Dilaporkan ke KPK, Belum Ditindaklanjuti; Dugaan Korupsi Rekonstruksi Aceh
Badan Rekonstruksi dan Rehabilitasi (BRR) Aceh-Nias telah melaporkan empat kasus dugaan korupsi di proyek rekonstruksi dan rehabilitasi Aceh-Nias pascatsunami. Namun, hingga kini, laporan tersebut belum ditindaklanjuti dengan penyelidikan maupun penyidikan.
Ketua BRR Kuntoro Mangkusubtoto mengatakan, empat kasus dugaan korupsi tersebut merupakan bagian dari 32 dugaan korupsi yang dilaporkan masyarakat. Di antara jumlah itu, hanya empat yang memiliki dasar untuk diteruskan ke pihak berwenang. Tetapi sampai sekarang, belum ada yang terbukti sebagai tindak pidana korupsi, kata Kuntoro usai melaporkan kinerja tahunan BRR kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di kantor presiden.
Dalam rapat evaluasi yang berlangsung sekitar dua jam tersebut, presiden menghadirkan mantan Menko Kesra Alwi Shihab yang saat ini menjabat utusan khusus presiden untuk urusan Timur Tengah, serta mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Endriartono Sutarto.
Sebelumnya, kepada Wakil Presiden Jusuf Kalla, Wakil Utusan Khusus PBB untuk Pemulihan Wilayah Tsunami Eric Schwartz meminta pemerintah Indonesia agar mewaspadai indikasi korupsi dalam sejumlah proyek rekonstruksi dan rehabilitasi pascatsunami di Aceh dan Nias. Peringatan serupa disampaikan Utusan Khusus PBB Bill Clinton, PM Inggris Tony Blair, dan Presiden Bank Dunia Paul Wolfowitz.
Kuntoro mengatakan, korupsi dalam proyek-proyek rekonstruksi dan rehabilitasi menjadi perhatian utama BRR dan lembaga donor yang mendanai pembangunan kembali Aceh. Untuk itu, BRR telah membentuk 60 satuan antikorupsi yang khusus bertugas mencegah praktik korupsi.
Satuan tersebut beranggotakan sejumlah anggota Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan tenaga ahli dari sejumlah lembaga lain. Selain itu, seluruh proyek diawasi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang secara khusus telah mendirikan kantor wilayah di Banda Aceh.
BRR juga khawatir dengan itu (korupsi, Red). Apalagi, saat ini ada lebih dari 900 proyek yang sedang berjalan dengan nilai triliunan rupiah, katanya.
Kuntoro juga melaporkan perkembangan rekonstruksi dan rehabilitasi Aceh selama setahun pertama BRR. Dari total janji bantuan sejumlah lembaga donor dan negara-negara sahabat senilai USD 7,1 miliar, realisasi bantuan baru mencapai USD 4,6 miliar. Sebagian besar dana yang telah direalisasi dipergunakan untuk pembangunan infrastruktur dan pembangunan perumahan. Saat ini, sudah ada sekitar 41 ribu unit yang didirikan BRR dan lembaga-lembaga donor, ujar mantan Mentamben di era Orde Baru itu. (noe)
Sumber: Jawa Pos, 12 Mei 2006