Ditugasi Khusus Berantas Korupsi dan Narkoba; Kapolri Lantik 13 Kapolda Baru
Tiga belas Kapolda baru yang dilantik kemarin ditugasi secara khusus untuk memberantas korupsi. Tindakan tersebut harus dimasukkan dalam prioritas program kerja. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah membersihkan lingkungan internal mereka.
Malu, kita terus menjadi negara terkorup, kata Kapolri Jenderal Pol Sutanto ketika memimpin serah terima jabatan (sertijab) 13 Kapolda baru di Ruang Rapat Utama (Rupatama) Mabes Polri kemarin.
Sebagaimana sering dilansir, tingkat korupsi Indonesia memang memprihatinkan. Survei oleh Transparency International Oktober lalu, misalnya, menempatkan Indonesia pada peringkat ke-6 negara paling korup di antara 158 negara yang disurvei. Posisi itu sejajar dengan Azerbaijan, Cameron, Etiopia, Iraq, Liberia, dan Uzbekistan.
Saya minta cegah, awasi dengan ketat, jangan sampai terjadi penyimpangan dalam internal kepolisian. Tunjukkan bahwa polisi mampu membersihkan segala pelanggar hukum yang ada di negara kita, lanjutnya.
Kini polisi menangani banyak kasus korupsi. Dalam rapat kerja dengan Panitia Ad Hoc DPD September lalu, dilaporkan ada 185 kasus korupsi yang ditangani polisi selama 2005. Kasus itu tersebar di 31 polda. Di antara jumlah itu, baru delapan kasus yang dinyatakan lengkap oleh kejaksaan.
Kapolri mengilustrasikan, jika korupsi bisa diberantas, dampak ikutannya adalah pembangunan dan kesejahteraan masyarakat meningkat. Gaji pegawai juga akan meningkat, termasuk gaji anggota polisi. Memberantas korupsi menyelamatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) kita, imbuhnya.
Selain korupsi, ada beberapa kejahatan lain yang segera ditangani. Contohnya, kejahatan di lingkungan imigrasi, perpajakan, bea dan cukai, serta kejahatan terhadap kekayaan negara di Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Yang perlu mendapatkan penanganan segera adalah problem penimbunan dan penyelundupan BBM, illegal logging, illegal mining, narkoba, dan kejahatan di dunia perbankan. Saya minta penanganan kasus-kasus tersebut dapat Saudara tegakkan dengan baik. Mulailah dari kita, lanjutnya.
Setelah mendapat perintah tersebut, para Kapolda berjanji akan melaksanakannya. Tentu saya siap mengemban tugas tersebut. Saya juga akan mencermati spesifikasi peristiwa yang sering terjadi di Sulsel, yakni perkelahian antarkampung dan curanmor, ujar Kapolda Sulsel Aryanto Boedihardjo usai sertijab.
Namun, Kapolda Jatim Irjen Pol Herman Suryadi Sumawiredja belum bisa memastikan prioritas program kerjanya. Nanti, nanti dululah, katanya. Begitu juga Kapolda Sumsel Brigjen Pol Iman Haryatna. (naz)
Sumber: Jawa Pos, 20 Desember 2005