Miranda Jadi Pelupa Seperti Nunun

Tiga saksi tak memilih Miranda, tapi mengaku menerima cek.

Mantan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Miranda Swaray Goeltom mendadak jadi pelupa, seperti halnya Nunun Nurbaetie Daradjatun. Ada banyak hal yang tak bisa diingat Miranda saat dimintai keterangan dalam persidangan kasus suap cek pelawat di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi kemarin.

Dalam sidang dengan terdakwa Endin A.J. Soefihara itu, Miranda mengaku lupa tentang beberapa hal yang terjadi saat pemilihan dirinya sebagai Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia pada 2004. "Saya tidak berani bilang hal yang saya tidak ingat," kata Miranda di depan persidangan.

Miranda, misalnya, mengaku tak ingat lagi tentang pertemuan dengan Fraksi PDI Perjuangan di Hotel Dharmawangsa. Padahal, menurut pengakuan beberapa saksi, dalam pertemuan itulah Miranda diperkenalkan oleh Panda Nababan kepada anggota fraksi. Di situ pula dilakukan pengarahan agar fraksi ini memilih Miranda.

Guru besar ekonomi Universitas Indonesia ini juga mengatakan lupa apakah pernah menyuruh Nunun Nurbaetie, melalui Ahmad Hakim Safari alias Arie Malangjudo, membagikan cek pelawat kepada para anggota DPR yang menyokongnya. “Setahu saya, tidak. Saya hanya mengenal Nunun sebagai sosialita.”

Miranda dimintai keterangan selama sekitar 30 menit mulai pukul 9.45 WIB. Siang harinya, sekitar pukul 14.00 WIB, ia kembali bersaksi dalam persidangan dengan terdakwa Hamka Yandhu. Di sini pun Miranda masih banyak mengaku tak ingat peristiwa seputar pemilihannya dan tudingan suap dengan cek pelawat senilai Rp 24 miliar itu.

Saat hakim Nani Indrawati bertanya apakah ia tahu alasan para wakil rakyat itu memilihnya, Miranda mengatakan tidak tahu. Tapi, katanya, “Bukannya saya sombong, tetapi saya merasa memiliki kemampuan lebih dibanding dua calon lainnya.”

Menanggapi jawaban serba lupa dari Miranda, Endin menanggapi dengan turut melempar pertanyaan. "Ibu tidak pernah beri saya cek atau bertemu dengan saya. Lalu, kalau sekarang saya duduk di kursi terdakwa, setelah sembilan bulan diperiksa dan dua bulan ditahan karena dituduh terima cek dari Ibu, apa pendapat Ibu?" kata Endin kepada Miranda.

Tiga saksi lain yang dimintai keterangan adalah kolega Endin di Fraksi Persatuan Pembangunan. Mereka mengaku tidak memilih Miranda Goeltom pada 2004, namun mengakui menerima cek pelawat yang dibagikan Endin. Mereka adalah Sofyan Usman, Danial Tandjung, dan Urai Faisal Hamid.

Para politikus ini mengatakan, cek bernilai ratusan juta yang mereka terima telah digunakan untuk kegiatan amal. "Saya pakai buat bangun masjid ukuran 20 x 20 meter," kata Sofyan. Adapun Danial Tandjung merasa cek pelawat yang ia terima tersebut bersifat “subhat”, sehingga dia menitipkan uangnya kepada seorang pengusaha. Sedangkan Urai Faisal mengatakan telah mengembalikan cek itu ke KPK.

KPK kemarin menyatakan sedang mempertimbangkan untuk mengirim tim dokter ke Singapura sebagai pembanding bagi pemeriksaan Nunun. Jika tim dokter itu menyatakan Nunun tidak sakit seperti keterangan yang diberikan pengacaranya, KPK akan memanggilnya secara paksa.

"Ini sedang kami bahas,” kata juru bicara KPK, Johan Budi S.P. GUSTIDHA BUDIARTIE | ANTON SEPTIAN
 
Sumber: Koran Tempo, 14 April 2010

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan