Kamaruddin Simanjuntak, Mantan Pengacara Mindo Rosalina Manulang:Nazaruddin dkk yang Hancurkan Demokrat

PERSETERUAN antara tersangka suap proyek wisma atlet di Palembang, Mindo Rosalina Manulang, dan Kamaruddin Simanjuntak, mantan pengacaranya, kian meruncing. Rosa mengatakan dirinya diarahkan oleh Kamaruddin saat diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi agar menghubungkan kasusnya dengan Partai Demokrat. Imbalannya, bebas dari jerat hukum. "Yang tertuang di berita acara pemeriksaan (BAP) itu semua rekayasa Kamaruddin. Saya akan buat perhitungan pribadi dengan dia," kata Rosa.

Kamaruddin membantah tuduhan itu. "Itu pengalihan isu dari kasus korupsi yang melilit Rosa," kata Kamaruddin. Berikut ini petikan wawancara dengan Kamaruddin saat ditemui seusai acara diskusi di Jakarta, Ahad (15 Mei) lalu.

Anda disebut-sebut memaksa Rosalina saat diperiksa?

Mana mungkin. Di KPK itu ada CCTV (closed circuit television) dan diawasi penyidik. Saat diperiksa juga ada alat perekam suara. Berbisik saja ketahuan, apalagi memaksa.

(Dalam BAP pada 27 April 2011, Rosa menyebutkan sejumlah nama yang terkait dalam kasus wisma atlet. Antara lain, Bendahara Umum Partai Demokrat M. Nazaruddin. Namun, pada 12 Mei, Rosa mengubah BAP itu.)

Anda punya bukti keterlibatan Nazaruddin dan Rosalina dalam kasus ini?

Kalau bukti, itu tugas KPK. Serahkan saja ke KPK.

Anda punya bukti Rosalina satu kantor dengan Nazaruddin?

Saksi saya 10 orang. Saya juga punya bukti. Aktanya ada.

Artinya, Rosalina dan Nazaruddin saling kenal?

Mereka satu kantor. Tapi, begitu kasus ini terungkap, alamat kantornya langsung berubah. Rosalina mengatakan saya mengadu domba dia dengan atasannya. Nazaruddin pun mengaku tidak kenal Rosalina. Tapi media massa menemukan akta PT Anak Negeri didirikan Nazaruddin bersama Rosalina.

Anda dituding ingin menghancurkan Partai Demokrat.

Saya bukan politikus. Ngawur itu. Saya tidak pernah berbicara tentang partai mereka. Yang menghancurkan Partai Demokrat, ya, Nazaruddin dan kawan-kawan. Mereka bisa menyusup ke partai dan bergerilya untuk mendapatkan proyek.

Rosalina mengaku sudah keluar empat bulan lalu dari PT Anak Negeri?

Itu bohong. Kalau dia keluar empat bulan lalu, kenapa saat ditangkap dia menunjukkan kantor di Tower Permai lantai 4? Dia karyawan sejak 2008. Saat Nazaruddin menjadi anggota DPR, Rosalina diangkat jadi direktur. Jadi, mana mungkin direksi dan komisaris tidak saling kenal.

Siapa yang memutuskan Anda keluar sebagai pembela Rosalina?

Itu keputusan keluarga mereka, bukan keinginan saya.

ADITYA BUDIMAN | DIANING SARI | SUKMA
 
Sumber: Koran Tempo, 18 Mei 2011

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan