Notulensi wawancara calon pimpinan KPK: Drs. Eddy RS, MH.
Hasil Transkrip Wawancara Seleksi Pimpinan KPK | Nama: Drs. Eddy RS, MH. | Jabatan Terakhir: Audit Ahli Madya Inspektorat Jenderal Depkeu | Waktu: 08.00-09.00 | Hari, Tanggal: Selasa, 4 September 2007 | Pimpinan Sidang: Drs. Taufik Effendi. MBA
Muhammad Fajrul Falaakh, SH, MA, MSc (Anggota Panitia Seleksi Pimpinan KPK)
Silahkan sampaikan pengalaman kerja yang relevan dengan upaya-upaya pemerantasan korupsi, terutama kalo anda terpilih menjadi pimpinan KPK?
Drs. Eddy RS, MH. (Calon Pimpinan KPK)
Pendidikan saya dimulai tahun 1972 di bidang Akuntansi di Institut 56 lulus menjadi Ajun Akuntan. Kemudian meneruskan ke S-1 Administrsi Keuangan Negara. Tahun 2002, saya lanjut di bidang hukum (hukum bisnis) karena saya bukan Sarjana Hukum, maka oleh Unpad saya hanya diijinkan untuk mengambil hukum bisnis. Tahun 1976-1983, saya bekerja di Direktorat Jenderal Pengawasan melakukan audit untuk kontraktor minyak asing, termasuk di Pertamina. Dalam rentang waktu itu, saya pernah gabung dalam operasi tertib bersama Mayjen Hunter. Tahun 1983-1985, Direktorat Jenderal Pengawasan Keuangan memisahkan dii menjadi BPKP. Tahun 1985, saya diperbantukan di Inspektorat Jenderal Depkeu. Mulai tahun itu, saya melakukan audit sampai tahun 1988 di lingkungan jenderal anggaran. Saya mengaudit Kantor-kantor perbendaharaan negara, kas negara. Tahun 1988-1989, saya membongkar kasus pembayaran pensiun fiktif yang dilakukan baik oleh dirjen anggaran yang mereka bekerja sama dengan pihak lain. Jumlahnya saya tidak ingat, 3 pejabat disidik dan dituntut dan dikenai pidana 2 tahun. Dari kelemahan itu, saya melihat bahwa penyebab dari kondisi itu ialah kelemahan sistem pembayaran. Oleh karenanya perbaikan yang dapat kita lakukan ialah pembayaran tidak lagi dilakukan secara tunai ke kantor perbendaharaan negara, tapi melalui kantor pos dan bank.
Selain itu, saya juga pernah ikut mengungkap kasus gaji tenaga kesehatan fiktif. Dalam kurun waktu ini saya juga melakukan tindakan-tindakan hukuman disiplin pada pegawai Dirjen Anggaan. Tahun 1998-2006, saya melakukan audit di lingkungan dirjen Pajak.
Muhammad Fajrul Falaakh, SH, MA, MSc (Anggota Panitia Seleksi Pimpinan KPK)
Ada temuan menarik?
Drs. Eddy RS, MH. (Calon Pimpinan KPK)
Selama di dirjen Pajak, auditor tidak dapat melakukan verifikasi data-data wajib pajak, karena UU melindungi, yang dapat dilakukan ialah sebatas melihat hasil kerja fiscus terhadap wajib pajak. Hasilnya sangat signifikan.
Muhammad Fajrul Falaakh, SH, MA, MSc (Anggota Panitia Seleksi Pimpinan KPK)
Apakah ada keberhasilan dalam pengalaman anda. Apakah anda pernah mengalami bahwa orang-orang yang dipindah melakukan pendekatan lagi kepada anda?
Drs. Eddy RS, MH. (Calon Pimpinan KPK)
Ya ada yang seperti itu, pendekatan yang dilakukan dalam dua hal, yaitu:
1. Pendekatan yang menguji integritas
2. Pendekatan dengan melakukan ancaman.
Contohnya, kantor kas negara di Ujung Pandang melakukan pendekatan ke saya agar saya tidak membeberkan kasus ini ke permukaan dengan menawarkan uang. Selain itu, saya dan seluruh tim auditor pernah diancam akan dihabisi semuanya.
Muhammad Fajrul Falaakh, SH, MA, MSc (Anggota Panitia Seleksi Pimpinan KPK)
Bagaimana sikap anda menanggapi kondisi itu?
Drs. Eddy RS, MH. (Calon Pimpinan KPK)
Saya tidak menerimanya, lalu mengamankan anggota-anggota saya.
Muhammad Fajrul Falaakh, SH, MA, MSc (Anggota Panitia Seleksi Pimpinan KPK)
Apakah dalam pendekatan itu, ada yang pernah mengentertai anda?
Drs. Eddy RS, MH. (Calon Pimpinan KPK)
Perlu dibedakan. Dalam profesi auditor terdapat apa yang disebut sebagai Kode etik seorang auditor yaitu dilarang menerima/memberi uang. Di dalam audit rutin, sepanjang pemberian itu tidak mempengaruhi obyektifitas kita, saya terima. Tapi untuk pemeriksaan kasus, tidak sama sekali karena bahaya sekali. Saya pernah punya pengalaman, makanan yang akan saya makan diberikan racun.
Muhammad Fajrul Falaakh, SH, MA, MSc (Anggota Panitia Seleksi Pimpinan KPK)
Yang menentukan suatu audit rutin naik tingkatannya menjadi audit khusus, siapa?
Drs. Eddy RS, MH. (Calon Pimpinan KPK)
Saya yang menentukan karena saya ketua timnya.
Prof. Dr. Komaruddin Hidayat (Anggota Panitia Seleksi Pimpinan KPK)
Saya bayangkan KPK ibarat panggung pergulatan yang akan menghadapi berbagai musuh, sehingga diperlukan orang yang luar biasa. Apakah anda merasa siap, dan pengalaman apa yan gluar biasa sehingga layak untuk mengambil peran sebagai pimpinan KPK?
Drs. Eddy RS, MH. (Calon Pimpinan KPK)
Menurut saya dalam pemberantasan korupsi, tidak dapat dailakukan oleh satu institusi, harus bersinergi dengan apat penegak hukum lainnya. Yang pertama akan saya lakukan ialah melakukan mapping (analisa), yaitu melakukan identifikasi mana halhal yang sangat krusial dan strategis. Kedua, Memilah mana yang merupakan kewenangan KPK, Kejaksaan, dan Kepolisian.
Prof. Dr. Komaruddin Hidayat (Anggota Panitia Seleksi Pimpinan KPK)
Yang saya maksudkan bukan itu, tapi apa pengalaman anda yan gluar biasa?
Drs. Eddy RS, MH. (Calon Pimpinan KPK)
Saya sangat yakin dengan konsep yang tadi saya sebutkan, konsep ini bisa saya lakukan. Dengan 31 tahun pengalaman yang sudah saya terima, segala macam tantangan bisa saya hadapi dan saya tetap dapat menjaga integritas saya.
Prof. Dr. Komaruddin Hidayat (Anggota Panitia Seleksi Pimpinan KPK)
Contoh kasus yang luar biasa seperti apa?
Drs. Eddy RS, MH. (Calon Pimpinan KPK)
Kasus Manipulasi Minyak di laut yang dilakukan oleh pegawai di Pertamina, dengan kewenangan penuh Optis dapat membongkar kasus itu. Saya termasuk bagian dari tim tersebut.
Prof. Dr. Komaruddin Hidayat (Anggota Panitia Seleksi Pimpinan KPK)
Dalam tim tersebut, anda sebagai apa?
Drs. Eddy RS, MH. (Calon Pimpinan KPK)
Saya hanya sebgai anggota tim, dan karena latar belakang saya sebagai auditor di bidang perminyakan, saya yakinkan bahwa telah terjadi kecurangan. Lebih kurang puluhan pegawai pertamina ditangkap. Saya lalu mundur setelah itu. Alasannya karena, Pertama, cara kerjanya kurang manusiawi dan godaannya sangat besar, yaitu saya pernah dibawakan uang oleh jaksa agar saya tidak memanggil seseorang untuk ditanyai.
Prof. Dr. Komaruddin Hidayat (Anggota Panitia Seleksi Pimpinan KPK)
Pihak mana yang dapat menjadi referensi terhadap prestasi anda?
Drs. Eddy RS, MH. (Calon Pimpinan KPK)
Bapak bisa datang ke Dirjen Anggaran Depkeu, masih ada beberapa pimpinan yang mengenal saya.
Muhammad Fajrul Falaakh, SH, MA, MSc (Anggota Panitia Seleksi Pimpinan KPK)
LHKPN sudah dikirimkan kepada Panitia?
Drs. Eddy RS, MH. (Calon Pimpinan KPK)
Iya, sudah masuk.
Muhammad Fajrul Falaakh, SH, MA, MSc (Anggota Panitia Seleksi Pimpinan KPK)
Di dalam keterangan yang anda tuliskan, anda memiliki 3 buah rumah, yaitu Rumah di Bintaro, Rumah di Megaraya Bandung dan rumah di Jalan Camar. Bisa anda jelaskan?
Drs. Eddy RS, MH. (Calon Pimpinan KPK)
Rumah di Megaraya punya istri saya yang dulu pernah bekerja di IPTIN. Rumah itu dibangun dari hasil pensiun istri. Rumah di Bintaro adalah hasil penjualan rumah di Jurangmangu ada tahun 2005.
Dr. Rhenald Kasali, Phd (Anggota Panitia Seleksi Pimpinan KPK)
Saya dengar dari teman, kalau di Depkeu itu ada yang namanya Meja Air Mata dan Meja Mata Air. Anda berada dimana?
Drs. Eddy RS, MH. (Calon Pimpinan KPK)
Saya berada di tengah-tengah karena saya di bidang pengawasan sebenarnya tidak ada Meja Air Mata dan Meja Mata Air.
Dr. Rhenald Kasali, Phd (Anggota Panitia Seleksi Pimpinan KPK)
Di Pengawasan, ada yang bilang ada juga Meja Air Mata dan Meja Mata Air, Bapak ada dimananya?
Drs. Eddy RS, MH. (Calon Pimpinan KPK)
Kalau audit di Pajak, mungkin Mata Air, tapi kalau Audit di tempat-tempat pelayanan mungkin air mata.
Dr. Rhenald Kasali, Phd (Anggota Panitia Seleksi Pimpinan KPK)
Bagaimana jam kerja bapak?
Drs. Eddy RS, MH. (Calon Pimpinan KPK)
Berangkat pagi pulang jam 9-10.
Dr. Rhenald Kasali, Phd (Anggota Panitia Seleksi Pimpinan KPK)
Aktifitasnya dari pagi sampai malam apa?
Drs. Eddy RS, MH. (Calon Pimpinan KPK)
Mengajar di STAN 3x seminggu.
Dr. Rhenald Kasali, Phd (Anggota Panitia Seleksi Pimpinan KPK)
Waktu luang digunakan untuk apa?
Drs. Eddy RS, MH. (Calon Pimpinan KPK)
Gaya hidup saya menggunakan prinsip akuntansi yaitu keseimbangan yaitu keseimbangan dunia akhirat, jasmani dan rohani, kerja keras dan istirahat (refrreshing).
Dr. Rhenald Kasali, Phd (Anggota Panitia Seleksi Pimpinan KPK)
Aktifitas yang sering anda lakukan kalau refreshing?
Drs. Eddy RS, MH. (Calon Pimpinan KPK)
Lebih sering mengobrol, saya tidak bisa menyanyi dan main golf. Saya senang berkomunikasi dengan orang lain.
Dr. Rhenald Kasali, Phd (Anggota Panitia Seleksi Pimpinan KPK)
Didalam makalah refleksi diri bapak, dikatakan bahwa Bapak pernah ditawarkan menjadi pejabat eselon II di luar Depkeu?
Drs. Eddy RS, MH. (Calon Pimpinan KPK)
Secara halus pada waktu ditawarkan saya menolak ketika akan diproyeksikan untuk menjadi Kepala Biro Umum di MK, tetapi dalam kita berdiskusi ada hal-hal yang tidak dapat saya lakukan karena biro umum adalah tempat yang rawan korupsi, yaitu terkait pengadaan barang.
Dr. Rhenald Kasali, Phd (Anggota Panitia Seleksi Pimpinan KPK)
Kalau jadi pimpinan KPK, pilihan prioritas untuk membenahi lembaga mana yudikatif, atau eksekutif ?
Drs. Eddy RS, MH. (Calon Pimpinan KPK)
Harus di Yudikatif karena sesuai dengan prinsip pengawasan.
Dr. Rhenald Kasali, Phd (Anggota Panitia Seleksi Pimpinan KPK)
Bapak menyebut diri bapak sebagai dosen, buku terakhirnyang bapak beli sendiri terakhir kali apa?
Drs. Eddy RS, MH. (Calon Pimpinan KPK)
Auditing
Dr. Rhenald Kasali, Phd (Anggota Panitia Seleksi Pimpinan KPK)
Tidak ada buku baru yang memperkaya berkaitan dengan pemberantasan korupsi?
Drs. Eddy RS, MH. (Calon Pimpinan KPK)
Saya lebih senang yang berkaitan degnan religius yaitu buku ESQ.
Dr. Rhenald Kasali, Phd (Anggota Panitia Seleksi Pimpinan KPK)
Sebagai pejabat negara, apa arti jabatan bagi bapak?
Drs. Eddy RS, MH. (Calon Pimpinan KPK)
Jabatan itu amanah yang diberikan atasan atas kepercayaan untuk melaksanakan tugas yang didasari oleh sumpah.
Dr. Rhenald Kasali, Phd (Anggota Panitia Seleksi Pimpinan KPK)
Sumpah jabatan apakah anda jalankan 100%?
Drs. Eddy RS, MH. (Calon Pimpinan KPK)
Saya tidak bisa katakan 100%
Dr. Rhenald Kasali, Phd (Anggota Panitia Seleksi Pimpinan KPK)
Dalam karier anda, apakah anda pernah menerima uang baik di Depkeu atau diluar Depkeu?
Drs. Eddy RS, MH. (Calon Pimpinan KPK)
Dalam melakukan tugas audit saya tidak pernah terima kecuali entertaint, dalam kondisi tertentu seperti naik haji dari teman di Depkeu saya terima karena tidak ada hubungan dengan tugas hanya karena hubungan pertemanan.
Irjen Pol (Purn) Drs. M. H. Ritonga (Wakil Ketua Panitia Seleksi Pimpinan KPK)
Apa agama bapak?
Drs. Eddy RS, MH. (Calon Pimpinan KPK)
Islam
Irjen Pol (Purn) Drs. M. H. Ritonga (Wakil Ketua Panitia Seleksi Pimpinan KPK)
Apakah Bapak telah menjalankan ajaran agama dengan benar?
Drs. Eddy RS, MH. (Calon Pimpinan KPK)
Iya
Irjen Pol (Purn) Drs. M. H. Ritonga (Wakil Ketua Panitia Seleksi Pimpinan KPK)
Keluarga bapak berapa?
Drs. Eddy RS, MH. (Calon Pimpinan KPK)
7 bersaudaa, istri 1 dan anak 2 (laki-laki)
Irjen Pol (Purn) Drs. M. H. Ritonga (Wakil Ketua Panitia Seleksi Pimpinan KPK)
Kalau anda jadi pimpinan KPK, dukungan keluarga akan penuh?
Drs. Eddy RS, MH. (Calon Pimpinan KPK)
Saya yakin penuh, karena meeka menyerahkan masalah pekerjaan penuh kepada saya.
Irjen Pol (Purn) Drs. M. H. Ritonga (Wakil Ketua Panitia Seleksi Pimpinan KPK)
Apakah mereka menjalankan ibadah dengan baik?
Drs. Eddy RS, MH. (Calon Pimpinan KPK)
Iya
Irjen Pol (Purn) Drs. M. H. Ritonga (Wakil Ketua Panitia Seleksi Pimpinan KPK)
Rukun iman ada berapa dan sebutkan?
Drs. Eddy RS, MH. (Calon Pimpinan KPK)
Ada 6, iman kepada Allah, iman kepada Nabi, Iman kepada Qadho dan Qadar, iman kepada malaikat
Irjen Pol (Purn) Drs. M. H. Ritonga (Wakil Ketua Panitia Seleksi Pimpinan KPK)
Tugas menjadi pimpinan KPK itu berat, anda sudah bayangkan itu?
Drs. Eddy RS, MH. (Calon Pimpinan KPK)
Sudah
Irjen Pol (Purn) Drs. M. H. Ritonga (Wakil Ketua Panitia Seleksi Pimpinan KPK)
Apa yang diartikan kepemimpinan yang kuat?
Drs. Eddy RS, MH. (Calon Pimpinan KPK)
Kepemimpinan yang kuat itu yaitu:
1. Yakin terhadap apa yang kita kerjakan adalah apa yang memang harus kita kerjakan
2. Harus obyektif
3. Harus Transparan
4. Harus akuntabel/bertanggungjawab
Saya yakin dengan pengalaman dan latar belakang yang saya miliki, saya dapat jalankan.
Irjen Pol (Purn) Drs. M. H. Ritonga (Wakil Ketua Panitia Seleksi Pimpinan KPK)
Bagaimana fungsi pengendalian menurut bapak?
Drs. Eddy RS, MH. (Calon Pimpinan KPK)
Fungsi pengendalian dalam suatu sistem sangat diperlukan dan harus trasnparan. Sejauh ini belum telihat transparan.
Irjen Pol (Purn) Drs. M. H. Ritonga (Wakil Ketua Panitia Seleksi Pimpinan KPK)
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengendalian?
Drs. Eddy RS, MH. (Calon Pimpinan KPK)
Orang yang melakukan pengendalian apakah melakukan dengan integritas, obyektifitas dan transparansi atau tidak?
Irjen Pol (Purn) Drs. M. H. Ritonga (Wakil Ketua Panitia Seleksi Pimpinan KPK)
Dalam organisasi, apabila anggota anda tidak jelas dalam mewujudkan misi, bagaimana?
Drs. Eddy RS, MH. (Calon Pimpinan KPK)
Menurut saya itu merupakan kesalahan dari awal perencanaan, harusnya anggota/pembantu sejak perencanaan sudah diarahkan.
Irjen Pol (Purn) Drs. M. H. Ritonga (Wakil Ketua Panitia Seleksi Pimpinan KPK)
Menurut Bapak bagaiman gaya kepemimpinan yang selalu mengatakan Bisa atau Tidak?
Drs. Eddy RS, MH. (Calon Pimpinan KPK)
Itu di tahap kedua. Di tahap pertama sosialisasikan apa yang akan kita lakukan dan berikan keteladanan.
Ir. Frans Alexander Wospakrik, M.Sc (Anggota Panitia Seleksi Pimpinan KPK)
Selama 30 tahun dengan prestasi yang bapak lakukan seharusnya bapak bisa sampai pada prestasi yang lebih tinggi, mengapa tidak anda ambil kesempatan itu? Pada bagian penjelasan tadi anda katakan, bahwa anda pernah menolak suatu jabatan dan pernah mengis tekait dengan obyek pemeriksaan yang anda lakukan. Bagaimana kaitannya dengan posisi Bapak nanti di KPK?
Drs. Eddy RS, MH. (Calon Pimpinan KPK)
Ada beberapa kali saya diusulkan dan cukup baik hasil prosesnya, tapi kembali jabatan merupakan kepercayaan pimpinan. Saya agak sedikit kritis mengenai perbaikan-perbaikan selama bekerja. Mungkin itu yang perlu saya perbaiki yaitu untuk menyampaikan kritikan di birokratis harus tau kapan waktu yang terbaik. Saya memilih bidang pendidikan karena lebih banyak amalnya. Saya menolak jabatan saya karena tidak sesuai dengan jiwa saya. Mengapa seringkali saya menangis kalau memeriksa seseorang, karena saya dapat bayangkan nasib keluarganya kelak.
* * *