Ismeth Abdullah Sakit, Pemeriksaan Ditunda

Tersangka dugaan korupsi dalam pengadaan mobil pemadam kebakaran di Otorita Batam, Ismeth Abdullah, Selasa (23/2), batal diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi dengan alasan kesehatan. Gubernur Kepulauan Riau, yang ditahan sejak Senin, itu meminta dijadwalkan ulang pada Senin pekan depan.

Ismeth datang ke KPK, Selasa pukul 10.50, dan keluar lagi pukul 12.00. Sedianya ia akan diperiksa untuk pertama kali pascapenahanannya. ”Ia belum sempat diperiksa. Baru ditanya tentang kesehatan, lalu menjawab sedang tidak sehat,” kata TH Hutabarat, kuasa hukum Ismeth.

Setelah dicek dokter KPK, menurut Hutabarat, tekanan darah Ismeth mencapai 165/80. ”Dia minta penjadwalan ulang, Senin. Pada hari yang sama, kami juga akan mintakan penangguhan penahanan,” ungkapnya.

Sebelum memasuki Gedung KPK, Ismeth membantah dugaan penggelembungan dana Rp 5,4 miliar dalam pengadaan mobil pemadam kebakaran di Otorita Batam, sebagaimana ditemukan KPK. ”Enggak betul kayaknya itu,” katanya.

Hutabarat mengatakan, proyek pengadaan mobil pemadam kebakaran di Otorita Batam tidak dilakukan dengan penunjukan langsung. ”Ada panitia pengadaan. Ada pimpinan proyeknya. Hasil pembahasan mereka yang menentukan mana yang lebih murah,” ujarnya.

Dalam proyek itu, kata Hutabarat, ada tiga peserta lelang. ”Lalu oleh panitia, proyek yang dinilai paling murah diajukan ke divisi perencanaan dan divisi pengamanan kebakaran, baru diusulkan ke Ismeth. Karena dinilai ada kebutuhan, akhirnya disetujui,” katanya.

Dukungan simpatisan
Dari Batam, Selasa, dilaporkan, sekitar 300 pendukung Ismeth Abdullah berunjuk rasa. Mereka menuntut KPK membebaskan Ismeth yang ditahan atas dugaan korupsi pengadaan mobil pemadam kebakaran di Otorita Batam pada 2004-2005 yang merugikan negara Rp 5,4 miliar.

Aksi ini dilakukan sehari setelah KPK menahan Ismeth untuk pemeriksaan. Ismeth dititipkan di Rumah Tahanan Cipinang, Jakarta.

Massa mengaku dari beberapa elemen, antara lain, sejumlah ketua rukun tetangga (RT), Keamanan Ismeth Abdullah (KIA), Rumpun Melayu Bersatu, dan Solidaritas Rakyat Setia Ismeth. ”Ini adalah aksi spontan, tidak ada rekayasa atau demo bayaran. Masyarakat Kepulauan Riau masih membutuhkan Ismeth,” ungkap seorang koordinator aksi, Maruba Frans Simbolon. (aik/las)
Sumber: Kompas, 24 Februari 2010

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan