Kongsi Anas-Nazar Ditelusuri; Demokrat Rapat Tanggapi SMS Gelap

Partai Demokrat (PD) menelusuri kongsi bisnis yang dibangun oleh Anas Urbaningrum dengan mantan bendahara umum partai itu, Muhammad Nazaruddin.

Anas, ketua umum PD, dikabarkan membangun perkebunan kelapa sawit bersama Nazaruddin di Provinsi Riau.
"Kami sedang mendalami informasi itu, apakah benar ada bisnis seperti itu atau tidak," ujar sekretaris Divisi Komunikasi dan Informasi DPP Partai Demokrat, Hinca Panjaitan, kemarin.

Anas dilaporkan menjadi komisaris dalam bisnis perkebunan kelapa sawit di Riau yang dipimpin Direktur Utama Muhamad Nasir. Nasir, anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi PD, adalah sepupu Nazaruddin.
Nasir semula merupakan anggota Komisi VII. Ketika Nazaruddin, anggota Komisi III, digoyang kasus suap di Kementerian Pemuda dan Olahraga, keduanya pun bertukar posisi.

Nasir kini di Komisi III, sementara Nazaruddin yang dilaporkan lari ke Singapura, digeser ke Komisi VII.
''Sedang didalami,'' tambah Hinca dalam diskusi "Bola Panas Nazaruddin" yang diselenggarakan Trijaya FM di Warung Daun Cikini, Jakarta, Sabtu (28/5).

Sementara Nasir ketika dikonfirmasi enggan memberikan jawaban. ”Perpindahan ini maunya fraksi, bukan keinginan kami,” kata Nasir.
Dia menolak menjawab pertanyaan wartawan terkait bisnis kelapa sawitnya dengan Nazaruddin dan Anas.

SMS Gelap
Sabtu malam, Partai Demokrat menggelar rapat tertutup menyikapi ancaman melalui SMS dan blackberry messenger yang dikirim oleh orang yang mengaku Nazaruddin. Beredarnya SMS itu dirasakan mengganggu Partai Demokrat.
Rapat digelar pukul 20.00 dipimpin langsung oleh Anas Urbaningrum. Sekitar pukul 21.00 rapat selesai. Ketua DPP Bidang Komunikasi Publik Andi Nurpati didaulat memberikan keterangan kepada pers.

”Ya, salah satunya itu (SMS). Itu dianggap sebagai serangan pihak luar, dianggap fitnah,” kata Andi di kantor DPP PD, Jl Kramat Raya, Jakarta Pusat, Sabtu (28/5).

Menurut mantan anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) ini, konsolidasi internal terus digelar partainya. Termasuk upaya  menghadapi fitnah seperti yang dituduhkan SMS liar yang sudah dibantah langsung oleh Nazaruddin tersebut.
SMS dan blackberry messenger menyebar sejak Sabtu kemarin dari nomor +65843939xx. Kode +65 adalah kode telepon Singapura.

SMS gelap itu berbunyi, ”Demi Allah, saya M Nazaruddin, telah dijebak, dikorbankan, dan difitnah. Karakter, karier, dan masa depan saya dihancurkan. Dari Singapore saya akan membalas...”
SMS juga mengungkap tudingan-tudingan terhadap SBY dan politikus Demokrat. Di antaranya Anas Urbaningrum dan Andi Mallarangeng.

Pulangkan Nazaruddin
Sementara itu, mantan wakil ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Erry Riyana Hardjapamekas mendesak KPK memulangkan Nazaruddin ke Indonesia. Kasus larinya Nazaruddin adalah tantangan besar yang harus dijawab KPK jika tidak ingin dihujat masyarakat.

”Jawab keraguan masyarakat dengan bukti menghadirkan buronan. Seperti dahulu waktu berhasil menangkap Hengky Daud, tersangka kasus mobil pemadam kebakaran yang tiga tahun buron,” kata Erry Riyana, Sabtu (28/5).
Seperti diberitakan sebelumnya, Nazaruddin pergi ke Singapura hanya sehari sebelum KPK mengirimkan surat pelarangan ke luar negeri. Nazar bertolak ke Singapura pada 23 Mei pukul 19.30, sementara surat permohonan cekal dari KPK dikirim ke Kementerian Hukum dan HAM pada 24 Mei. Ada dugaan internal KPK membocorkan rencana cekal tersebut.

Nazaruddin diduga terkait dengan kasus suap proyek Wisma Atlet SEA Games 2011 Palembang yang sedang ditangani oleh KPK. Dalam kasus tersebut, KPK telah menahan tiga tersangka, yakni Sekretaris Menpora Wafid Muharam, direktur marketing PT Duta Graha Indah Mohammad El Idris, dan broker proyek Mindo Rosalina Manullang. Barang bukti yang diamankan cek senilai Rp 3,2 miliar plus uang ribuan dolar Singapura dan AS.
Nazaruddin juga tengah disorot dalam kasus gratifikasi uang 120 ribu dolar Singapura terhadap Sekjen Mahkamah Konstitusi Djanedjri M Gaffar.

Hinca Panjaitan menambahkan, partainya kini kehilangan kontak dengan Nazaruddin.
”Komunikasi dengan partai terakhir adalah waktu proses di Dewan Kehormatan. Sampai saat ini belum ada komunikasi dengan partai,” ujar Hinca Panjaitan.
Terputusnya komunikasi antara PD dengan Nazaruddin, membuat DPP kesulitan menelusuri keberadaan kadernya itu. (F4,K24, J13, D3,dtc,ant-43)
Sumber: Suara Merdeka, 29 Mei 2011

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan