Kesaksian Pengemudi Avanza Diragukan
Ia tahu Tama habis menonton Piala Dunia.
Keluarga aktivis Indonesia Corruption Watch, Tama Satrya Langkun, ragu akan kesaksian Thoriq--pengemudi Toyota Avanza--yang disampaikan kepada mereka dan beberapa anggota ICW di Rumah Sakit Asri kemarin siang.
Keraguan itu, kata adik korban, Kibar Langkun, muncul saat mendengar kronologi kejadian versi Thoriq. Misalkan, Thoriq mengaku, ketika itu ia ragu untuk menolong Tama, yang diduganya dianiaya karena tidak membayar uang taruhan sepak bola.
Kamis pekan lalu pukul 03.45 WIB, Tama, 26 tahun, peneliti Divisi Investigasi Publik ICW, dianiaya beberapa laki-laki di sekitar lampu merah perempatan Duren Tiga Raya dan Mampang Prapatan. Ketika itu ia baru pulang dari menonton bareng Piala Dunia di kawasan Kemang. Menurut Tama, tidak jauh tempat kejadian, satu mobil Toyota Avanza berwarna perak membuntuti.
Setelah melakukan aksinya, para pelaku bergegas pergi, begitu pula Toyota Avanza, yang menunggu di belakang. Tidak lama kemudian, Toyota Avanza kembali ke tempat kejadian dan mengembalikan helm.
Tiba-tiba, Sabtu sore pekan lalu, Thoriq, yang ternyata pengemudi Avanza pada malam nahas itu, membesuk Tama di rumah sakit. Ia lalu memberikan keterangan kepada wartawan pada malam harinya.
"Bagaimana bisa Thoriq tahu Tama malam itu habis menonton pertandingan Piala Dunia?" tutur Kibar kepada Tempo. Ia makin heran saat Thoriq bisa memperkirakan lamanya kejadian pengeroyokan Tama sama dengan durasi satu setengah lagu.
"Logikanya, kalau dia benar-benar melihat, masak bisa fokus ke lagu dan kejadian?" ujar Kibar. Thoriq juga menuturkan, jarak mobilnya dengan tempat kejadian hanya 1-2 meter. Dari jarak itulah ia menyaksikan penganiaya Tama berjumlah delapan orang.
Padahal, menurut Khaddafi, teman Tama yang menyaksikan kejadian, pengeroyok berjumlah empat orang. Dua menunggu di atas sepeda motor, dua orang lagi memukuli Tama.
Pengakuan Thoriq soal jarak mobil juga dibantah Khaddafi. Ia menuturkan, ketika Tama dan dirinya terjatuh dari sepeda motor, ada mobil Avanza yang menyusul dari belakang. Mobil tersebut kemudian berhenti 4-5 meter dari tempat kejadian.
Selain memberikan keterangan yang simpang-siur, identitas Thoriq belum jelas. Kepada keluarga Tama, Thoriq mengaku bekerja sebagai mitra bisnis beberapa rumah sakit, termasuk Rumah Sakit Asri tempat Tama dirawat.
Namun, perihal kerja sama dengan Rumah Sakit Asri itu juga diragukan oleh pihak rumah sakit. "Saya secara pribadi tidak mengenal Thoriq," kata Sigit Sholichin, Manajer Penunjang Medis Rumah Sakit Asri, kepada Tempo.
Saat dihubungi terpisah, Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Jakarta Selatan Komisaris Nurdi Satriaji malah menuturkan, Thoriq adalah pegawai perusahaan binatu. Nurdi juga yakin Thoriq tidak terkait dengan komplotan pembacok.
Adapun Thoriq, saat dihubungi Tempo, menolak berkomentar. Ia menawarkan waktu khusus untuk bertemu dengan Tempo. "Saya tidak mau lewat telepon, kita ketemuan saja, di Mal Cinere?" katanya. FEBRIANA FIRDAUS | EFRI RITONGA
Sumber: Koran Tempo, 12 Juli 2010