Nazaruddin Setir Proyek BUMN dan Kampus

Politikus Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin, diduga berperan sentral dalam mengegolkan anggaran negara untuk sejumlah proyek di badan usaha milik negara (BUMN) dan kampus-kampus universitas negeri. Peran itu terlihat dalam dokumen berisi catatan pembicaraan dua tersangka kasus suap wisma atlet SEA Games di Palembang serta sejumlah proyek lainnya, Mindo Rosalina Manulang dan Nazaruddin. Dokumen dari sumber Tempo itu merekam pembicaraan via BlackBerry Messenger yang terjadi mulai 8 November 2010 hingga 16 Februari 2011.

Dokumen itu juga menyebutkan, pada 30 Mei 2011 Rosa mengakui bahwa BlackBerry dengan nomor PIN 216EBxxx , yang menjadi lawan bicaranya, adalah BlackBerry Nazaruddin. Tapi, perihal isi pembicaraan, dia menyatakan, "Saya tidak ingat/tidak tahu."

Menurut dokumen tersebut, muncul banyak perintah dari BlackBerry Nazaruddin. Pada 20 Desember 2010, misalnya, dia menyebut, "081230801xxx, Harsono telepon beliau soal Pelindo 3. Besok pagi bapak ini ke Jakarta dari Surabaya." Perintah lainnya, "Ros, cobak kamu kontak Pak Bambang Tri soal Cepu. 5, 150 atau 180 juta dolar."

Dari BlackBerry Nazaruddin juga muncul pembicaraan soal anggaran kampus universitas negeri pada 12 November 2010: "USU masak kosong. Ngomong sama artis, dong." Rosa dan Nazaruddin juga menyebutkan nama-nama perusahaan yang diduga sebagai perusahaan BUMN, seperti NK, WIKA, dan HK.

Universitas Sumatera Utara membantah menerima anggaran atas jasa Nazaruddin. "Tak ada," kata juru bicaranya, Bisru Hafi, kemarin. Pengacara Nazaruddin, O.C. Kaligis, menolak berkomentar. Adapun Djufri Taufik, pengacara Rosa, mengatakan, "Terserah penyidik. Banyak cara untuk mencari data dan fakta. RUSMAN P| SUKMA NL | JOBPIE S

Ujungnya Proyek
Politikus Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin, sangat dikenal oleh sejumlah rektor. Itulah yang muncul dalam catatan percakapannya dengan tersangka kasus suap proyek wisma atlet, Mindo Rosalina Manulang via messenger. Mereka pun membicarakan proyek. Di samping ini merupakan nukilannya.

Modus Nazar
Dalam beraksi, Nazaruddin diduga menggunakan berbagai cara:

  1. Mengupayakan lembaga pemerintah mendapatkan anggaran maksimal di DPR.
  2. Mengatur perusahaan swasta maupun milik negara memperoleh proyek, lalu mendapatkan fee. Ini terjadi dalam proyek wisma atlet yang ditangani PT Duta Graha Indah.
  3. Sering pula perusahaannya sendiri menangani langsung proyek. Ini dilakukan di Kementerian Pendidikan pada 2007, lewat PT Mahkota Negara, PT Anugrah Nusantara.
  4. Meminjam perusahaan kecil untuk memenangi tender. Kiat ini diduga terjadi dalam proyek alat bantu belajar di Kementerian Kesehatan senilai hampir setengah triliun.
  5. Mengadukan pesaing tender ke penegak hukum jika ada persoalan.

12 November 2010

ROSA: Saya jadi banyak menerima telepon dari rektor-rektor.
NAZAR: Rektor mana, itu fitnah, siapa perempuan yang saya perkosa, sampai sekarang belum ada yang bicara, yang ada hanya fitnah.

ROSA: Ya, Rektor Jambi, Udayana, Brawijaya, Malang. Mereka nanya, katanya kejam sekali berita itu, ya.
ROSA: Tapi yang terakhir mereka minta jangan sampai dilupakan kampus. Karena kok sedikit-sedikit dapatnya.
NAZAR: Ok.

ROSA: Bapak. USU kok tidak ada, ya.
NAZAR: USU masak kosong, ngomong sama Artis, dong.

ROSA: Saya udah minta ke Bu Artis sama Pak Bali. The North Sumatera University Hospital of Sumatera Utara University Project 116,689,796,996.
NAZAR: Ambil aja.

ROSA: Setelah saya cek ke USU, katanya itu dana bantuan luar negeri yang masuk lewat APBN. Apa bisa begitu, Pak?
NAZAR: Lha, kalau begitu, lobby rektor saja.

SUMBER: SALINAN PERCAKAPAN ROSA LEWAT MESSENGER

Sumber: Koran Tempo, 13 Juli 2011

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan