Fakta Baru Menguji Tekad Polisi

Di tengah desakan untuk menuntaskan kasus suap yang menimpa mantan pegawai Direktorat Jenderal Pajak, Gayus Tambunan, setelah tertangkap kamera foto wartawan saat menonton pertandingan tenis, muncul fakta baru, lelaki mirip Gayus tertangkap kamera video wartawan Kompas sejak hari pertama (Kamis 4/11).

Jika benar orang mirip Gayus itu adalah terdakwa kasus mafia hukum, hal itu menimbulkan ujian baru dan berat bagi polisi yang meyakini Gayus meninggalkan Rumah Tahanan Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, pada hari Jumat.

Fakta baru mengenai keberadaan orang mirip Gayus di Pulau Bali pada tanggal 4 November 2010 itu didapatkan tim multimedia Kompas secara tidak sengaja pada Jumat (13/11). Dalam proses produksi video on demand untuk rubrik sosialita petenis Ana Ivanovic, terpantau seorang laki-laki yang lekuk tubuhnya serupa obyek foto mirip Gayus yang sudah dipublikasikan media.

Pria mirip terdakwa kasus mafia pajak Gayus Tambunan itu terekam kamera video wartawan Kompas pada saat petenis Jepang, Kimiko Date Krumm, menumbangkan petenis China, Li Na, dalam pertandingan Commonwealth Bank Tournament of Champions 2010 pada hari pertama, Kamis. Dalam rekaman tersebut, pria itu mengenakan jaket berwarna hitam dan kacamata dan duduk di sisi tribune di belakang wasit.

Tidak seperti pada foto yang sudah dipublikasikan sebelumnya, orang yang mirip Gayus terlihat duduk sendiri di pagar pemisah tanpa orang lain di sisi kiri dan kanannya pada saat gambar tersebut terekam pada pukul 22.28.28 WITA sesuai data kamera atau menit terakhir pertandingan. Kemudian, saat pertandingan itu berakhir pada pukul 22.33 WITA (data kamera 22.31.23), saat penonton berdiri sibuk mengambil gambar dan memberikan tepuk kemenangan kepada Date Krumn, orang mirip Gayus itu sudah tidak terlihat, begitu pula beberapa orang yang sebelumnya duduk di belakangnya.

Sementara dari laporan Kompas.com (Sabtu, 13/11/2010 pukul 17.44), Mabes Polri bersikukuh menyatakan, Gayus Tambunan keluar dari Rumah Tahanan Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, pada hari Jumat. Pihak Polri mengaku baru mendengar ada video mengenai orang mirip Gayus yang menonton pertandingan Commonwealth Bank Tournament of Champions 2010 sejak hari pertama atau Kamis.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) I Ketut Untung Yoga Ana, saat dihubungi Kompas.com, mengatakan, pihaknya tetap berpegang pada laporan dari penyidik yang mendapatkan keterangan dari sembilan polisi yang diperiksa, termasuk Kepala Rutan Komisaris IS, bahwa Gayus keluar pada hari Jumat.

Namun, Yoga menambahkan, keterangan ini bisa berubah. ”Bisa saja nanti berubah di kemudian hari atau akan berubah semuanya saat di pengadilan. Yang jelas penyidik tidak berbohong karena penyidik mendapatkan keterangan dari para tersangka. Kalau ternyata salah, yang memberi keterangan berarti berbohong,” ujarnya.

Hari Sabtu kemarin ketika dihungi Kompas.com, Yoga mengatakan, pihaknya akan memberi penjelasan setelah penyidikan selesai.

Selain dari pihak kepolisian, Satuan Tugas Pemberantasan Mafia Hukum juga berupaya mendapatkan hasil rekaman kamera closed circuit television (CCTV) yang berada di Hotel Westin, Nusa Dua, Bali, untuk melacak keberadaan Gayus Tambunan yang keluar dari Rumah Tahanan Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, pekan lalu.

Direktur Pemasaran dan Komunikasi Hotel Westin Rainata Tjoa, ketika dikonfirmasi, Sabtu, membenarkan kehadiran Satgas tersebut. ”Sudah Mas,” ujarnya singkat.

Wakil Ketua DPR Pramono Anung menilai penyelidikan kasus melenggangnya Gayus dari Rutan Brimob adalah ujian bagi Kepala Kepolisian Negara RI Jenderal (Pol) Timur Pradopo. ”Peristiwa itu sendiri sangat memprihatinkan,” katanya.

Jangan intimidasi
Politisi dari PDI-P itu menambahkan, polisi seharusnya berterima kasih kepada media massa yang telah membantu polisi mengungkap terjadinya penyimpangan dalam Rutan Brimob yang membuat Gayus bisa keluar setelah menyuap Kepala Rutan.

Karena itu, kata Pramono, polisi jangan sekali-sekali mengembangkan langkah yang justru mengarah pada intimidasi pers.

Hal serupa disampaikan anggota Komisi III DPR, Trimedya Panjaitan. ”Memanggil wartawan tidaklah penting. Itu terakhir- akhir saja setelah polisi gagal mencari alat membuktian lain,” katanya.

Ketua Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Benny K Harman di Jakarta, kemarin, mengatakan, Gayus tidak sendiri dalam menyiapkan rencana keluar dari rutan. Ia meminta Kapolri segera mengambil langkah hukum terkait dengan kasus keluarnya Gayus dari Rutan Brimob.

”Tidak cukup hanya dengan memeriksa sembilan polisi penjaga Rutan Brimob, tetapi juga pihak-pihak luar yang mungkin terlibat,” kata Benny.

Ia berpendapat, penyelidikan seharusnya tidak hanya berhenti pada benar-tidaknya foto atau kepergian Gayus ke Bali. Namun, lebih dari itu, polisi harus menyelidiki apa saja yang dilakukan Gayus di Bali serta pihak-pihak luar yang terkait dengan keluarnya Gayus dari tahanan.

Pihak-pihak luar yang dimaksud Benny adalah mereka yang berkepentingan dalam perkara penggelapan pajak yang melibatkan Gayus. ”Keluarnya Gayus dari tahanan itu tidak bisa dipisahkan dari perkara pajak yang saat ini membelit dia. Semua tahu bahwa kasus Gayus terkait dengan salah satu grup usaha,” kata Benny.

Wakil Ketua Komisi III dari Fraksi Partai Amanat Nasional Tjatur Sapto Edy berpendapat, Kapolri merupakan pihak yang paling bertanggung jawab dalam kasus ini. (NTA/gal/SUT/ BOY/OTW/BDM)
Sumber: Kompas, 14 November 2010

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan