Debat Habiskan Dana Rp540 Juta [30/06/04]

Acara debat pasangan calon presiden dan wakil presiden yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) menelan dana lebih dari setengah miliar rupiah.

Secara keseluruhan, pelaksanaan dialog pasangan capres dan cawapres berkisar antara US$60.000 sampai US$65.000, kata Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Sosialisasi Pemilu Presiden/Wapres KPU Valina Singka Subekti dalam konferensi pers di Jakarta, kemarin.

Bila menggunakan asumsi kurs US$1 = Rp9.000, maka pembiayaan acara debat di Flores Room Hotel Borobudur, Jakarta, itu menelan biaya sekitar Rp540 juta.

Menurut Valina, biaya itu selain digunakan untuk pelaksanaan dialog selama dua hari, juga digunakan untuk persiapan acara, sewa ruangan, desain ruangan, hingga perlengkapan untuk pelaksanaan siaran langsung stasiun televisi.

Acara dialog antarcapres yang diadakan oleh KPU akan berlangsung mulai hari ini dan besok. Hari ini, pasangan yang akan berdialog adalah pasangan Megawati Soekarnoputri dan Hasyim Muzadi dengan pasangan Amien Rais dan Siswono Yudo Husodo.

Sementara besok, akan dipanelkan pasangan Wiranto dan Salahuddin Wahid, pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla, dengan pasangan Hamzah Haz dan Agum Gumelar.

Dialog selama dua hari tersebut dimoderatori oleh mantan presenter SCTV Ira Koesno, dengan panelis penanya adalah pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Ikrar Nusa Bhakti, pakar hukum pidana UI Harkristuti Harkrisnowo, Dekan FE UI Aditiawan Chandra, dan Rektor Universitas Diponegoro Eko Budihardjo. Para panelis dan moderator hadir dalam konferensi pers itu.

Dana penyelenggaraan dialog tersebut, sambung Valina, adalah bantuan dari negara donor, bukan dari anggaran KPU. Soalnya, dana yang KPU miliki amatlah terbatas, sehingga tidak mencukupi untuk menyelenggarakan acara ini, katanya.

Siara langsung

Menurut rencana, acara tersebut akan disiarkan secara langsung oleh beberapa stasiun televisi, yaitu TVRI, ANTV, SCTV, dan TV7. Selain itu ada beberapa stasiun radio yang menyiarkan acara tersebut secara langsung, yaitu RRI, Elshinta, dan 68H.

Sementara TPI dan Metro TV menyatakan akan menyiarkan acara tunda dialog tersebut. Sedangkan Trans TV menyatakan akan menyiarkan langsung kalau seluruh pasangan calon dipastikan hadir.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Pokja Kampanye KPU Hamid Awaluddin menjelaskan, kelima pasangan capres dan cawapres dipastikan akan menghadiri acara dialog yang diselenggarakan mulai pukul 20.00 WIB.

Alhamdulillah sampai sekarang pukul 15.27 WIB, belum ada perubahan, dalam arti semua pasangan capres dan cawapres hadir besok malam, termasuk Ibu Megawati, kata Hamid

Acara hari ini berlangsung mulai pukul 20.00 WIB sampai pukul 21.30 WIB. Besok, acara mulai pukul 20.00 WIB sampai pukul 22.00 WIB.

Setiap pasangan berkesempatan selama empat menit untuk memaparkan platform, dan isu yang diangkat, serta solusi yang ditawarkan. Dalam acara dialog, panelis akan bertanya kepada pasangan secara bergantian. Dan, seorang pasangan dapat mengomentari jawaban pasangan lain, bila mendapat kesempatan dari moderator.

Hamid mengakui, KPU tidak dapat memberi sanksi bila ada pasangan calon yang secara mendadak batal hadir dalam acara tersebut. Acara ini tidak dapat diberlakukan secara eksesif, atau imperatif. Kalau ada yang tidak hadir, maka tidak ada konsekuensi yang dapat KPU jatuhkan. Yang pasti, kalau ada yang tidak hadir, maka kursi yang sudah disediakan akan dikosongkan, dan tidak dapat diisi oleh orang lain, termasuk tim suksesnya, kata Hamid.

Benarkah para panelis dan moderator netral? Ikrar Nusa Bhakti mengatakan pada awal pembentukan Mega Center, ia memang sempat dimasukkan dalam tim, tetapi kemudian menolak karena dirinya masih berstatus sebagai PNS dan menjabat Kepala Pusat Penelitian LIPI.

Karena itu, saya menolak masuk. Tanya saja kepada Mega Center, apakah saya pernah hadir dan menjadi tim sukses Mega, kata Ikrar.

Ira Koesno yang terpilih sebagai moderator mengatakan akan meninggalkan gaya sebagai presenter serta gaya investigasi ala wartawan. Saya tidak akan bertindak sebagai jurnalis, Anda akan bisa melihat, apakah gaya saya masih sebagai reporter yang berusaha menguliti ala wartawan, katanya.

Demikian pula Adityawarman, menegaskan ia tidak pernah berafiliasi dengan partai ataupun kelompok apa pun. Ia mengaku pernah dihubungi untuk menjadi tim ekonomi dari dua pasangan capres. Tetapi saya menolak, karena saya harus meninggalkan jabatan sebagai dekan.

Sedangkan Harkristuti menegaskan ia bukan bagian dari partai mana pun dan sejak dulu tidak pernah merasa tertarik terhadap parpol. (Hnr/P-1).

Sumber: Media Indonesia, 30 Juni 2004

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan