Hasyim Muzadi Persoalkan Iklan BLBI
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Hasyim Muzadi mempersoalkan pemasangan iklan kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) di sejumlah media massa. Hasyim, salah satu penanda tangan dalam iklan bertajuk Jihad Melawan Koruptor BLBI itu, mengatakan iklan tersebut menyimpang dari tujuan awal. Saya memang tanda tangani formulir itu, tapi tidak mengira akan diiklankan, ujarnya di kantor PBNU kemarin.
Dalam iklan yang didukung oleh Pengurus Pusat Perhimpunan Jurnalis Indonesia, Pusat Studi Agama dan Peradaban, serta Masyarakat Profesional Madani itu ada juga nama Ketua Umum Muhammadiyah Din Syamsuddin dan Ketua Umum BKMT Tutty Alawiyah.
Hasyim mengaku pengiklanan dukungan itu tanpa setahu dia. Pada formulir yang saya tanda tangani sebelumnya tidak ada nama-nama itu, ujarnya tanpa memerinci siapa nama tertentu yang dimaksud itu.
Hasyim khawatir dorongan moral itu menjadi tidak obyektif. Sebab, pengemplang dana BLBI itu, kata dia, orangnya sangat banyak. Termasuk yang saat ini ada di Istana, ujarnya. Namun, dia tak mau menjelaskan orang yang dimaksud.
Meski keberatan, Hasyim tidak akan menuntut orang yang memberikan formulir dukungan moral itu. Cukup tidak diiklankan lagi, katanya.
Menurut Ketua Masyarakat Profesional Madani Ismet Hasan Putro, iklan penyelesaian kasus BLBI tak pernah menunjuk nama tertentu. Tak pernah ada satu pun nama obligor disebutkan, katanya.
Menurut Ismet, iklan BLBI ada dua versi. Yang pertama merupakan prakarsanya. Ia meminta tanda tangan Hasyim melalui anggota stafnya. Hingga enam kali ditampilkan di majalah Tempo dan Koran Tempo, kata dia, tak pernah ada keluhan dari para tokoh yang menandatangani. Saya pun ketemu dengan Pak Hasyim di PBNU, tapi tak ada keluhan apa pun, katanya.
Sedangkan iklan kedua, Ismet melanjutkan, diprakarsai oleh Perhimpunan Jurnalis Indonesia serta Pusat Studi Agama dan Peradaban. Budi Saiful Haris | PRAMONO
Sumber: Koran Tempo, 29 Agustus 2007