Mega Perintahkan Warga PDIP Tolak Politik Uang dalam Kongres

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri memerintahkan kepada seluruh warga partainya agar jangan tergiur oleh uang dalam Kongres II di Bali, 28 Maret-2 April nanti. Jika mulai termakan oleh uang, itulah awal kehancuran, katanya dalam pidato peringatan hari ulang tahun PDIP ke-32 di kantor pusat Jalan Lenteng Agung kemarin.

Ia lalu menceritakan perbincangannya dengan bekas Ketua Umum Partai Golkar Akbar Tandjung, yang disebutnya sebagai sahabat. Kalau sendirian dia panggil saya Mbak Mega dan saya memanggilnya Bang Akbar.

Menurut Mega, Akbar mengingatkan agar Kongres PDIP tak menjadi seperti Musyawarah Nasional Golkar, pertengahan Desember lalu. Mbak, hati-hati lho nanti PDIP bisa dikerjain seperti Golkar, ujarnya menirukan Akbar. Saya katakan bisa saja dikerjain oleh orang yang punya uang, kata Mega.

Namun, ia melanjutkan, ada perbedaan yang sangat nyata antara kedua partai itu. Ia menilai, akar rumput (pendukung di tingkat bawah) PDIP tak akan pernah goyang. Mana yang goyang? Yang goyang bagian tengah, tuturnya dalam pidato tanpa teks selama sekitar 30 menit itu.

Bekas presiden ini pun mengaku mendengar informasi bahwa permainan uang mulai terjadi di sejumlah pengurus anak cabang (tingkat kecamatan) dalam penentuan utusan kongres. Pada PAC-PAC seperti itu saya ingin mengabari bahwa akar rumput itu melihat.

Mega memastikan, pendukung di tingkat bawah tak akan goyang pendiriannya, berdasarkan pengalamannya di partai politik sejak 1986. Mereka, kata dia, tahu siapa akan dijadikan pemimpin.

Acara internal partai itu diselenggarakan secara sederhana di ruang rapat lantai 2. Kita sedang menghadapi keprihatinan akibat bencana alam, kata Wakil Sekretaris Jenderal Mangara Siahaan.

Terlihat hadir, anggota Dewan Pertimbangan Pusat Abdul Madjid, Sabam Sirait, dan Frans Seda. Hadir pula sebagian pengurus pusat, anggota Fraksi PDIP DPR, Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta, pengurus PDIP DKI Jakarta, dan pengurus kabupaten/kota se-DKI Jakarta.

Ketua PDIP Arifin Panigoro--yang berseberangan dengan Mega--tak hadir. Suami Mega, Taufiq Kiemas, duduk di ujung kanan deretan kursi kedua berdampingan dengan Sekretaris Fraksi PDIP Panda Nababan.

Soal niatnya mencalonkan diri lagi sebagai ketua umum, Mega mengatakan, sebagai kader partai ia menyerahkannya kepada kongres. Tapi ia mendengar sudah marak bursa calon ketua umum yang muncul atau yang dimunculkan.

Adapun mengenai regenerasi, ia mengaku sepakat. Memang saya tambah tua, tapi alhamdulillah saya awet muda, katanya disambut tawa para hadirin. Lantas ia berkata, Kalau ketawa berarti saya didukung.

Seusai acara, Anggota DPR L. Soepomo mengatakan dalam pertemuan Gerakan Pemurnian PDIP di Hotel Simpang, Surabaya, Jumat pekan lalu, banyak tokoh dari luar PDIP yang hadir. Salah satunya dr Lerry dari Partai Demokrat, katanya.

Menurut dia, kekhawatiran intervensi dan politik uang bukan isapan jempol. Ia mencontohkan lagi, 24 pengurus kecamatan di Jawa Tengah diketahui terkena politik uang dalam pemilihan utusan kongres. Semoga berhenti sampai di situ.

Namun, Ketua PDIP Roy B.B. Janis menilai di Golkar bukan intervensi sebab Wakil Presiden Jusuf Kalla adalah kader Golkar. Tak ada kader PDIP di pemerintahan.

Adapun Wakil Sekretaris Jenderal Pramono Anung mengatakan, seleksi utusan kongres sangat ketat dari tingkat desa sampai provinsi. Mereka akan sampaikan aspirasi dari bawah, ujarnya.

Hasto Kristianto berpendapat, bisa saja yang terjadi bukan intervensi pemerintah, tapi integrasi kepentingan, yakni kepentingan kader PDIP bertemu dengan kepentingan penguasa. Ingat, pemerintah butuh dukungan kuat dari parlemen, ujar sekretaris panitia pelaksanaan kongres ini.

Sekretaris PDIP Jawa Tengah Maulen Sinaga mengaku pengurus sudah memperingatkan kemungkinan terjadi politik uang sebelum Mega melakukannya. Peringatan disampaikan ketika Rapat Kerja Daerah PDIP Jawa Tengah, pekan lalu. sohirin/eworaswa/jobpie sugiharto

Sumber: Koran Tempo, 11 Januari 2004

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan