Kasus Rekening Mencurigakan; Lagi, Tujuh Polisi Disidik

Pengusutan kasus polisi yang memiliki rekening mencurigakan bergerak lagi. Setelah menetapkan tujuh polisi sebagai tersangka, Mabes Polri kemarin juga memulai proses penyidikan tujuh polisi. Dengan demikian, sudah ada 14 polisi pemilik rekening mencurigakan yang diproses Bareskrim Mabes Polri sejak kasus tersebut mencuat Juli lalu.

Informasi itu disampaikan Kadiv Propam Mabes Polri Irjen Pol Yusuf Manggabarani usai peringatan Isra Mikraj di Mabes Polri kemarin. Semua telah dilimpahkan. Hanya satu rekening yang saya beri rekomendasi untuk tidak bisa dilimpahkan, jawab Yusuf atas pertanyaan wartawan.

Yusuf mengaku tidak ingat, di mana saja tujuh polisi terakhir itu bertugas saat ini. Yang dia ingat hanya yang di Jatim dan Sumatera. Dia mengaku sudah menyerahkan inisial tujuh nama tersebut ke humas Mabes Polri. Silakan tanya ke sana, pintanya.

Sebelumnya, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menemukan aliran dana mencurigakan ke rekening pribadi milik 15 polisi. Temuan itu kemudian diserahkan ke polisi untuk diselidiki. Pada pemeriksaan awal, diketahui tujuh polisi terbukti menerima dana haram dengan nilai transaksi Rp 53 juta sampai Rp 4,5 miliar.

Mereka adalah Kompol MR yang sudah ditahan. Lalu, seorang perwira tinggi (pati) berinisial G dan tiga perwira menengah (pamen) berinisial MD, LM, dan AS. Dua tersangka lain berinisial Z dan KM.

Saat dikonfirmasi, Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Aryanto Boedihardjo belum mau mengungkapkan inisial tujuh polisi lain yang mulai disidik. Alasannya, nanti hal itu bisa menimbulkan persepsi keliru di masyarakat. Nanti saja, ujarnya.

Yusuf juga menyinggung penyalahgunaan wewenang dalam penyidikan kasus pembobolan Bank BNI Rp 1,7 triliun dengan tersangka Adrian Herling Waworuntu. Dia menyatakan, masa penahanan Kombespol Irman Santoso mungkin akan diperpanjang. Penyidik kasus pembobolan BNI itu diduga kuat menyalahgunakan wewenangnya saat menangani kasus tersebut. (naz/dri)

Sumber: Jawa Pos, 4 Oktober 2005

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan