Mereka (Diduga) Masih Saja Gaduh dan Sekadar Membela yang Bayar...

PROFESI ADVOKAT
Setidaknya ada tiga hal yang masih dikeluhkan masyarakat pada advokat. Pertama, mereka kurang peduli dengan persoalan bangsa. Kedua, advokat hanya ramai saat menggelar perebutan ketua umum organisasinya. Ketiga, advokat cuma membela yang membayar.

Dalam pekan ini sebenarnya ada dua peristiwa yang setidaknya bisa memperbaiki citra advokat di mata publik. Pertama, Munas IV Asosiasi Advokat Indonesia (AAI) di Bali, yang berakhir Minggu (14/11), serta niatan advokat senior Adnan Buyung Nasution mengundurkan diri kalau kliennya, Gayus HP Tambunan, terbukti keluar dari Rumah Tahanan Markas Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, dan pelesir ke Bali.

Masih saja gaduh
Semula Munas IV AAI sejak Rabu pekan lalu berlangsung tenang. Namun, memasuki sesi pemilihan ketua umum periode 2010-2013, keramaian mulai terasa. Sidang berlangsung molor.

Semula ada tiga calon ketua umum. Namun, Jhonson Panjaitan saat memaparkan visi dan misi memilih menjadi sekretaris jenderal bagi Humprey Djemat. Humprey tinggal berhadapan dengan Juniver Girsang. Setelah diwarnai berbagai interupsi, sidang pleno Munas AAI pun menetapkan Humprey sebagai ketua umum. Kemenangan itu tidak sepenuhnya mulus. Juniver mundur dari pemilihan karena merasa dicurangi. Ada peserta yang tak berhak memilih bisa memberikan suara.

”Ini dinamika organisasi,” kata Humprey. Ia mengakui, persatuan dan persaudaraan di AAI sangat kuat sehingga perbedaan itu pasti akan berakhir dengan damai. Dan, persaudaraan itulah yang masih menyelamatkan AAI dari perpecahan, seperti dialami organisasi advokat lainnya.

Kisah lain, Adnan Buyung tak jadi mengundurkan diri sebagai pembela Gayus, Senin lalu. Padahal, terdakwa perkara korupsi dan pemberian keterangan palsu, terkait mafia hukum dan pajak, itu akhirnya mengakui pergi ke Bali. Adnan Buyung, Rabu pekan lalu, berujar akan mundur jika Gayus terbukti ke Bali.

”Saya semula yakin Bang Buyung akan mundur. Dia pernah mundur saat mendampingi Rudy Ramli dan TNI sesuai keyakinannya sebagai advokat. Namun, kali ini saya keliru. Padahal, tak ada alasan untuk tak mundur karena ada ketidakpercayaan,” kata advokat M Lutfi di Jakarta, Rabu (17/11).

Advokat Hanita Oktavia juga menyesali keputusan Adnan Buyung yang tetap mendampingi Gayus secara langsung. ”Padahal, Bang Buyung selama ini adalah contoh bagi advokat muda untuk konsisten antara kata dan perbuatan,” katanya.

Untuk ikut membuka mafia hukum, Lutfi dan Hanita sepakat, ada cara lain yang bisa dilakukan Adnan Buyung.

Sejumlah advokat muda, seperti Anthony LP Hutapea dan Nurbaini Janah, berkirim surat, meminta Adnan Buyung konsisten dengan janjinya. Advokat muda itu butuh teladan. (tra)
Sumber: Kompas, 18 November 2010

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan