Kepala Badan Ketahanan Pangan Diperiksa Hari Ini

Unit Tindak Pidana Korupsi Kepolisian Resor Wajo hari ini menjadwalkan akan memeriksa Ir Naspari, Kepala Kantor Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Wajo. Pemeriksaan terhadap Naspari masih berkait dengan pengusutan aliran bantuan untuk korban banjir.

"Kami panggil berkaitan dengan beras bantuan yang masih menumpuk di kantor BPP (Balai Penyuluh Pertanian)," ujar Brigadir Salehuddin kemarin. Ia curiga terjadi penyimpangan pengelolaan bantuan tersebut. Sebab, banjir terjadi pada awal 2010, tapi bantuan belum disalurkan. Jika penyelidikan membuktikan adanya penyelewengan, penyidik akan menyita bantuan itu.

Kepala Balai Penyuluh Pertanian Bontouse Tancung Andi Ridwan mengatakan tak tahu-menahu alasan belum disalurkannya bantuan tersebut. Menurut dia, bantuan itu hanya dititipkan oleh Naspari di kantornya. Hingga kemarin, dari 42 ton beras sumbangan, masih menumpuk sekitar 12 ton. "Saya hanya menjaga. Kalau penyalurannya saya tidak tahu," ujar Ridwan.

Sementara itu, Naspari berusaha dimintai konfirmasinya, tak memberi jawaban. Tapi sebelumnya, Naspari mengatakan, 12 ton beras itu belum disalurkan karena ia masih menunggu usul dari Dinas Sosial. "Kalau sudah ada usul, kami berikan, kemudian disalurkan oleh Dinas Sosial," katanya.

Sahran, Kepala Bidang Kesetiakawanan Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Wajo, malah mengaku pihaknya tak berwenang mengelola bantuan itu sebelum diserahkan oleh Badan Ketahanan Pangan. "Jadi kami tidak memiliki kewenangan terhadap beras itu selama belum diserahkan kepada instansi kami," ujar dia.ANDI PAJUNG

Wajo - Unit Tindak Pidana Korupsi Kepolisian Resor Wajo hari ini menjadwalkan akan memeriksa Ir Naspari, Kepala Kantor Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Wajo. Pemeriksaan terhadap Naspari masih berkait dengan pengusutan aliran bantuan untuk korban banjir.

"Kami panggil berkaitan dengan beras bantuan yang masih menumpuk di kantor BPP (Balai Penyuluh Pertanian)," ujar Brigadir Salehuddin kemarin. Ia curiga terjadi penyimpangan pengelolaan bantuan tersebut. Sebab, banjir terjadi pada awal 2010, tapi bantuan belum disalurkan. Jika penyelidikan membuktikan adanya penyelewengan, penyidik akan menyita bantuan itu.

Kepala Balai Penyuluh Pertanian Bontouse Tancung Andi Ridwan mengatakan tak tahu-menahu alasan belum disalurkannya bantuan tersebut. Menurut dia, bantuan itu hanya dititipkan oleh Naspari di kantornya. Hingga kemarin, dari 42 ton beras sumbangan, masih menumpuk sekitar 12 ton. "Saya hanya menjaga. Kalau penyalurannya saya tidak tahu," ujar Ridwan.

Sementara itu, Naspari berusaha dimintai konfirmasinya, tak memberi jawaban. Tapi sebelumnya, Naspari mengatakan, 12 ton beras itu belum disalurkan karena ia masih menunggu usul dari Dinas Sosial. "Kalau sudah ada usul, kami berikan, kemudian disalurkan oleh Dinas Sosial," katanya.

Sahran, Kepala Bidang Kesetiakawanan Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Wajo, malah mengaku pihaknya tak berwenang mengelola bantuan itu sebelum diserahkan oleh Badan Ketahanan Pangan. "Jadi kami tidak memiliki kewenangan terhadap beras itu selama belum diserahkan kepada instansi kami," ujar dia.ANDI PAJUNG
Sumber: Koran Tempo, 30 Mei 2011

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan