Gaji Anggota DPR Dinaikkan?

Bencana alam kembali menghantam bumi Sumatra dan menewaskan ratusan orang. Sebagian besar rakyat merintih menahan beban kehidupan akibat naiknya harga BBM. Namun, di tengah kondisi yang demikian, kita dikejutkan berita dari Senayan: Anggota DPR menuntut kenaikan gaji sebesar Rp15 juta.

Sebagai mantan anggota DPR, saya menilai boleh jadi tuntutan itu menjadi hal yang manusiawi. Namun, di tengah situasi keuangan negara yang 'Senin-Kamis', tampaknya publik lebih banyak yang menilai tuntutan itu belum tepat waktu. Atau dengan kata lain, tuntutan itu dianggap tak memiliki sense of crisis. Dalam hubungan ini, melihat kondisi keuangan pemerintah yang memprihatinkan, relevankah gaji anggota DPR dinaikkan? Lalu, jika gaji dinaikkan, bagaimanakah tanggapan dan respons masyarakat yang kini harus menghadapi kenaikan harga-harga sembako dan kebutuhan hidup lainnya?

Kiranya langkah yang paling pas untuk menilai tuntutan anggota DPR itu adalah tetap dengan mengedepankan rasio dan tak apriori. Namun demikian, yang menjadi persoalan apakah tuntutan itu tepat waktu di saat sebagian besar rakyat terhimpit kesulitan hidup?
***

Sejatinya menjadi wakil rakyat adalah panggilan hati nurani. Artinya, menjadi wakil rakyat lebih merupakan keterpanggilan jiwa untuk dapat mengabdikan diri pada pemihakan kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara. Sejalan dengan panggilan ini, tepat sekali parafrase Abraham Lincoln, mantan Presiden USA yang menegaskan: 'Jangan engkau tanyakan apa yang negara berikan kepadamu, tetapi tanyakanlah apa yang telah engkau berikan kepada negaramu.' Mengacu pada ucapan Lincoln tersebut, sesungguhnya menjadi anggota DPR tentulah merupakan pekerjaan yang mulia.

Menjadi anggota DPR (dan juga anggota parlemen di mana juga) sesungguhnya merupakan langkah yang tepat untuk menjadi seorang negarawan (statement). Dalam kedudukannya sebagai negarawan, tentu hanya kepentingan bangsa dan negaralah yang diutamakan, jauh di atas kepentingan partai politik, golongan, apalagi kepentingan pribadi. Sebagai mantan anggota DPR, penulis juga menyadari bahwa wakil rakyat juga adalah manusia biasa. Mereka juga memiliki keinginan dan kebutuhan sebagaimana layaknya karyawan atau kalangan profesional lainnya. Tetapi di tengah deru keterpurukan bangsa dan penderitaan rakyat yang belum sembuh akibat krisis multidimensi berkepanjangan ini, layakkah anggota DPR sekarang mengajukan kenaikan gaji hingga Rp15 juta rupiah? Terkait dengan penghasilan, ungkapan Melayu menyebutkan: 'Sedikit cukup banyak habis.' Artinya, penghasilan dan pengeluaran akan

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan