Mafia Hukum; Presiden Yudhoyono Diminta Lakukan Tindakan Nyata

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono harus segera membuat tindakan nyata. Dalam setahun masa pemerintahannya, bangsa Indonesia hanya berputar-putar dari isu ke isu tanpa ada kemajuan yang berarti.

Hal ini disampaikan Adnan Buyung Nasution saat menerima Petisi 50 Award, Selasa (18/5) di Jakarta. Berbagai macam masalah bangsa, seperti korupsi dan penindasan, belum bisa dituntaskan. Dalam setahun terakhir ini, masalah hanya berkutat pada kasus, mulai dari kontroversi Susno Duadji, masalah cecak versus buaya, kasus Bank Century, kasus perpajakan terkait Gayus HP Tambunan, lalu kembali ke kasus Susno lagi. ”Wahai SBY (Susilo Bambang Yudhoyono), bergegaslah. Buatlah sesuatu yang konkret biar ada perbaikan bangsa ini,” katanya.

Dalam orasinya, Adnan Buyung menggarisbawahi, betapa birokrat dan anggota legislatif saat ini sebagian besar tak mengalami tantangan seberat anggota Petisi 50, yang pada zaman Orde Baru berhadapan dengan Presiden Soeharto.

”Namun, sebagai pendukung demokrasi, kita harus mengakui pilihan rakyat,” katanya lagi.

Selain Adnan Buyung, Penasihat Komisi Pemberantasan Korupsi Abdullah Hehamahua mendapat penghargaan yang sama. Abdullah yang sempat dicari militer karena kasus Tanjung Priok tahun 1984 disebutkan oleh Chris Siner Key Timu dari Petisi 50 berhasil mewujudkan hidup sederhana dan kesederhanaan yang hidup. ”Dia bingung kalau ditanya rumahnya di mana. Rumahnya masuk-masuk ke dalam. Susah alamatnya,” kata Chris lagi.

Judilherry Justam menjelaskan, penghargaan diberikan kepada Adnan Buyung karena ia adalah pejuang yang gigih dalam melawan penyalahgunaan hukum pada masa Orde Baru. Adnan Buyung menjadi salah satu inspirator dalam gerakan menumbangkan rezim Orde Baru. Karyanya, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) untuk masyarakat, tidak hanya memberikan bantuan hukum, tetapi juga kesadaran tentang hak.

Bagi Adnan Buyung, Petisi 50, walaupun jumlahnya kecil, menjadi inspirasi bagi pergerakan anak-anak muda saat itu. Tokoh Petisi 50 sempat dipenjara dan dimusuhi Orde Baru. (edn)
Sumber: Kompas, 19 Mei 2010

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan