KMSTP: Mendikbud Jangan Terus Keluarkan Pernyataan Kontroversial

Antikorupsi.org, Jakarta, 24 Agustus 2016 – Koalisi Masyarakat Sipil Untuk Transformasi Pendidikan (KMSTP) meminta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI (Mendikbud) yang baru dilantik, Muhadjir Effendy, untuk tidak terus mengeluarkan pernyataan kontroversial.

Selama kurun waktu dua bulan sejak diangkat, KMSTP menilai Muhadjir telah beberapa kali mengeluarkan pernyataan yang menimbulkan polemik di tengah masyarakat. Beberapa diantaranya adalah rencana menerapkan full day school (sekolah sepanjang hari), wacana penghapusan sekolah gratis, dan revitalisasi komite sekolah.

Eka TP. Simanjuntak, anggota KMSTP mengatakan, berbagai pernyataan Muhadjir dinilai kontroversial. “Apa yang diucapkan bertentangan dengan yang kita usung di KMSTP,” katanya dalam diskusi bertajuk ‘Gaduh Mendikbud Baru: Pendidikan Indonesia Mau Dibawa Kemana’ di Jakarta, Rabu, 24 Agustus 2016.

Dalam hal rencana kebijakan sekolah sepanjang hari misalnya, Muhadjir dinilai tidak memperhatikan hal lain yang lebih luas. “Persoalannya apa semuanya sudah siap? Apa jaminannya karakter jadi lebih baik? kekerasan di jam sekolah juga tinggi,” ucap dia usai diskusi.

Jumono, anggota KMSTP lainnya menyoroti tentang wacana penghapusan sekolah gratis. Wacana tersebut menunjukkan Muhadjir tidak memahami konstitusi. “Pak Menteri lupa, konstitusi salah satu ayatnya bilang bahwa negara wajib membiayai pendidikan dasar,” ujarnya dalam kesempatan yang sama.

Jumono menilai hal tersebut merupakan sesuatu yang mengkhawatirkan. “Harusnya dia paham pendiri bangsa menjadikan pendidikan sebagai investasi,” ujar dia.

Menengok kondisi tersebut, Eka mengatakan Muhadjir semestinya melakukan evaluasi terlebih dahulu sebelum mengeluarkan pernyataan. “Harusnya melakukan evaluasi dulu, lalu berdasarkan evaluasi melanjutkan apa yang dianggap baik, dan tidak melanjutkan yang tidak baik,” katanya.

Eka juga mendorong Mendikbud Muhadjir Effendy untuk mengeluarkan kebijakan yang berdasarkan pada penelitian. “Kebijakan itu harus research based, bukan berdasarkan pengalaman dan perasaan.”

Salah satu pernyataan Muhadjir yang dinilai kontroversial ialah wacana penerapan sekolah sepanjang hari. Muhadjir beralasan sistem tersebut akan membangun karakter anak dan membuat anak tidak menjadi liar di luar sekolah. Ia juga berucap sistem tersebut telah diterapkan di beberapa negara maju, salah satunya Finlandia.

Hadir dalam diskusi tersebut Peneliti ICW sekaligus Koordinator KMSTP Febri Hendri dan Aktivis Pendidikan dari Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) Ahmad Taufik.

(Egi)

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan