Debitor ke Istana Inisiatif Kepala Polisi
Kepala Kepolisian RI Jenderal Sutanto membenarkan kedatangan para debitor dana Bantuan Likuiditas Bank Indonesia ke Istana Presiden beberapa waktu lalu merupakan inisiatif dan izinnya. Itu kewajiban saya untuk menangani semuanya. Kita memfasilitasi, ujar Sutanto seusai pelantikan Panglima TNI Marsekal Djoko Suyanto di Istana Negara kemarin.
Sutanto mengatakan, sebagai aparat harus bekerja dengan baik untuk kepentingan bangsa dan negara dan tidak perlu menunggu perintah. Masak menunggu-nunggu. Kalau menunggu perintah, gimana kita mau bekerja nanti, ujarnya.
Menurut dia, upaya itu dilakukan karena ingin menyelesaikan masalah tersebut setelah tertunda beberapa tahun. Kepolisian, kata Sutanto, juga ingin mengembalikan aset-aset negara yang sempat dibawa kabur oleh para debitor itu. Semua ingin melaksanakan itikad baiknya tadi, masak kami tolak, katanya.
Sutanto juga mengatakan, Mohon ini bisa diluruskan, jangan sampai timbul dugaan macam-macam. Itu itikad baik dari mereka untuk menyelesaikan masalah.
Sementara itu, dalam rapat dengan DPR kemarin, Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi mengatakan, Presiden tidak pernah mengundang para debitor BLBI ke Istana Presiden. Presiden, kata Sudi, juga tidak tahu-menahu kedatangan mereka. Sudi membantah dia menerima tiga debitor itu. Nauzubillahi min dzalik. Tidak ada kongkalikong, ujarnya.
Ketika didesak oleh Abdul Gafur dari Partai Golkar dan Suryama dari Partai Keadilan Sejahtera kenapa debitor itu bisa masuk ke ruang istana, Sudi mengelak menjelaskan lebih lanjut. Yang jelas, Presiden tidak pernah mengundang dan ini tidak akan pernah terjadi lagi, ujarnya. Petunjuk presiden dalam kasus BLBI, menurut Sudi, sudah cukup jelas, yakni untuk menyelesaikan proses hukum secara adil dan mengupayakan pengembalian negara.
Menurut dia, sudah akan ada belasan debitor BLBI yang akan mengembalikan uang negara. Nilainya triliunan, ujarnya. Namun, Sudi belum bisa menyebutkan siapa saja debitor tersebut. SUNARIAH | WAHYU DHYATMIKA
Sumber: Koran Tempo, 14 Februari 2006