (damkar). Oentarto menuding mantan Mendagri Hari Sabarno berbohong.

Oentarto menilai bahwa sebelum menjabat menteri, Hari Sabarno telah mengenal Hengky Samuel Daud, direktur PT Istaka Sarana Raya, rekanan pengadaan damkar sejak lama. "Pak Hari mengenal Hengky sejak di Mabes TNI. Kalau kenalnya sejak jadi menteri, berarti dia bohong," jelasnya.

Oentarto menambahkan, Hengky selalu datang ke Kantor Departemen Dalam Negeri menggunakan mobil berpelat TNI. Bahkan, kata dia, setelah tidak lagi menjabat menteri, Hari masih menjalin komunikasi dengan Hengky.

Soal itu, Oentarto juga mengatakan bersedia dikonfrontasi dengan Hari. "Saya bukan hanya siap, tapi senang apabila dikonfrontasi dengan Pak Hari," terangnya.

Sejauh ini Oentarto bersikukuh bahwa Hari yang saat itu menjadi Mendagri mengetahui radiogram yang menjadi dasar hukum pengadaan alat berat dan mobil pemadam kebakaran tersebut.

Sebelumnya (8/11), KPK memeriksa Mandagri Hari Sabarno. Pemeriksaan itu terkait keluarnya radiogram yang diteken Dirjen Otonomi Daerah (kala itu) Oentarto Sindung Mawardi. Surat yang disebarkan atas nama menteri itu isinya meminta daerah-daerah mengadakan mobil pemadam kebakaran berspesifikasi V80 ASM dan dananya diambilkan dari APBD.

Kasus pengadaan mobil pemadam kebakaran itu juga sudah memakan banyak korban. Sehari sebelumnya, KPK menjebloskan mantan Gubernur Jawa Barat Danny Setiawan ke tahanan. KPK menilai pengadaan mobil itu merugikan negara Rp 56 miliar. (git/nw)

Sumber: Jawa Pos, 12 November 2008

--------------------

Oentarto Bantah Hari Sabarno

Hengky Sempat Keluarkan Senjata Api dan Kartu Anggota Intelijen

Mantan Direktur Jenderal Otonomi Daerah Departemen Dalam Negeri Oentarto Sindung Mawardi menuding mantan Menteri Dalam Negeri Hari Sabarno menyampaikan pernyataan bohong terkait dengan dugaan korupsi pengadaan mobil pemadam kebakaran di daerah pada tahun 2002-2004.

Kebohongan itu antara lain tentang hubungan Hari dengan Direktur Utama PT Istana Sarana Raya, Hengky Samuel Daud, yang sekarang menjadi buron dalam kasus pengadaan mobil pemadam kebakaran untuk sejumlah daerah di Indonesia ini.

Demikian disampaikan Oentarto, Selasa (11/11), seusai diperiksa di gedung KPK, Jakarta. Oentarto telah ditetapkan sebagai salah satu tersangka dalam kasus ini karena pada Desember 2002 menerbitkan Radiogram Mendagri Nomor 22 Tahun 2002 tentang pengadaan mobil pemadam kebakaran.

Menurut dia, radiogram itu dibuat atas perintah Hengky yang saat itu diketahuinya sebagai staf khusus Hari Sabarno.

Intelijen

Oentarto juga mengaku, saat meminta pembuatan radiogram, Hengky sempat mengeluarkan dua senjata api dan kartu identitas sebagai anggota intelijen.

Spesifikasi mobil pemadam kebakaran yang disebut di dalam radiogram itu ternyata hanya dimiliki PT Istana Sarana Raya. Akibatnya, sejumlah kepala daerah lalu memesan mobil kepada perusahaan itu. Dalam kasus ini, sejumlah kepala daerah telah diproses hukum. Mereka antara lain mantan Gubernur Jawa Barat Danny Setiawan, mantan Gubernur Riau Saleh Djasit, mantan Wali Kota Makassar Baso Amirrudin Maula, dan mantan Wali Kota Medan Abdillah.

Setelah jadi menteri

Seusai diperiksa sebagai saksi untuk tersangka Oentarto pada Jumat pekan lalu, Hari Sabarno mengaku mengenal Hengky setahun setelah dia menjadi Menteri Dalam Negeri.

Setelah tidak lagi menjadi menteri, dia mengaku tidak lagi berhubungan dengan Hengky yang diketahuinya sering menggunakan mobil berpelat nomor Markas Besar (Mabes) TNI ini.

Oentarto membenarkan, mobil Land Cruiser yang sering dikendarai Hengky berpelat nomor Mabes TNI. Namun, dia meragukan jika Hari Sabarno baru mengenal Hengky setelah menjadi menteri.

”Saya mengenal Hengky dari dia (Hari Sabarno). Saya juga pernah bertanya tentang Hengky dan dijawab (oleh Hari Sabarno), sudah mengenalnya sejak di Mabes TNI,” ujarnya.

Oentarto juga mengatakan pernah bertemu dengan Hengky dan istrinya di rumah Hari Sabarno di kawasan Cibubur.

Saat pertemuan itu terjadi, Hari Sabarno, yang terakhir berpangkat letnan jenderal TNI, sudah tidak lagi menjadi menteri.

Sedangkan Hengky tidak lagi diketahui keberadaannya sesaat setelah KPK menggeledah rumahnya pada Mei 2007.

Dia juga mengaku akan sangat bergembira jika dapat dikonfrontasi dengan Hari. ”Tetapi itu terserah KPK,” ujarnya. (NWO)

Sumber: Kompas, 12 November 2008

 

 

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan