Marwan Effendi Masuk Bursa JAM Pidsus
Kejaksaan Agung (Kejagung) menggodok tiga nama pengganti Kemas Yahya Rahman sebagai JAM Pidana Khusus. Tim Baperjakat (Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan) yang diketuai Wakil Jaksa Agung Muchtar Arifin mulai kemarin (18/3) mengadakan rapat bersama seluruh eselon I.
Kejaksaan Agung (Kejagung) menggodok tiga nama pengganti Kemas Yahya Rahman sebagai JAM Pidana Khusus. Tim Baperjakat (Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan) yang diketuai Wakil Jaksa Agung Muchtar Arifin mulai kemarin (18/3) mengadakan rapat bersama seluruh eselon I.
Tadi sudah ada tiga nama yang mengerucut. Mereka akan diusulkan kepada TPA (tim penilai akhir), kata JAM Pengawasan M.S. Rahardjo yang ditemui setelah salat magrib di Masjid Baitul Adli, Kejagung, kemarin.
Dia menolak membeberkan tiga nama tersebut. Sebab, Baperjakat akan mengusulkan lebih dulu untuk dibahas di tingkat TPA. Rapat TPA diketuai Wapres Jusuf Kalla.
Dari informasi koran ini, ada enam sekretaris JAM dan Kapusdiklat kejaksaan yang berpeluang menjadi kandidat pengganti Kemas. Namun, dari proses seleksi, tampaknya, Baperjakat telah memilih tiga nama. Mereka adalah Masyhudi Ridwan (sekretaris JAM Intelijen), Holius Husen (sekretaris JAM Pengawasan), dan Marwan Effendy (Kapusdiklat). Pengusulan tiga calon tersebut berpeluang batal kalau TPA menginginkan calon lain, jelas sumber koran ini.
Rahardjo menolak memastikan tiga calon tersebut. Dia hanya menjelaskan, kandidat tidak harus sekretaris JAM, tapi bisa pejabat eselon IIA lainnya. Bisa yang lain, bahkan Kajati (kepala kejati), ujarnya.
Soal masuknya Marwan dalam bursa calon JAM Pidsus, Rahardjo lagi-lagi menolak berkomentar. Seperti halnya Rahardjo, Marwan adalah mantan Kajati Jatim. Sumber lain di Kejagung menyebutkan, sebenarnya Marwan yang paling berpeluang. Namun, ada kelompok tertentu yang tidak selaras dengan Marwan yang dikenal sering tanpa kompromi itu.
Muchtar Arifin kemarin sempat menemui Marwan sebelum mengadakan rapat Baperjakat. Mereka bertemu di Pusdiklat Kejagung, kantor Marwan, di kawasan Ragunan, Jakarta Selatan. Saya datang ke sana untuk memberi ceramah. Saya memberi materi untuk calon jaksa dan hakim, kata Muchtar saat ditanya soal kedatangannya ke Pusdiklat.
Setelah itu, Muchtar memimpin rapat Baperjakat. Sejumlah wartawan yang menunggu di teras Gedung Kejagung harus gigit jari karena Muchtar menolak berkomentar usai rapat. Dia sengaja menghindari kerumunan wartawan dengan keluar ruangan melalui pintu JAM Pidana Umum (Pidum).
JAM Pidum Abdul Hakim Ritonga yang ditemui terpisah juga memilih bungkam. Saya nggak bisa komentar, ujar Ritonga.
Muchtar menambahkan, kejaksaan menolak wacana usul kandidat di luar kejaksaan untuk menjadi JAM Pidsus. Saya yakin orang di dalam masih mampu, tegasnya.
Dia juga membenarkan, hasil rapat Baperjakat nanti, diusulkan tiga nama ke TPA. (agm)
Sumber: Jawa Pos, 19 Maret 2008