Kasus Tak Tuntas, Mengadu pada Polisi Tidur

Kinerja aparat kepolisian lamban ketika menangani kasus-kasus korupsi, jauh berbeda ketika polisi bergerak cepat mengusut kasus terorisme. Masyarakat menuntut Kepolisian segera menyelesaikan sengkarut kasus korupsi dan pelanggaran HAM.

Koalisi Masyarakat Sipil untuk Reformasi Kepolisian, Jumat (15/7/2011), menggelar aksi simpatik di depan Markas Besar Kepolisian RI di Trunojoyo, Jakarta Selatan. Dalam aksinya, mereka membawa replika polisi tidur yang melambangkan polisi yang tidak bisa disuap, namun sayangnya, tidak dapat berbuat apa-apa. Mereka juga melayangkan surat terbuka kepada Kapolri Jenderal Timur Pradopo, mendesak agar Kepolisian segera menuntaskan kasus-kasus besar, diantaranya kasus rekening gendut perwira tinggi Polri.

Koordinator ICW Danang Widoyoko dalam orasinya mengatakan, Kapolri Timur Pradopo berkewajiban segera membuka nama-nama perwira tinggi yang dinilai memiliki rekening di luar batas kewajaran. Keterbukaan ini penting agar masyarakat yakin aparat Kepolisian mendapatkan kekayaannya secara benar. "Kalau memang wajar seperti dikatakan Polri, maka sekolah bisnis paling hebat adalah Mabes Polri," sindir Danang.

Danang menyoroti laporan PPATK yang menyebutkan sejumlah perwira tinggi Polri yang memiliki kekayaan miliaran rupiah padalah mereka tidak memiliki bisnis tertentu. Jumlah harta kekayaan perwira tinggi tersebut dinilai tidak sesuai dengan profil mereka sehingga diistilahkan dengan "rekening gendut perwira Polri".

Anggota Koalisi dari LBH Jakarta, ALghifari Aqsa, menyayangkan kinerja Kepolisian yang lamban dalma menangani kasus-kasus besar. Sementara, kasus yang melibatkan rakyat kecil bisa dengan mudah diselesaikan, seringkali, tanpa melakukan pendalaman masalah. Pisau hukum menjadi sangat tajam ke bawah namun tumpul ke atas. Alghif mengutip perkataan Presiden keempat RI, Abdurrahman Wahid, yang menyebutkan hanya ada tiga polisi yang tidak dapat disuap yakni polisi tidur, patung polisi dan Jenderal Hoegeng. "Selain mengadu kepada polisi tidur, kita mungkin harus berziarah ke makam Hoegeng, berharap sosok polisi yang tegas dan humanis bisa bangkit kembali," kata Alghif. Farodlilah

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan