Mafia Pajak; Gayus Lupa Sumber Aset Rp 74 Miliar

Gayus HP Tambunan (31), mantan pegawai Direktorat Jenderal Pajak golongan IIIA, mengaku lupa asal-usul asetnya senilai Rp 74 miliar. Aset itu berupa uang tunai dollar Amerika Serikat dan Singapura serta emas batangan seberat 3 kilogram. Aset itu tersimpan dalam safe deposit box atas nama istrinya, Milana Anggraeni (30), pegawai negeri di DPRD DKI Jakarta.

Hal itu diungkapkan Direktur III Tindak Pidana Korupsi Badan Reserse Kriminal Polri Brigadir Jenderal (Pol) Yovianes Mahar, Rabu (16/6). ”Sampai saat ini dia masih lupa dari mana asal uangnya itu. Ditanya apakah dari perusahaan-perusahaan yang ditanganinya, dia masih sering menjawab lupa. Kami masih menyelidiki soal itu,” kata Yovianes.

Menurut Yovianes, saat ini semua aset tersebut telah disita dan disimpan polisi di penyimpanan barang bukti Badan Reserse Kriminal Polri. Saat pembukaan safe deposit box tersebut juga disaksikan langsung oleh Gayus. Pengacara Gayus, Pia Nasution , membenarkan penemuan safe deposit box berisi uang dan emas batangan tersebut.

”Dari enam safe deposit box yang kami temukan, empat sudah dibuka Gayus, dua boks sudah kosong, sementara satu boks atas nama istrinya berisi aset Rp 74 miliar itu,” kata Yovianes.

Sebelumnya, Gayus mengaku kepada polisi bahwa asal-usul uangnya senilai Rp 28 miliar (yang sempat diblokir polisi) berasal dari tiga perusahaan di bawah Bakrie Group, yaitu PT Kaltim Prima Coal (KPC), PT Arutmin, dan PT Bumi Resources. Namun, pengakuan Gayus itu dibantah Senior Vice President Investor Relations Bumi Resources Dileep Srivastava.

Terkait informasi perusahaan Bakrie Group yang diduga memberikan uang itu, Sekretaris Satuan Tugas Pemberantasan Mafia Hukum Denny Indrayana mengatakan, hal itu harus ditelusuri dan diverifikasi penyidik. Sebaliknya, perusahaan-perusahaan dari Bakrie Group juga perlu memberikan klarifikasi. ”Grup Bakrie berkepentingan memberikan klarifikasi, apa yang sebenarnya terjadi,” kata Denny.

Menurut Denny, soal aset Gayus di Bank Mandiri itu sudah diketahuinya saat bertemu Gayus di Singapura. Informasi itu kemudian ditelusuri penyidik.

”Kemungkinan besar (aset) itu dari upaya dia (Gayus) membantu wajib pajak. Memang tidak semuanya karena dia mengaku sebagian besar perusahaan yang dia tangani clean,” kata Denny.

Satgas, kata dia, terus mendorong agar kasus Gayus dibongkar tuntas, baik itu dari sisi mafia pajak maupun mafia peradilan. Kasus ini melibatkan oknum pegawai pajak, jaksa, polisi, pengacara, dan hakim. (sf/why/pin)
Sumber: Kompas, 17 Juni 2010

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan