Koruptor Harus Takut kepada Rakyat

Pelaku korupsi harus dibuat takut kepada rakyat. Hal ini dikarenakan sebagian institusi penegak hukum, yang seharusnya memberantas korupsi, diduga sudah menjadi bagian dari praktik korupsi itu sendiri.

”Agar koruptor takut kepada rakyat, rakyat harus mampu dan berani melawan korupsi,” ujar Sekretaris Jenderal Transparency International (TI) Indonesia Teten Masduki di sela-sela Konser Musik Antikorupsi di kawasan Bulungan, Jakarta Selatan, Sabtu (11/12) malam.

Sejumlah musisi mengisi konser yang dibuka Sabtu sekitar pukul 11.00 ini. Acara ditutup dengan penampilan grup musik Superman Is Dead sekitar pukul 20.20.

Sejumlah teriakan antikorupsi, seperti ”Korupsi is dead”, terdengar di sela-sela konser musik gratis yang dihadiri sekitar seribu penonton yang umumnya remaja ini.

”Semua pengisi konser tampil dengan tidak dibayar. Penampilan mereka sebagai bentuk kepedulian terhadap gerakan antikorupsi,” kata Teten.

Panitia konser, menurut Teten, antara lain siswa SMA dan mahasiswa yang tergabung dalam Suara Pemuda Antikorupsi (Speak). ”Kami khawatir telah hidup di budaya yang korup. Untuk itu, pembersihan perlu dilakukan, antara lain oleh generasi muda. Mereka harus menjadi generasi pengubah ke budaya antikorupsi. Untuk itu, dibentuk Speak yang diharapkan menjadi pelopor gerakan antikorupsi di lingkungannya masing-masing, seperti sekolah. Dengan hadirnya kelompok seperti Speak, diharapkan rakyat semakin kritis dan berdaya terhadap praktik korupsi,” ucap Teten.

Illian Deta dari Indonesia Corruption Watch (ICW) menuturkan, gerakan seperti Speak amat dibutuhkan karena sekolah juga telah menjadi bagian dari praktik korupsi.

”Anggaran untuk pendidikan saat ini sudah cukup besar. Namun, penyelewengannya diduga juga cukup banyak karena pengelolaan anggaran di sebagian sekolah cenderung masih tertutup,” tutur Illian lagi.

Pemuda Muhammadiyah
Secara terpisah, Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah Saleh P Daulay, bersama Sekretaris Jenderal Rahimandani, dalam siaran pers terkait Hari Antikorupsi di Jakarta, meminta penegak hukum lebih serius dan ekstra hati-hati dalam menyelidiki dan menyidik kasus yang terjadi karena kebijakan (criminal policy). Criminal policy memang sulit dikenali, tetapi merupakan sejahat-jahatnya kejahatan.

Pemuda Muhammadiyah juga meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Polri, dan Kejaksaan Agung menjalankan rekomendasi DPR untuk menuntaskan kasus Bank Century. Juga menuntaskan kasus penggelapan pajak yang melibatkan Gayus HP Tambunan dan kasus cek perjalanan terkait pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia tahun 2004. Media dan masyarakat juga diminta tetap mengawal upaya pemberantasan korupsi di Indonesia. (NWO)
Sumber: Kompas, 13 Desember 2010

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan