Hari Kedua, Sebelas Pendaftar Masuk

Hingga hari kedua pendaftaran seleksi pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kemarin (26/5), tercatat sepuluh orang telah mendaftarkan diri. Namun, hanya dua orang yang dinyatakan memenuhi syarat administratif.

"Banyaknya pendaftar itu menandakan animo yang tinggi dari masyarakat untuk mengisi jajaran pimpinan KPK," kata Sekretaris Panitia Seleksi (Pansel) Pimpinan KPK Ahmad Ubbe di gedung Kementerian Hukum dan HAM kemarin.

Dua orang yang memenuhi syarat administratif itu adalah Hertanto Cahyosuryo yang berlatar belakang banker dan mantan Kapolda Bali Irjen Pol (pur) Budi Setiawan. Budi menjadi Kapolda Bali saat Pulau Dewata dihajar bom oleh Amrozi cs pada 2002 dalam tragedi bom Bali I. Pada 2003 Budi dimutasi menjadi kepala Sekolah Staf dan Pimpinan Polri (Sespim Polri) di Lembang, Bandung. Dia menjabat di sekolah tersebut dua tahun. Pada 2005 dia lengser dari Sespim Polri dan menjadi perwira tinggi (pati) Mabes Polri.

Ubbe mengatakan, para pelamar sebaiknya memperhatikan persyaratan yang sudah diatur dalam UU Nomor 30 Tahun 2002 tentang KPK. Pada pasal 29 disebutkan, pimpinan KPK harus berijazah sarjana hukum atau sarjana lain yang memiliki keahlian dan pengalaman sekurang-kurangnya 15 tahun dalam bidang hukum, ekonomi, keuangan, atau perbankan. "Jadi, memang agak sedikit terbatas, dari kalangan tertentu," terang dia.

Pasal tersebut juga mensyaratkan pengumuman harta kekayaan pendaftar. Namun, papar Ubbe, dalam tahap administrasi para calon belum diwajibkan menyetorkan rincian harta kekayaan. "Itu nanti, setelah mereka terpilih, diminta menyampaikan harta kekayaan," ujar dia.

Ubbe menuturkan, anggaran untuk seleksi pimpinan KPK itu cukup besar. Yakni, Rp 2,5 miliar. Tapi, terang dia, pansel berkomitmen menggunakan seefisiennya. "Dalam pembahasan terakhir, diusahakan tidak lebih dari Rp 2,5 miliar," jelas dia.

Lagi pula, imbuh dia, duit itu belum cair. "Kami menunggu penetapan untuk itu," tegas dia. (aga/c11/ari)
Sumber: Jawa Pos, 27 Mei 2010