Efek BG jadi Wakapolri

Kepercayaan publik kepada korps Bhayangkara kian rendah akibat pelantikan Komjen Budi Gunawan (BG) sebagai Wakil Polri (Wakapolri). Stabilitas sosial-ekonomi dan politik akan terganggu dan terancam akibat lembaga penegak hukum dipimpin oleh sosok yang tidak ‘bersih’.

"Kredibilitas Polri dimata masyarakat akan menurun," ujar Koordinator Divisi Hukum dan Monotoring Peradilan Indonesia Corruption Watch (ICW) Emerson Yuntho, Kamis (23/4/2015).

Menurutnya, masyarakat tidak akan mudah melupakan bagaimana runtutan perjalanan kasus BG semenjak ditetapkan sebagai tersangka dalam dugaan korupsi. Selain itu, BG juga dipersepsikan bagian dari kriminalisasi terhadap pimpinan KPK, penyidik, dan penggiat antikorupsi.

"Ini berujung di BG, kisahnya berentetan mulai dari penetapan tersangka, kasus putusan hakim Sarpin di praperadilan, dan kriminalisasi. Akibatnya membuat orang tidak percaya," tegasnya.

Menurunnya citra Kepolisian di mata publik juga diamini oleh Sosiolog, Tamrin Amal Tomagola. Menurut dia, kepercayaan publik kepada Polri akan semakin terpuruk. "Polri tidak akan mampu tampil sebagai lembaga yang dapat dipercaya oleh rakyat sebagai 'pelindung' dan berintegritas," tegasnya.

Bukan hanya kepercayaan yang terpuruk, efek BG akan menodai program NawaCita yang dicanangkan oleh Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK) dalam agenda pemberantasan korupsi. Pasalnya, bagaimana NawaCita bisa diwujudkan jika Polri sendiri sudah terpuruk kepercayaanya di masyarakat.

"Bahkan lembaga hukum seperti KPK malah dilemahkan secara sistematik. Dengan manuver-manuver kriminalisasi kepada pimpinan KPK dan penyidik KPK,"jelasnya.

Dampak dari terpilihnya pejabat yang diragukan integritasnya menjadi pimpinan di Kepolisian tidak hanya akan melemahkan agenda hukum, akan tetapi juga menurunkan citra pemerintahan Jokowi-JK. Secara psikologis, masyarakat akan menganggap bahwa Jokowi-Kalla tidak memiliki kemauan dan kemampuan untuk mewujukan janji-janji kampanye mereka. "Katanya janji pemerintahan ini mau menghadirkan negara di kehidupan rakyat, tetapi bagaimana bisa hadir kalau tombak negara (Polri) begitu terpuruk," tegas Tamrin.

 

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan