Juara 3 Surat untuk Presiden: Hanif AB

Assalamualaikum Wr.Wb

Pertama-tama tak lupa saya ucapkan selamat atas terpilihnya Bapak sebagai Presiden RI periode 2014-2019. Begitu banyak harap saya kepada Bapak. Ya memang, saya hanyalah seorang siswa SMA yang masih buta akan dunia politik. Namun sebagai Warga Negara Indonesia, apakah salah jika saya berharap banyak kepada pemimpin baru? Apalagi negara ini dalam keadaan carut marut karena kebiadaban koruptor. Begitu banyak kasus korupsi di negeri ini. Sebuah perilaku kejahatan yang akan menjadi adat serta kebiasaan di Tanah Pertiwi.

Jika Bapak tengok negeri ini, pasti Bapak akan rasakan keprihatinan yang sama seperti yang saya rasakan. Begitu banyak rakyat Indonesia yang masih jauh dari kata sejahtera. Indonesia memang telah momproklamirkan kemerdekaan, namun banyak rakyat Indonesia yang masih merasa terjajah. Dan penjajah itu merupakan para koruptor yang tanpa malu merampas uang rakyat. Mungkin sekarang masih banyak koruptor yang bersembunyi untuk menutupi bau busuk mereka dari jerat hukum. Tingkah mereka berkedok atas nama pembangunan Indonesia, namun itu hanyalah tipu muslihat mereka untuk kuras uang negara.

Sekarang negeri ini menjadi gudangnya koruptor. Di mana-mana ada koruptor. Dan lebih parahnya lagi, di masa sekarang bibit-bibit koruptor telah terbenam sejak kecil. Contohnya, ada seorang anak yang bisa dikatakan tidak terlalu pandai, namun karena kekayaan orang tuanya Ia dapat masuk ke sekolah favorit. Ini merupakan salah satu tindakan suap menyuap. Tentunya hal ini menumbuhkan sikap kepada anak tersebut, bahwa semuanya bisa Ia dapatkan dengan uang. Apakah ini yang dinamakan calon penerus masa depan? Ataukah calon koruptor masa depan? Berbeda dengan seorang anak yang miskin namun pandai, karena ketiadaan biaya Ia tidak dapat meneruskan sekolahnya. Hal ini tentunya sangat disayangkan karena semua orang di Indonesia berhak mendapatkan pendidikan. Sebenarnya sudah banyak anggaran yang dikeluarkan pemerintah bagi pendidikan di Indonesia. Namun lagi-lagi banyak terjadi penggelapan dana dan Dana Alokasi Khusus atau DAK sering digunakan sebagai praktek ladang korupsi dana pendidikan. Dan Indonesian Corruption Watch (ICW) menyatakan selama satu dasawarsa dari 2003-2013 bahwa kasus korupsi dana pendidikan telah merugikan negara hingga 619 miliar rupiah. Hal ini tentu sangat dirugikan dengan melihat begitu banyak anak bangsa yang harus putus sekolah karena ketiadaan biaya.

Maka dari itu kepada Bapak Presiden yang terhormat, saya mohon dengan kondisi negeri yang kacau akan korupsi, kau akan beri titk terang pada masa depan Indonesia. Saya berharap hukum di Indonesia mengenai korupsi dapat ditegakkan. Jika banyak orang mengatakan bahwa koruptor harus dihukum mati, bagi saya itu tidak perlu. Karena mereka juga memiliki hak untuk hidup, apalagi hal itu juga bertolak belaka dengan Pancasila sila kedua yaitu Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab. Sebaiknya koruptor dihukum dengan seadil-adilnya sesuai hukum yang berlaku.

Berikut ada sebait puisi sebagai penyemangat Bapak dalam memberantas korupsi di Indonesia.

Korupsi, bak awan mendung hadang sinar tuk terangi bumi.
Sulit menjauh walau seribu angin telah ditiupkan.
Kini raut resah nan gelisah akan segera sirna.
Tegantikan akan senyum bahagia sambut negeri yang bebas korupsi.

Kata korupsi akan jadi sejarah di tangan pemimpin baru.
Pemimpin yang bersih, dan bukan omong kosong yang Ia tuturkan.
Tak akan ada lagi kata korupsi yang bergema di telinga rakyat,
dan tak akan ada lagi penjajahan berkedok atas nama pembangunan negeri.

Semoga Indonesia benar-benar menjadi negara yang bersih dari korupsi bukan hanya sebatas impian dalam sebait puisi. Kami sebagai rakyat menunggu resolusi-resolusi baru dari Bapak Presiden. Ini hanyalah keluh kesah saya yang saya tuangkan dalam sebuah surat. Tak banyak yang dapat saya perbuat. Mungkin dari surat ini dapat membawa perubahan terhadap Negara Indonesia. Amin.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Pacitan, 8 Desember 2014

Hanif A.B

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan