Memerangi Korupsi Dari Kampus

Anak muda memiliki peran penting dalam upaya pemberantasan korupsi.
Kampus menjadi tempat penggemblengan untuk membentuk disiplin antikorupsi.

Dimulai dari pengelolaan anggaran organisasi kemahasiswaan, pembelajaran mengenai transparansi anggaran dapat dilakukan. Begitu juga, disiplin belajar tanpa menjiplak, menyontek dan datang tepat waktu, menjadi pembelajaran untuk berintegritas.

Koordinator Indonesia Corruption Watch (ICW) Danang Widoyoko mengatakan, kebiasaan buruk mahasiswa yang gemar 'menitip absen', misalnya, bisa berkembang menjadi kebiasaan mencurangi anggaran saat berada di dunia kerja. "Kebiasaan menjiplak untuk tugas kuliah, merupakan bentuk rente akademik. Jika jadi pengusaha, bisa berkembang merentekan proyek-proyek untuk mencari fee," terang Danang dalam diskusi 'Ayo Dukung Gerakan Antikorupsi' di Hall C Universitas Atmajaya, Jakarta, Kamis (14/6/2012).

Danang menjelaskan, kebiasaan-kebiasaan kecil yang dilakukan masyarakat bisa secara tidak sadar justru melanggengkan praktik korupsi. Dia mencontohkan, kebiasaan 'berdamai' dengan polisi lalu lintas saat ditilang di jalan raya merupakan bentuk dukungan terhadap praktik korupsi.

"Secara tidak sadar, jangan-jangan kita jadi bagian dari korupsi itu. Kita jadi bagian yang menyumbang untuk praktik korupsi," Danang mengingatkan.

Korupsi, secara lebih sederhana, bisa dianalogikan dengan melakukan sesuatu tidak semestinya. "Korupsi is as simple as berbohong," tukas Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Denny Indrayana, dalam kesempatan yang sama.

Sebagai generasi muda, kata Denny, mahasiswa punya peran penting untuk mengubah keadaan. Karena, tantangan pemberantasan korupsi yang dihadapi sekarang cenderung lebih rumit.

Demokrasi yang bergulir pascareformasi, di satu sisi membawa peluang untuk gerakan antikorupsi. Namun di sisi lain, desentralisasi kekuasaan yang menjadi ekses dari sistem demokratis justru membuka peluang-peluang korupsi baru.

"Tantangannya, desentralisasi yang menjadi ekses dari demokrasi ini bisa dikawal," kata Denny.

Pembenahan sistem menjadi agenda penting untuk menutup peluang korupsi. Namun, peran anak muda yang berintegritas juga sangat diperlukan untuk mengawal.

"Bagaimana anak muda memutuskan, 'lo-gue-end' terhadap korupsi," pungkasnya. Farodlilah

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan