Gayus Diduga Ingin Selamatkan Aset

Presiden meminta pengusutan tuntas.

Staf Khusus Presiden Bidang Hukum, Denny Indrayana, mengatakan kepergian Gayus ke luar negeri kemungkinan besar bertujuan menyelamatkan asetnya. "Saya menduga itu terkait aset yang dia punya," ujar Denny seusai rapat kabinet terbatas di kantor Presiden kemarin.

Menurut Denny, motif itu merupakan yang paling logis. "Hukum itu logis, rasional," ujar Denny, yang juga Sekretaris Satuan Tugas Pemberantasan Mafia Hukum.

Saat masih ditahan polisi, Gayus--dengan paspor atas nama Sony Laksono--pernah pergi ke Makau, Cina, pada 24 September, dan ke Kuala Lumpur pada 30 September 2010. Dua bulan kemudian, Gayus juga tepergok menonton tenis di Nusa Dua, Bali.

Juru bicara Markas Besar Polri, Inspektur Jenderal Anton Bachrul Alam, mengatakan polisi belum mengetahui alasan Gayus. "Kami masih mendalami motifnya," katanya.

Gayus tidak membenarkan ataupun membantah kepergiannya ke luar negeri. "Ini ada setting pihak-pihak tertentu," kata Gayus di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan kemarin. "Mereka tahu pleidoi saya sangat keras."

Bila benar kepergian Gayus ke luar negeri untuk mengamankan asetnya, penegak hukum Indonesia akan kesulitan mengusutnya. Menurut Denny, harus ada kerja sama transnasional dengan negara-negara yang dikunjungi Gayus, seperti Singapura, Republik Rakyat Cina (Makau), dan Malaysia. "PPATK (Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan) saya dengar sudah meminta keterangan ke Singapura," ucap Denny.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta agar kasus dugaan pelesiran Gayus diusut hingga tuntas. "Kalau ada yang bertindak di luar aturan, ya, ditindak," kata Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto, menirukan amanat Presiden sebelum rapat kabinet kemarin. BUNGA MANGGIASIH | CORNILA DESYANA | RIRIN AGUSTIA

Sudah Palsu, Janggal Pula

Gayus H. Tambunan wara-wiri ke luar negeri dengan modal paspor atas nama Sony Laksono. Kemarin Staf Khusus Presiden Bidang Hukum, Denny Indrayana, mengunggah foto paspor itu di akun Twitternya. Ada sederet kejanggalan mengapa Gayus bisa punya paspor baru dari Kantor Imigrasi Jakarta Timur.

Aneka Kejanggalan:

   1. NOMOR PASPOR
      Nomor paspor atas nama Sony Laksono mencatut nomor paspor seorang anak bernama Margaretha yang tak jadi diambil. Untuk paspor yang batal diambil, nomornya harus dimusnahkan dan tak bisa dipakai lagi.
   2. DUA PASPOR
      Paspor atas nama Sony Laksono terbit pada 5 Januari 2010, ketika Gayus masih memiliki paspor atas nama Gayus Halomoan Partahanan, yang terbit pada 28 November 2008. Mestinya, saat sidik jari Gayus alias Sony Laksono direkam, komputer di kantor Imigrasi menolak.
   3. FOTO BIOMETRIK
      Dalam foto, Gayus memakai kacamata tebal yang bisa memantulkan cahaya dan menyamarkan bentuk mata, serta memakai rangka kacamata yang menutupi bagian mata. Gangguan seperti itu tak diperbolehkan dalam foto biometrik.
   4. HARAM PAKAI WIG
      Dalam foto, Gayus memakai wig. Padahal penutup kepala apa pun tak diperkenankan, kecuali dengan alasan keagamaan. Penutup kepala pun tak boleh menutupi bagian wajah, seperti pipi, dagu, dan dahi.

BIKIN PASPOR ALA CALO

Tak perlu sekaya Gayus untuk bikin paspor supercepat. Tempo menemukan ada calo yang memasang tarif Rp 2 juta untuk paspor sehari jadi, dan Rp 1 juta untuk paspor yang jadi keesokan harinya. Harga ini jauh dari tarif resmi, yakni Rp 255 ribu (paspor 48 halaman) dan Rp 105 ribu (paspor 24 halaman)

Teks: Anton Septian | Evan
 
Sumber: Koran Tempo, 6 Januari 2011

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan