Dipanggil, Sjamsul Alasan Sakit; Penyelidikan Kasus BLBI
Konglomerat Grup Gadjah Tunggal Sjamsul Nursalim dijadwalkan menjalani pemeriksaan di Gedung Bundar, Kejaksaan Agung (Kejagung), hari ini (17/1). Pemilik Bank Dagang Negara Indonesia (BDNI) itu diperiksa terkait dengan penyelidikan kasus penyelesaian kewajiban BLBI (Bantuan Likuiditas Bank Indonesia).
Jaksa Agung Muda Pidana Khusus (JAM Pidsus) Kemas Yahya Rahman mengatakan, kejaksaan telah melayangkan surat panggilan kepada Sjamsul. Kami berharap, besok (hari ini) dia datang, kata Kemas di Gedung Kejagung, kemarin (16/1).
Menurut Kemas, tim penyelidik tidak mengetahui posisi Sjamsul, apakah masih berada di dalam negeri atau di luar negeri. Surat yang dikirim kejaksaan ke rumah Sjamsul di kawasan Simprug, Permata Hijau, tak kunjung direspons. Baik Sjamsul, keluarga, maupun tim pengacara juga belum menyurati kejaksaan. Saya belum diberi tahu kepastian datangnya, jelas Kemas.
Sjamsul dimintai keterangan berkaitan dengan penyelidikan kasus kredit BLBI. Bos Gadjah Tunggal Group itu mendapat kucuran Rp 28 triliun.
Sesuai kesepakatan, Sjamsul diharuskan untuk menyerahkan aset dan dianggap lunas. Namun, setelah dihitung dan hendak dijual, aset tersebut hanya laku Rp 2,3 triliun. Aset tersebut adalah Dipasena, GT Petrochem, dan GT Tire. Saat ini, kejaksaan menyelidiki besarnya selisih uang yang dikucurkan dan nilai aset, untuk mencari kerugian negara.
Di tempat terpisah, pengacara Sjamsul, Maqdir Ismail, memastikan bahwa kliennya tidak dapat mendatangi kejaksaan hari ini. Beliau (Sjamsul) masih sakit di Singapura, kata Maqdir saat dihubungi koran ini kemarin. Sjamsul tidak dirawat di RS Mount Elizabeth, tetapi di rumahnya sebuah perumahan elite di Negeri Singa. Maqdir tidak menyebutkan sakit yang diidap Sjamsul. Yang jelas, sakit tersebut sembuh sejak dia berobat ke luar negeri pada 30 Mei 2001.
Sjamsul awalnya berobat ke Tokyo saat berstatus tahanan kejaksaan dalam kasus BLBI. Dia hanya menginap semalam di Rutan Kejagung sebelum menjalani perawatan di RS Medistra. Setelah mengantongi izin JAM Intelijen, Sjamsul terbang ke Tokyo. Di Negeri Sakura, dia menginap di Hotel Imperial. Dia check-out pada 8 Juni 2001. Selanjutnya, Sjamsul opname di RS Kokura Memorial Hospital di Kota Fukuoka, wilayah Jepang selatan. Dari Fukuoka, Sjamsul lantas terbang ke Singapura. Selain berobat, dia diduga mengendalikan bisnisnya di Indonesia dari Singapura.(agm/tof)
Sumber: Jawa Pos, 17 Januari 2008