Notulensi wawancara calon pimpinan KPK: Iswan Elmi, M.Sc
Hasil Transkrip Wawancara Seleksi Pimpinan KPK | Nama: Iswan Elmi, M.Sc | Jabatan Terakhir: Direktur Penyidikan KPK | Waktu: 14.00-15.00 | Hari, Tanggal: Selasa, 4 September 2007 | Pimpinan Sidang: Drs. Taufiq Efendi, MBA
Drs. Taufiq Efendi, MBA (Ketua Panitia Seleksi Pimpinan KPK)
Kadang-kadang kita dihadapkan pada suatu situasi antara menjadi populis dan hokum serta keadilan di lain pihak. Andaikata di dalam proses yang sedang berjalan, anda menemukan bahwa yang bersangkutan tidak terbukti, padahal kita tau kita tidak mengenal SP3, apa langkah yang anda lakukan?
Iswan Elmi, M.Sc (Calon Pimpinan KPK)
Dalam menangani suatu kasus harus sesuai dengan asas Kepatuhan Hukum, terbuka, proporsional. Jadi selama proses itu sudah kita jalankan scr profesional sesuai UU yang berlaku kita harus menyatakan yang sebenar-benarnya kepada publik, meskipun itu beresiko terhadap saya.
Drs. Taufiq Efendi, MBA (Ketua Panitia Seleksi Pimpinan KPK)
Menurut anda KPK itu seperti Robocop, Superpolisi atau SuperJaksa?
Iswan Elmi, M.Sc (Calon Pimpinan KPK)
Sebagaimana latar belakang terbentuknya, bahwa KPK dibentuk karena oleh instansi yang seharusnya memberantas korupsi belum optimal. Tapi jangan sampai dalam menjalankan kewenangannya terjadi abuse of power. Sesuai UU KPK tentu kita harus menjalankan KPK secara proporsional, artinya kalau terjadi penyimpangan dari landasan hukum yang berlaku tentu pihak yang dirugikan bisa mengajukan rehabilitasi dan kompensasi. Jadi apapun yang dilkukan kita harus berpatokan pada Kepastian hukum berdasarkan rasa keadilan dan kepatutan.
Drs. Taufiq Efendi, MBA (Ketua Panitia Seleksi Pimpinan KPK)
Selama ini KPK menjadi kotak pos, dan secara logis KPK tidak mungkin menangani semua itu, kedepan apakah KPK akan tetap seperti ini?
Iswan Elmi, M.Sc (Calon Pimpinan KPK)
Kita harus memprioritaskan hal-hal yang strategis, kasus2 yang masuk belum tentu mengindikasikan tindak pidana korupsi.
Drs. Taufiq Efendi, MBA (Ketua Panitia Seleksi Pimpinan KPK)
Maksud saya agar KPK lebih fokus, apa langkah-langkah yang saudara ambil?
Iswan Elmi, M.Sc (Calon Pimpinan KPK)
Tentu kita harus melakukan mapping, yaitu melihat apa ekspektasi masyarakat, lalu kita harus berpikir apa yang bermanfaat untuk mengatasi masalah korupsi. Di situ kita harus memilih mana kasus-kasus yang langsung berhadapan dengan masyarakat secara cepat, dan disamping itu kita juga harus dapat mengembalikan kerugian keuangan negara dan mengembalikan kekayaan negara yang dikorup.
Drs. Taufiq Efendi, MBA (Ketua Panitia Seleksi Pimpinan KPK)
Ada sebutan bahwa KPK itu tebang pilih dan KPK berburu di kebun binatang, kira-kira mengapa masyarakat mengatakan dua hal tesebut?
Iswan Elmi, M.Sc (Calon Pimpinan KPK)
Seandainya saya masyarakat, wajar-wajar saja perspektif itu muncul, karena mereka melihat dari kulitnya saja, sementara penegak hukum mendasarkan pada bukti-bukti yang kuat yang belum tentu terbukti.
Drs. Taufiq Efendi, MBA (Ketua Panitia Seleksi Pimpinan KPK)
Seharusnya bagaimana?
Iswan Elmi, M.Sc (Calon Pimpinan KPK)
Kalo saya sebagai anggota masyarakat mempercayakan kepada penegak hukum kalau sudah diyakini dan tidak ada lagi hal-hal yang negatif, apapun hasilnya bisa saya terima sebagai masyarakat.
Ir. Gunawan Hadisusilo, MM (Anggota Panitia Seleksi Pimpinan KPK)
Sebelumnya pernah di BPKP, dan sekarang di KPK. Mengapa pindah?
Iswan Elmi, M.Sc (Calon Pimpinan KPK)
Saya aktif di KPK sejak tahun 2004, yaitu di awal pada waktu KPK meminta bantuan tenaga di BPKP, saya termasuk dari 16 orang yang ditugaskan oleh BPKP ke KPK.
Ir. Gunawan Hadisusilo, MM (Anggota Panitia Seleksi Pimpinan KPK)
Dan anda men direktur penyelidikan?
Iswan Elmi, M.Sc (Calon Pimpinan KPK)
Ya setelah proses rekrutmen. Saya berada di bawah deputi penindakan
Ir. Gunawan Hadisusilo, MM (Anggota Panitia Seleksi Pimpinan KPK)
Anda bertanggung jawab kepada siapa?
Iswan Elmi, M.Sc (Calon Pimpinan KPK)
Bertanggungjawab kepada deputi, tapi karena deputi penindakan belum ada jadi bertanggungjawab kepada pimpinan
Ir. Gunawan Hadisusilo, MM (Anggota Panitia Seleksi Pimpinan KPK)
Apa presure dan godaan-godaan yang pernah anda alami?
Iswan Elmi, M.Sc (Calon Pimpinan KPK)
Pressure yang utama tentu dialami. Godaan-godaan yang dirasakan, ialah nama digunakan oleh orang lain untuk meminta2.
Ir. Gunawan Hadisusilo, MM (Anggota Panitia Seleksi Pimpinan KPK)
Anda pribadi yang introvert, bagaimana nanti dalam prakteknya?
Iswan Elmi, M.Sc (Calon Pimpinan KPK)
Keyakinan saya, introvert bukan berarti tidak dpat berkomunikasi. Saya yakin saya dapat berkomunikasi untuk itu.
Ir. Gunawan Hadisusilo, MM (Anggota Panitia Seleksi Pimpinan KPK)
Kritik2 apa yang ditujukan kepada KPK selama ini, langkah-langkah yang signifikan apa yang anda lakukan?
Iswan Elmi, M.Sc (Calon Pimpinan KPK)
Kritikan yang utama terutama mengenai tebang pilih dan hanya menangani kasus-kasus yang kecil. Kritikan ini tentu harus dijawab bahwa bukan hanya kasus2 yang kecil tapi kasus2 yang signifikan hasilnya. Dalam menjalankan kewenangan ini, kita harus sesuai dengan ketentuan yang ada dalam UU KPK. Disisi ini tentu jawabannya ialah kita harus bisa memetakan kasus-kasus yang dapat memberikan kontribusi bagi pemberantasan kasus korupsi di ranah yang signifikan. Oleh karena itu kita memerlukan teknologi yang tinggi. Kendala yang ada selama ini, korupsi dilakukan bekerjasama dengan beberapa pelaku dan ini harus ditindaklanjuti dengan teknologi yang lebih baik.
Dr. Daniel Sparringa (Anggota Panitia Seleksi Pimpinan KPK)
Sebagai direktur penyelidikan, apa bapak menyukai pekerjaan itu?
Iswan Elmi, M.Sc (Calon Pimpinan KPK)
Seingat saya itu pekerjaan yang saya sukai, dan saya menikmati
Dr. Daniel Sparringa (Anggota Panitia Seleksi Pimpinan KPK)
Anda puas?
Iswan Elmi, M.Sc (Calon Pimpinan KPK)
Belum puas
Dr. Daniel Sparringa (Anggota Panitia Seleksi Pimpinan KPK)
Kalau semua pimpinan yan glama mendaftar kembali, apa bapak juga akanikut mendaftar?
Iswan Elmi, M.Sc (Calon Pimpinan KPK)
Tidak karena saya masih perlu belajar.
Dr. Daniel Sparringa (Anggota Panitia Seleksi Pimpinan KPK)
KPK yang mendatang gayanya melanjutkan yang lama, sedikit penyesuaian, atau perubahan yang sangat mendasar?
Iswan Elmi, M.Sc (Calon Pimpinan KPK)
Perubahan yang sangat mendasar yaitu dengan strategi dan akselerasi
Dr. Daniel Sparringa (Anggota Panitia Seleksi Pimpinan KPK)
Apa yang perlu dirubah?
Iswan Elmi, M.Sc (Calon Pimpinan KPK)
Kalau disetujui oleh pimpinan secara kolektif ini, yang harus dirubah ialah prioritasnya. Seharusnya pencegahan dan penindakan harus dilakukan beriringan tidak terpisah.
Dr. Daniel Sparringa (Anggota Panitia Seleksi Pimpinan KPK)
Bapak menjadi bagian dari KPK, menurut Bapak 5 yang terpilih nanti, sebaiknya memperhatikan latar belakang, ataukah 5 yang terpilih nanti cukup dengan integritas?
Iswan Elmi, M.Sc (Calon Pimpinan KPK)
Perlu perhatikan latar belakang, integritas saja tidak cukup, perlu kapabilitas.
Dr. Daniel Sparringa (Anggota Panitia Seleksi Pimpinan KPK)
Idealnya?
Iswan Elmi, M.Sc (Calon Pimpinan KPK)
Yang paham tentang hukum, yang mengerti tentang kontrol. Disamping berlatar belakang penegak hukum, orang yang paham tentang pengendalian tentu yang mengerti manajemen.
Muhammad Fajrul Falaakh, SH, MA, MSc (Anggota Panitia Seleksi Pimpinan KPK)
Dengan latar belakang yang bukan hukum, anda terpilih menjadi direktur penyelidikan?
Iswan Elmi, M.Sc (Calon Pimpinan KPK)
Pendidikan formal memang saya tidak punya di bidang hukum, dengan sertifikat, salah satu sesi yang harus dihadapi ialah sesi hukum. Saya belajar hukum dari atasan dan otodidak.
Muhammad Fajrul Falaakh, SH, MA, MSc (Anggota Panitia Seleksi Pimpinan KPK)
Sebagai direktur penyelidikan belum puas, dan didalam refleksi anda dikatakan menyukai tantangan. Kalau anda diminta menilai diri sendiri, berapa persen yang perlu ditambahkan?
Iswan Elmi, M.Sc (Calon Pimpinan KPK)
Dari sisi effort mungkin sekitar 20 persen, dari sisi strategi 50-60 persen
Muhammad Fajrul Falaakh, SH, MA, MSc (Anggota Panitia Seleksi Pimpinan KPK)
Apakah cukup adil dirasakan khususnya oleh direktur penyelidikan dan KPK secara umum, pandangan masyarakat yang mengatakan diantara sekian banyak kasus yang masuk, salah satu penyortirnya itu di bidang penyelidikan?
Iswan Elmi, M.Sc (Calon Pimpinan KPK)
Image itu tentu bagian dari resiko yang dapat diterima dengan ikhlas, masalah apa yang sebetulnya terjadi bukan pada sekedar untuk menjustifikasi belum ditindaknya pengaduan itu, tentu kita juga harus meningkatkan kapasitas orang-orang yang penerima pengaduan. Di KPK pintu pertamanya bukan penyelidikan tapi pengaduan masyarakat. Kritik itu harus diterima dengan ikhlas apa adanya disamping kita harus meningkatkan kapasitas orang-orang yang menangani pengaduan masyarakat, disamping kita juga harus mendidik publik supaya mereka menjadi lebih paham apa yang dinamakan Tipikor.
Dr. Daniel Sparringa (Anggota Panitia Seleksi Pimpinan KPK)
Sekurang-kurangnya ada 2 pandangan besar di masyarakat. Satu menganggap KPK ini kurang kencang kerjaannya, terlalu berhati-hati, kurang radikal. Sementara yang lain mengatakan kok kebablasan begini. Dan dalam perjalanannya KPK memposisikan sebagai super body. Pendirian pak Iswan terhadap pandangan tersebut?
Iswan Elmi, M.Sc (Calon Pimpinan KPK)
Kita harus teguh pada peraturan, sepanjang apa yang dilakukan/apa yang diprioritaskan itu disepakati oleh pimpinan KPK harus terus maju, apapun resikonya.
Dr. Daniel Sparringa (Anggota Panitia Seleksi Pimpinan KPK)
Andaikan anda membuat pendirian apa yang anda lakukan. Tadi anda sebutkan harus sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Apa itu sedang menyindir bahwa KPK yang sekarang kiprahnya tidak berdasarkan peraturan?
Iswan Elmi, M.Sc (Calon Pimpinan KPK)
Saya tidak bermaksud seperti itu karena bagian yang menjadi tanggungjawab saya tidak seluas yang dimiliki oleh pimpinan. Dimanapun pos saya berada pada posisi meneruskan apa yang sudah dijalankan.
Mas Achmad Santosa, SH, LLM (Anggota {Panitia Seleksi Pimpinan KPK)
Saya hitung ada 55 perkara tipikor yang sudah diputus oleh pengadilan, semua tidak ada yang diputus bebas. Pertanyaan saya, apakah kasus2 yang anda anggap relatif berhasil merupakan kasus yang sudah tepat ditangani oleh KPK dalam konteks masyarakat sudah luntur kepercayaannya kepada pemberantasan korupsi?
Iswan Elmi, M.Sc (Calon Pimpinan KPK)
Menurut saya iya, bahwa kasus-kasus itu pantas untuk ditangani. Persoalan apakah ada kasus lain yan gdapat lebih memenuhi keinginan masyarkat saya katakan iya. Artinya belum semua kasus yang dapat memenuhi ekspektasi masyrakat.
Mas Achmad Santosa, SH, LLM (Anggota {Panitia Seleksi Pimpinan KPK)
Untuk lebih memprioritaskan kasus-kasus yang big fish, apa stategi ke depan apabila anda menjadi pimpinan KPK?
Iswan Elmi, M.Sc (Calon Pimpinan KPK)
Kita harus lebih memfokuskan kepada kasus2 yang menjadi ekspektasi masyarakat, yang dianggap besar dari sisi jumlah kerugian negara, sisi pelaku dan sisi dampaknya.
Mas Achmad Santosa, SH, LLM (Anggota {Panitia Seleksi Pimpinan KPK)
Tapi kenapa selama ini tidak terjadi?
Iswan Elmi, M.Sc (Calon Pimpinan KPK)
Selama ini juga sudah dimulai, tapi kalau itu kita ekspos maka akan berantakan. Sepanjang pengetahuan saya, begitu sudah diekspose akan berlarut2. Tapi kasus2 yang tidak terekspos di awal KPKPN tidak sampai 1 bulan bisa kita naikkan ke tingkat penyidikan.
Mas Achmad Santosa, SH, LLM (Anggota {Panitia Seleksi Pimpinan KPK)
KPK mempunya code of conduct, baik bagi pimpinan dan pegawainya yangs angat ketat. Apakah bapak pernah dikenakan proses kode perilaku?
Iswan Elmi, M.Sc (Calon Pimpinan KPK)
Sampai detik ini belum pak.
Mas Achmad Santosa, SH, LLM (Anggota {Panitia Seleksi Pimpinan KPK)
Yang bisa bikin saudara puas sebagai pimpinan KPK apa?
Iswan Elmi, M.Sc (Calon Pimpinan KPK)
Tingkat korupsi Indonesia akan jauh lebih baik. IPK kita minimal 3,5.
Mas Achmad Santosa, SH, LLM (Anggota {Panitia Seleksi Pimpinan KPK)
Strateginya seperti apa?
Iswan Elmi, M.Sc (Calon Pimpinan KPK)
Kita memilih kasus2yang berkaitan langsung dengan responden yan gmenjadi masukan dari penilai. Setau saya kasus2 yang berkaitan dengan investasi asing, yaitu bea cukai, perijinan.
Mas Achmad Santosa, SH, LLM (Anggota {Panitia Seleksi Pimpinan KPK)
Kelemahan dalam pemberantasan korupsi apakah dalam segi instrumental, situsional, atau SDM?
Iswan Elmi, M.Sc (Calon Pimpinan KPK)
Dari segi instrumen punya kontribusi dalam hal ini. Perangkat hukum saya rasa sudah cukup. Dari sisi kewenangan2 di UU KPK mungkin iya perlu ditambah, misalnya untuk melakukan penyelidikan kita butuh kewenangan yang jelas, misalnya boleh meminta laporan perpajakan, rekening bank, karena kita tidak boleh menghentikan penyelidikan. Tetapi kewenangan itu diberikan di tingkat penyidikan di tingkat penyelidikan belum ada kewenangan itu. Padahal untuk menaikkan ke tingkat penyidikan, harus memiliki bukti yang kuat. Dari sisi SDM, tentu ini membutuhkan waktu untuk membangun SDM yang berkualitas. Dalam 3tahun apa yang dilakukan KPK untuk membangun kapasitas buildingnya sudah menggembirakan. Dari sisi strategi, selama ini tentu kita tidak bisa menunggu sampai semuanya bisa membuktikan pada masyarakat bahwa kita mampu. Mempertajam prioritas adalah hal yangperlu dilakukan.
Mas Achmad Santosa, SH, LLM (Anggota {Panitia Seleksi Pimpinan KPK)
Langkah-langkah apa yang paling pas, agar KPK ke depan meninggalkan jejak terutama dari sisi pencegahan?
Iswan Elmi, M.Sc (Calon Pimpinan KPK)
Upaya2 pencegahan yang pro aktif.
Mas Achmad Santosa, SH, LLM (Anggota {Panitia Seleksi Pimpinan KPK)
Sistemnya yang salah atau orangnya yang salah?
Iswan Elmi, M.Sc (Calon Pimpinan KPK)
Menurut saya orangnya yangs alah. Oleh karena itu strateginya pencegahan yang pro aktif.
Mas Achmad Santosa, SH, LLM (Anggota {Panitia Seleksi Pimpinan KPK)
Siapa yang bertanggungjawab atas orang yang melakukan korupsi tersebut?
Iswan Elmi, M.Sc (Calon Pimpinan KPK)
Individual, dari atas ke bawah sampai terakumulasi. Karakteristik korupsi di Indonesia ialah kolusi. Saya belum menemukan kasus korupsi yang berdiri sendiri. Yang saya maksudkan dengan pro aktif, kita harus mampu mendeteksi dimana simpul2 peluang koupsi, kalau kita menyerahkan ke system tidak mungkin jalan, disitu harus ada intervensi manusia yaitu lebih pro aktif.
* * *