Makelar Kasus Pajak; Gayus dan Anadi Menghilang

Telepon Gayus Tambunan terlacak di Singapura.

Gayus Halomoan Tambunan dan Andi Kosasih, dua aktor utama dugaan praktek makelar kasus pajak, menghilang. Polisi dan intel pajak menyatakan tengah memburu keduanya.

Gayus tidak memenuhi panggilan Direktorat Jenderal Pajak yang akan memeriksa pegawai golongan III-A itu kemarin. “Sudah kami kontak dari semalam, tapi tak diangkat,” kata Direktur Kepatutan Internal Transformasi Sumber Daya Aparatur Bambang Basuki kemarin. “Kami cari di lingkungan internal, juga tidak ada.”

Nama Gayus Tambunan dan Andi Kosasih membetot perhatian setelah Komisaris Jenderal Susno Duadji membeberkan adanya praktek makelar kasus yang diduga melibatkan sejumlah jenderal di Markas Besar Kepolisian RI.

Kasus ini bermula dari penyidikan polisi atas laporan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan, yang mencurigai sejumlah transaksi senilai Rp 25 miliar ke rekening Gayus.

Awalnya, polisi menduga Gayus terlibat aksi penipuan dan pencucian uang. Namun, dalam penyidikan, polisi menyatakan hanya menemukan bukti pidana pada transaksi senilai Rp 395 juta.

Pada 26 November 2009, Markas Besar Polri membuka blokir rekening Gayus, yang masih berisi Rp 24,6 miliar. Dasarnya adalah keterangan Andi Kosasih yang mengaku sebagai pemilik uang itu.

Jaksa lalu menuntut Gayus satu tahun penjara dengan masa percobaan satu tahun. Ternyata, Pengadilan Negeri Tangerang membebaskan Gayus dari dakwaan jaksa.

Setelah Satuan Tugas mengklarifikasi kasus ini kepada polisi dan jaksa, berbagai kejanggalan mengemuka. Andi Kosasih, misalnya, disebutkan oleh polisi membuat kesaksian palsu. Rabu lalu, polisi mengumumkan Andi sebagai buron. Pada saat yang sama, jaksa pun mengajukan banding atas vonis hakim yang membebaskan Gayus.

Tempo berusaha menghubungi Gayus, namun telepon selulernya tak aktif. Baru sekitar pukul 12.00 kemarin Tempo menerima pesan pendek tanda pesan-pesan yang dilayangkan sudah terkirim. Ketika nomor telepon Gayus kembali dihubungi, terdengar nada sambung roaming internasional. Gayus tak mengangkat teleponnya.

Sumber Tempo di Direktorat Jenderal Pajak menduga, Gayus tak lagi berada di Jakarta. Hasil pelacakan menunjukkan telepon Gayus aktif di Singapura. “Kami sudah perintahkan intelijen untuk melacaknya,” kata si sumber.

Tempo juga gagal menemui Gayus di dua rumahnya, di Tanjung Priok dan Kelapa Gading, Jakarta Utara. Gayus pun tak bisa ditemukan di rumah mertuanya di Koja, Jakarta Utara.

Andi Kosasih juga bak ditelan bumi. Polisi menyatakan belum menemukan jejak pengusaha asal Batam ini. “Di sana (Batam) juga tidak ada,” kata juru bicara Markas Besar Polri Edward Aritonang.

Tempo kemarin menyambangi rumah Andi di Jalan Terusan Bandengan Utara, Penjaringan, Jakarta Utara. Tapi rumah toko empat lantai itu kosong. Tetangganya yang juga anggota Komando Rayon Militer setempat, Edy Sutarno, mengatakan Andi sudah dua pekan meninggalkan rumah itu. Adapun anak dan istrinya pergi pada Rabu lalu, setelah polisi mendatangi rumah mereka. AGOENG W | W FAHMI | GUSTIDHA B | SUTJI D | JAJANG

GAYUS HALOMOAN TAMBUNAN

STATUS:
pegawai negeri aktif golongan III-A.

TOTAL GAJI:
Rp 11,1-12,1 juta per bulan.

PERAN:
diduga sebagai penampung dana siluman Rp 25 miliar.

ANDI KOSASIH

STATUS:
pengusaha pemegang hak pengelolaan 200 hektare laut di Batam.

PERAN:
Diduga membuat keterangan palsu sebagai pemilik uang siluman Rp 24,6 miliar.
 
Sumber: Koran Tempo, 26 Maret 2010

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan