Film ‘Trash’, Bukti Siapapun Bisa Lawan Korupsi

Gerakan antikorupsi, bukan hanya dilakukan oleh segenap perkumpulan masyarakat atau hanya dapat dilakukan oleh insitusi aparat penegak hukum. Melawan korupsi juga dapat dilakukan oleh anak-anak belasan tahun yang menjunjung nilai kebenaran dan keadilan dalam melawan korupsi, hal ini dapat tergambar dalam cerita film Trash.

Trash merupakan film asal Brazil yang disutradarai oleh Stephen Daldy, yang diangkat dari buku novel tulisan Andy Mulliga dan dibintangi oleh aktris muda berbakat di hollywood Ropney Mara. Film ini berawal ketika Raphael (Rickson Tevez) yang menemukan sebuah dompet di pusat pembuangan sampah berisi benda berharga yang bisa menjadi bukti untuk menjatuhkan seorang politikus berpengaruh di kotanya. Raphael dibantu temannya Gardo (Eduardo Luis) dan Rato (Gabriel Weinstein) untuk mengungkap konspirasi licik politikus bernama Antonio Santos (Stepan Nercessian) yang juga menjadi calon walikota.

Mereka dikejar oleh polisi korup bernama Frederico (Selton Mello) yang dibayar oleh Santos untuk menemukan bukti tersebut. Dari petualangan menghadapi kematian, Rapahel, Gardo dan Rat berusaha berlari dari petugas yang mengejar mereka. Pada akhirnya mereka mengungkapkan korupsi yang dilakukan Santos dan beberapa bawahannya, termasuk Frederico.

Trash merupakan film ber genre adventure, comedy, dan crime.  "Di film ini sangat terlihat bagaimana anak - anak itu memegang nilai keadilan dan kebenaran hingga berani mempertaruhkan nyawanya untuk mempertahankan prinsip mereka," kata Staf  Divisi Monitoring Layanan Publik Indonesia Corruption Watch (ICW) Siti juliantari.

Trash merupakan salah satu referensi film gerakan antikorupsi yang ditampilkan dalam kegiatan internal ICW melalui bedah film, Jum'at (10/4) lalu. Tari membenarkan bahwa film tersebut merupakan gambaran yang kurang lebih sama dengan kondisi korupsi di Indonesia. Dimana di negara mereka (Brazil) pelaku korupsinya bukan hanya politikus tetapi juga aparat penegak hukum (polisi).

"film ini memperlihatkan bahwa korupsi itu bukan hanya dilakukan oleh pejabat, bahkan polisi yang seharusnya melakukan penegakan hukum malah ikut bersekutu dengan pejabat untuk melakukan korupsi". jelasnya.

Oleh karena itu, pemberantasan korupsi dapat dilakukan oleh siapa pun tanpa melihat latar belakang kita. Misalnya, seorang ibu rumah tangga atau anak-anak yang sadar bahwa korupsi adalah perbuatan tercela dan musuh bersama. Penolakan kepada korupsi dapat dilakukan dari hal-hal kecil seperti tidak melakukan suap kepada siapapun dan dimanapun serta berperilaku jujur.

"Misalnya kita tidak memberikan suap saat kita ditilang oleh polisi dijalan. Itu hal mudah melawan korupsi dari hal kecil," tegas tari.

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan