MA Pecat Staf Litbang; Peras Orang Beperkara Dilaporkan ke Polisi

James Darsan Tonny, peneliti di Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Mahkamah Agung (MA), yang terbukti memeras tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Dia positif dipecat. Saat ini SK (surat keputusan) pemecatannya tinggal ditandatangani Sekretaris MA M. Rum Nessa.

Ketua Muda Bidang Pengawasan Gunanto Suryono mengakui, Tonny terbukti memeras Carla Santhi, yang memiliki perkara tanah 5.345 m2 di MA. Saya sudah lama mendengar kalau dia nakal. Tidak ada ampun lagi. Saya sudah memerintahkan agar dia dipecat, tegas Gunanto saat ditemui di ruangannya kemarin sore.

Karena Tonny bukan hakim, yang menandatangani SK pemecatan bukanlah ketua MA, tapi Rum Nessa.

Kasus itu bermula ketika Carla mengurus perkara di MA. Tonny menyediakan diri untuk
membantu. Imbalannya sepertiga dari nilai tanah yang diperkarakan, yaitu Rp 300 juta.
Setelah perkara diputus, Tonny menagih uang itu. Karena tanah yang disengketakan belum dieksekusi, Carla tidak bisa membayar. Tapi, Tonny terus menagih. Bahkan, dia membawa beberapa preman.

Dua rekan Tonny yang diduga terlibat, Muh. Rozy dan Domiri, akan diperiksa ulang. Mereka juga terancam dipecat. Kalau mereka terbukti, juga tidak ada ampun. Dipecat sekalian, biar yang lain jera dan tidak memain-mainkan perkara lagi, tambah hakim agung asal Jatim itu.

Pemerasan tersebut sudah masuk kategori tindak pidana. Sudah main perkara, bawa preman-preman juga buat meras. Itu kan parah.

Karena itu, dia memberikan disposisi kepada Asisten Bidang Pengawasan dan Pembinaan Ansyahrul untuk melaporkan masalah itu ke polisi. Tidak perlu Bu Carla yang melapor. Dari sini juga bisa. Saya minta Pak Ansyahrul melaporkan kasus itu ke polisi, ujarnya.

Rum Nessa yang masuk ke ruang Gunanto pukul 17.00 membenarkan bahwa SK pemecatan Tonny sudah jadi. Tapi, dia belum menandatanganinya karena masih perlu disempurnakan. Diharapkan SK tersebut beres minggu ini juga.

Sementara itu, staf MA, Datir Siregar, membantah keterlibatannya dalam jual beli perkara oleh Tonny itu. Dia hanya diminta Carla untuk menjualkan tanahnya. Bu Carla itu kan sudah miskin, tidak punya suami, anaknya banyak, dan rumahnya kontrak. Karena itu, dia meminta saya membantu menjualkan tanahnya, katanya. (lin)

Sumber: Jawa Pos, 17 Januari 2006

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan