ICW Gelar Konser Musik, Orasi dan Penghargaan untuk Peringati Hari Antikorupsi

Pernyataan Pers

Meskipun reformasi telah berjalan sejak 1998, namun Negara ini ternyata belum bisa dibebaskan dari Korupsi. Bahkan, korupsi dinegara ini makin merajalela dan merambah ke hampir semua sektor kehidupan. Salah satu penghambat perbaikan itu adalah masih resistennya pejabat generasi lama untuk berubah. Dilain sisi, generasi muda yang masuk ke system birokrasi atau berhubungan dengan birokrasi ternyata juga tidak sedikit yang larut ke dunia yang korup seperti Gayus Tambunan.

Melihat realitas seperti itu, generasi muda harus bangkit dan menjadi agen perubahan (agent of change).  Karena itulah, kesadaran untuk tidak korupsi dan mau melawannya harus terus ditumbuhkan. Selain itu, generasi muda harus dilibatkan secara aktif dalam perlawanan bersama terhadap korupsi.

Terkait dengan peringatan Hari Antikorupsi Sedunia, maka ICW akan mengadakan acara konser musik untuk melibatkan generasi muda. Pada konser ini, akan ditampilkan karya anak anak muda yang peduli tentang korupsi dan masalah sosial yang ditimbulkannya. Kegiatan itu kami namakan ‘Konser GIPSI (Generasi Anti Korupsi). Konser ini akan dilakukan pada 7 Desember 2009 jam 12.30 -17.00 WIB di Main Atrium Margo City Depok.

Sedikitnya terdapat 11 artis dan group musik yang dengan sukarela mengisi acara yaitu:

  •  Baron Soulmate
  •  Montecristo
  •  Edo Kodologit
  •  Efek Rumah Kaca
  •  Roots
  •  Okky Lukman
  •  Respito
  •  Jiunk
  •  Last Child
  •  Melani Subono
  •  Sandi Pass Band

Disela sela acara musik, acara juga diisi orasi dari sejumlah tokoh antara lain:

  •  Bambang Widjojanto (Praktisi Hukum)
  •  Effendi Ghazali (Pakar Komunikasi/akademisi)
  •  Teten Masduki (Sekjen Tranparency International Indonesia)
  •  Danang Widoyoko (Koordinator ICW)
  •  Usman Hamid (Pengurus Kontras)
  •  Wanda Hamidah (artis/anggota DPRD DKI Jakarta)

Pada akhir acara juga direncanakan dilakukan pemberian penghargaan kepada warga masyarakat yang mau melawan korupsi, antara lain:

  1. Prio Budi Utomo, guru yang bertanya dugaan korupsi di sekolah di Jember tapi kemudian di blacklist mengajar oleh sekolah maupun dinas
  2. Dr Okky Sofyan, orang tua murid yang mempertanyakan dana BOS kemudian diusulkan untuk dicoret dari daftar kependudukan jakarta.
  3. Handaru, orang tua murid yang mempertanyakan dana BOS, kemudian berimbas pada diskriminasi yang dilakukan pihak sekolah terhadap anaknya.

Konser ini sekaligus untuk meluncurkan aksi penggalangan dana public ICW

ICW merupakan lembaga independen. Untuk membiayai kegiatannya, selama ini ICW dibantu oleh lembaga donor. Namun tidak semua donor dapat diterima. Untuk menjaga independensi dan menghindarikonflik kepentingan, ICW tidak bisa menerima dana dari pemerintah, lembaga keuangan internasional atau perusahaan ebrmasalah karena mereka adalah lembaga yang harus dipantau ICW. Pendukung terbesar ICW adalah perseorangan atau lembaga nonprofit dengan perjanjian tak terikat.

Untuk meningkatkan kepemilikan publik serta menjaga kesinambungan program pemberantasan korupsi, maka ICW mengajak masyarakat untuk mendukung/ mensupport ICW melalui donasi yang bisa dilakukan setiap bulan atau sesuai yang dikehendaki. Dengan berdonasi ke ICW, berarti telah menjadi bagian dari perlawanan terhadap korupsi. Kepada para Supporternya, ICW akan memebrikan laporan perkembangan program dan kegiatan ICW secara berkala. ICW juga akan melibatkan para supporter dalam berbagai kegiatan pemberantasan korupsi.

Jakarta, 3 Desember 2010
Indonesia Corruption Watch
 

  • Illian Deta Arta Sari (Koordinator Kampanye dan Penggalangan Dana Publik ICW, Hp 0811 82 1412),
  • Tya (Koordinator Acara Konser GIPSI, Hp 081282290057)

 

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan