Gus Dur Tekankan KPK Tak Perlu Takut Konflik dengan Polisi

Upaya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri menjelaskan ihwal penahanan Bibit Samad Riyanto dan Chandra Marta Hamzah belum meredam dukungan kepada dua pimpinan KPK (non aktif) itu. Kemarin lembaga antikorupsi yang tengah diguncang masalah itu mendapatkan sokongan semangat dari mantan Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

Gus Dur tiba di gedung KPK sekitar pukul 10.00. Dengan duduk di kursi roda, Gus Dur didorong ke dalam gedung oleh beberapa ajudannya. Pertemuan Gus Dur dengan pimpinan KPK di lantai 3 berlangsung sekitar 45 menit. Mereka yang menemui mantan presiden itu adalah Plt Wakil Ketua KPK Mas Achmad Santosa, Waluyo, dan Haryono Umar. Di jajaran struktural, ada Sekjen KPK Bambang Sapto Pratomo Sunu dan Deputi Penindakan Ade Rahardja. Mereka yang turut mendampingi Gus Dur adalah Adhie M. Masardi dan Yuddie Chrisnandi.

Gus Dur menekankan agar KPK tak perlu takut berkonflik dengan polisi. ''Kenapa takut, polisi juga manusia,'' ucapnya.

Khusus terkait persoalan itu, Gus Dur juga menyatakan heran dengan langkah polisi menahan dua pimpinan KPK itu: Bibit dan Chandra. ''Terus terang saja, saya ini bingung dengan polisi, tuduhan mereka awalnya menerima sogokan, tapi berubah penyalahgunaan kewenangan,'' ucapnya.

Terkait kasus itu, Gus Dur bersedia menjaminkan diri untuk penangguhan penahanan keduanya. ''Sudah ada ratusan tokoh nasional, saya bersedia menambahkan diri sebagai jaminan,'' tambahnya.

Mantan orang nomor satu di Indonesia itu juga mendesak Presiden SBY membentuk tim penyelidik independen untuk menangani kasus tersebut. ''Saya kira melihat ini perlu dibentuk tim penyelidik khusus yang melibatkan tokoh nasional. Secara pribadi, sebagai guru bangsa, saya bersedia,'' katanya. ''Kalau ada perintah, saya ini bersedia saja,'' tegasnya.

Dalam pertemuan itu, Gus Dur menekankan kepada pimpinan KPK untuk lebih berani bersikap. ''Saya meminta KPK memperjuangkan kedaulatan hukum dengan menjaga tiga prinsip, keberanian, kejujuran, dan keterbukaan,'' jelasnya.

Gus Dur juga mengingatkan agar KPK secara kelembagaan tidak hanyut dalam urusan penahanan Bibit dan Chandra saja. KPK harus tetap fokus kepada pemberantasan korupsi. Terutama penanganan kasus Bank Century yang dianggap salah satu skandal terbesar pascareformasi. ''Jangan semua energi dan waktu dihabiskan untuk bolak-balik ke Bareskrim saja. Harus tetap konsentrasi pada pekerjaan utama,'' tambahnya.

Gus Dur juga menyinggung pandangan para bangsawan di negara ini yang selalu menekankan orientasi pembangunan nasional dengan melihat ke atas. ''Padahal, yang harus ditekankan ialah pembangunan rakyat. Dengan prinsip ini, langkah KPK memperjuangkan demokrasi benar-benar terlaksana,'' katanya.

Sebagai bentuk dukungan dan perhatian lain terhadap kelangsungan KPK secara kelembagaan, Gus Dur juga mengungkapkan bahwa pihaknya akan pula memasukkan agenda pembahasan soal KPK dalam Muktamar III PKB mendatang. ''Nanti kami rumuskan secara politik rekomendasi dari partai,'' ujarnya.

Di bagian lain, Plt Wakil Ketua KPK Waluyo mengungkapkan bahwa Selasa depan (3/11) KPK akan menyerahkan semua bukti rekaman yang menjadi bukti rekayasa Chandra dan Bibit ke Mahkamah Konstitusi (MK). ''Semua bukti akan kami serahkan ke MK,'' ucapnya.

Namun, dia tak mau menjawab pertanyaan soal langkah KPK ke depan. Termasuk dalam memanfaatkan kewenangan besar yang diatur oleh undang-undang. (git/dyn/kum)

Sumber: Jawa Pos, 1 November 2009

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan