Meski pemilihan presiden tinggal lima hari lagi, dari sepuluh calon presiden dan calon wakil presiden, baru dua calon yang bersedia diverifikasi kekayaannya termasuk melengkapi dokumen kepemilikan asetnya. Kedua calon itu adalah Hamzah Haz dan Jusuf Kalla yang masing-masing diwakili kuasanya.

Demikian penjelasan Wakil Ketua KPK Erry Riyana Hardjapamekas kepada wartawan, Selasa (29/6). Hamzah Haz diwakili oleh Dwi P Bhakti, staf pribadinya. Sedangkan Jusuf Kalla diwakili adik kandungnya, Suahelli Kalla, Fatima Kalla, dan M Natsir Thaif. Baru dua calon ini yang merespons surat KPK kepada para capres-cawapres untuk datang ke KPK melengkapi dokumen dan memutakhirkan kekayaan.

Berdasarkan laporan kekayaan yang dilansir KPK, Jusuf Kalla pada tahun 2004 memiliki kekayaan Rp 122,654 miliar ditambah 14.928 dollar AS. Sedangkan laporan kekayaan Hamzah Haz yang dilansir KPK masih berupa kekayaan tahun 2001 dengan jumlah Rp 17,337 miliar dan 199.000 dollar AS.

Erry mengatakan, KPK saat ini masih dalam taraf memeriksa dokumen-dokumen kepemilikan aset, belum sampai menurunkan konsultan pelacak aset. Kedatangan Suahelli Kalla, adik kandung Jusuf Kalla, untuk mengklarifikasi masukan masyarakat ke KPK mengenai saham Jusuf Kalla di PT Sarana Sulsel Ventura. Di perusahaan itu, Jusuf Kalla termasuk salah satu pemegang saham dengan memiliki lembar saham sebanyak 118.461 dengan nilai sebesar Rp 188,461 juta.

Pak Suahelli mengakui hal itu, tetapi di dalam pembukuan Jusuf Kalla ternyata saham itu dianggap sebagai sumbangan, tetapi di Sarana Sulsel Ventura itu dianggap sebagai saham. Jadi ini soal perbedaan pencatatan, jelas Erry.

Mengenai kedatangan kuasa Hamzah Haz, Erry mengatakan bahwa kedatangan utusan Hamzah Haz ini baru dalam taraf meminta petunjuk kepada KPK bagaimana cara mengisi laporan kekayaan. Pak Dwi belum melaporkan kekayaan Pak Hamzah dan belum membawa dokumen-dokumen kepemilikan aset, kata Erry.(VIN)

Sumber: Kompas 1 Juli 2004