Mengoptimalkan Sistem Pelayanan
Sumatera Barat tidak saja memiliki keindahan alam yang rancak dan menarik, tetapi juga memiliki rumah sakit khusus. Misalnya, Rumah Sakit Regional Pelayanan Kesehatan Jantung di Kota Padang dan Rumah Sakit Stroke di Kota Bukittinggi.
Maklum, orang Sumbar suka makan makanan yang berlemak sehingga kehadiran dua rumah sakit khusus itu sangat diperlukan. Akan tetapi, sayangnya, tidak banyak masyarakat Sumbar yang tahu. Karena promosi kurang atau pelayanan mengecewakan? Apalagi tahun depan Sumbar akan memiliki rumah sakit bertaraf internasional di Kota Padang Panjang.
Jauh-jauh hari, Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Kadin Indonesia Basril Djabar mengingatkan agar potensi yang sangat besar ini dipromosikan secara baik. Sebab, percuma potensi bagus, promosi jelek, hasilnya akan mengecewakan. Selama ini kita hanya bisa membuat, tidak bisa mempromosikannya, katanya.
Gubernur Sumbar Gamawan Fauzi pernah menyatakan keheranannya karena banyak warga daerahnya pergi berobat ke Malaka, Malaysia, dan ke Singapura. Padahal, Sumbar sendiri punya Rumah Sakit Dr M Djamil yang sudah ditetapkan sebagai rujukan regional pelayanan kesehatan jantung dengan peralatan modern dan lengkap.
Bahkan, fakultas kedokteran perguruan tinggi daerah ini eksistensinya diakui secara luas. Mahasiswa kedokteran dari Malaysia banyak yang menuntut ilmu ke Padang. Persoalan di sini ternyata keluhan sistem dan kualitas pelayanan yang tak pernah memuaskan pasien. Salah satu pernyataan yang menyakitkan dan telah menjadi opini publik adalah, kalau tidak punya uang dan kalau kita bukan siapa-siapa, jangan pernah sakit dan jangan pernah datang ke rumah sakit, katanya.
Menurut Gamawan Fauzi, sistem pelayanan adalah inti dan substansi dari keberadaan rumah sakit itu sendiri. Tidak ada gunanya peralatan yang serba modern dan sumber daya manusia yang terampil dan berkualitas, apabila sistem pelayanan tidak mampu memberikan apa yang menjadi harapan dari kita semua. Bahkan sebaliknya, dalam keterbatasan alat dan personel, masih akan diperoleh kepuasan apabila kita mampu memberikan pelayanan yang baik.
Dalam kaitan ini, sebagai sebuah sistem, pelayanan memiliki beberapa komponen dasar, yaitu prosedur dan mekanisme, sumber daya manusia, peralatan dan fasilitas penunjang. Dari komponen inilah kita harus memulai pembenahan terhadap pelayanan rumah sakit, ujar Gamawan.
Pelayanan rumah sakit seharusnya mengacu kepada keramahan, kepastian, dan kepuasan. Tuntutan ini semakin nyata manakala kita pun dihadapkan kepada diberlakukannya Hospital by Laws serta Undang-Undang tentang Praktik Kedokteran di Rumah Sakit.
Seandainya akar permasalahan bermula dari prosedur dan mekanisme, maka upaya pembenahan mestinya diarahkan kepada penyempurnaan dalam aspek-aspek kelembagaan, ketatalaksanaan, dan lain-lain. Demikian pula sumber daya manusia, harus diarahkan kepada pembinaan pegawai dan pengembangan motivasi untuk mengedepankan prestasi. (YURNALDI)
Sumber: Kompas, 27 Juli 2006