Notulensi wawancara calon pimpinan KPK: Dr. Haryono, Ak, MSc.

Hasil Transkrip Wawancara Seleksi Pimpinan KPK | Nama: Dr. Haryono, Ak, MSc. | Jabatan Terakhir: - | Waktu: 11.00-12.00 | Hari, Tanggal: Selasa, 4 September 2007 | Pimpinan Sidang: Drs. Taufiq Efendi, MBA

Ir. Gunawan Hadisusilo , MM (Anggota Panitia Seleksi Pimpinan KPK)
Publik ingin mengetahui apa motivasi pak haryono mencalonkan diri sebagai calon pimpinan KPK, prestasi apa yang bisa anda banggakan?

Dr. Haryono, Ak, MSc. (Calon Pimpinan KPK)
Saya punya obsesi, sebetulnya indonesia bisa maju dan kuat, karena segala kebutuhan itu sudah disediakan oleh Tuhan, tapi mengapa kita masih jauh dari itu semua, Sehingga semenjak saya bekerja di BPKP, saya melihat ada mismanajemen di Indonesia. Untuk membenahi suatu negara harus dari sisi terangnya dulu, kita bangun sisi-sisi baiknya juga, sehingga kita mulai membangun sistem akuntabilitas, dan alhamdulillah sudah diimplementasikan di seluruh Indonesia. Kami juga membangun good local government dan good government. Setelah ada paket UU keuangan negara, ternyata korupsi masih ada, penelitian ini kemudian saya balik sehingga rumusannya menjadi Power dikurangi korupsi = akuntabiliti.
Selain membangun sisi baik, sisi gelapnya harus kita perbaiki juga. Korupsi di Indonesia ada 2 macam, 1. Grand corruption, 2. Micro corruption. Grand corruption ini yang berkaitan dengan kebijakan, audit tidak mampu menangani ini. Oleh karena itu, sepanjang kebijakan masih sedemikian itu, maka kita tidak akanmampu menjadi sakinah. Kedua, corruption itu ada yan gsifatnya sporadis, ada yang sifatnya sistemik. Saya mendalami manajemen publik, manajemen pelayanan, dll. Dalam manajemen pelayanan, ada 5 titik kritis, yaitu pada waktu perencanaan (kita mengenal RPJP, Renstra, dll), begitu salah menerapkan apa yang akan dituju.

Ir. Gunawan Hadisusilo , MM (Anggota Panitia Seleksi Pimpinan KPK)
Kalo Pak Hariyono menjadi pimpinan, langkah-langkah dasar apa yang akan anda lakukan?

Dr. Haryono, Ak, MSc. (Calon Pimpinan KPK)
Dalam memberantas korupsi dikenal 3 strategi preentif, preventif, dan represif. Yang lebih banyak dilakukan oleh pemerintah ialah represif, sementara preentif dan preventif masih kurang. Padahal korupsi di Indonesia sifatnya sistemik. Oleh karena itulah maka strategi preentif dan strategi preventif memerlukan sistem. Dengan sistem ini menjadikan KPK tidak reaktif, dia akan bisa memantau kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah, termasuk pelayanan publik. Saya punya 2 strategi, yaitu Pertama membangun kawasan-kawasan yang bebas korupsi, perlu didorong oleh floor control plan, ada 10 atribut yang dipelukan sehingga dapat menciptakan kawasan-kawasan yang bebas korupsi sehingga pelayanan publik dapat tercapai dan investasi dapat masuk.

Ir. Gunawan Hadisusilo , MM (Anggota Panitia Seleksi Pimpinan KPK)
Dalam tulisan anda disebutkan bahwa konsep bekerja

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan